Tuesday 11 September 2012

Indonesia Punya Timnas, Saya Punya Tim Spanyol Dan Arkhentina

Semenjak kekalahan beruntun yang dialami timnas Indonesia dari semua tingkatan usia didukung oleh sikap  para pengelolannya yang bebal dan berkepala batu.  Ciri khas orang bebal dan berkepala batu, tidak sadar diri terlalu asik minum – minuman yang memabokan,  cenderung menyalahkan orang lain atau orang – orang di sekitarnya sambil teriak – teriak serak yang tak jelas isi omongannya .  Berbagai kegagalan  tidak pernah diakui sebagai usaha mereka,  maka  tidak heran yang dilakukannya adalah merombak pemain. Karena pemain adalah objeknya.

Sulit sekali buat saya menjelaskan situasi yang sebenarnya kepada anak saya yang lagi gandrung  – gandrungnya  dengan sepakbola.  Ia berteriak – teriak dengan penuh semangatnya ketika timnas melakukan perlawanan pada lawannya, namun dengan seketika terpancar wajah murungnya ketika timnas yang jadi kesayangannya luluh lantah diterjang gol – gol dari lawannya. Yang bisa saya lakukan adalah mencoba berdiskusi dengannya tentang strategi diantara kedua tim yang bertanding termasuk kelemahan - kelemahannya pada timnas , ditengah pertandingan masih berjalan sekedar meredam murungnya agar  tidak sampai  berlarut  terus  keluar sampai pertandingan usai. Dan sebetulnya kalau bukan karena anak,  tak sedikitpun berhasrat melihat laga itu.

Beruntungnya saya punya tim yang sampai dengan hari ini masih menunjukkan performa yang masih  ciamik, Spanyol sdan Arkhentina. Saya tawarkan itu pada anak saya yang keukeuh dengan timnas, tim Inggris dan Portugal. Sayangnya  tidak terlalu berhasil,  cuma timnas yang ia tinggalkan dan yang diambil tim Spanyol, arkhentinanya tidak.. Tapi  tidak apa – apalah namanya juga anak – anak,  masih terus dalam pencarian   idolanya.

Jadi kalau Indonesia samapai dengan hari ini punya timnas, saya pun tak mau kalah, punya tim spanyol dan arkhentina.

Adios