Laman

Friday, 21 March 2014

Pembangunan itu Ke Gurun Ikut Ke Kutub Turut

Pembangunan itu Ke Gurun Ikut Ke Kutub Turut


Mungkin tidak sedikit yang mencela produk - produk buatan China, tapi yang mereka tidak tahu China tahu orang sayang uang. Meski di cela, harus diakui China berhasil meraup uang dari orang - orang yang sayang uang.

Tetangganya Korea selatan berlari juga, sukses dengan segmentasi barang aksesoris imitasi yang teristimewa gadget sejuta umatnya, samsxxng merajai disemua lapisan strata sosial, dari model yang termahal sampai harga eceran, suksesnya gadget samsxxng tidak terlepas dari suksesnya mengeksport drama korea dan kpop-nya. Ras kuning identik dengan keuletan, termasuk pendahulunya, Jepang.


Eropa. kumpulan negara yang dibangun hasil menjarah kekayaan alam benua asia, afrika dan amerika pasca perang salib. Dari sana telah mengangkat strata sosial masyarakatnya, strata sosial ini identik dengan selera gaya hidup.

Dengan dukungan dana yang cukup, cukup untuk mengeksplore ilmu pengetahuan, untuk membangun peradaban eropa modern. Ilmu pengetahuan ini bukan ide hasil lamunan, tapi warisan yang mereka sadap peradaban yahudi selama ribuan tahun dipangkuan peradaban para nabi.

Sehingga mereka akan selalu maju dua tiga langkah dari negara - negara dunia ke-3, termasuk China dan Jepang. Selain mampu melahirkan produk baru juga kualitas pun selalu diatas. Produk unggulannya Industri alat berat, instalasi industri, otomotif, dirgantara, artileri dan teristimewa alat komunikasi.


Dari kedua model, gaya eropa ( termasuk amerika serikat didalamnya ) dan Mongolia (China dan Jepang), Indonesia tidak masuk diantara keduanya. Selain itu tidak jelas apa yang mau dicapainya, sedangkan yang selalu didengung - dengungkan pengen jadi negara besar.

Pada sudut lain gerakan dengungan itu, memang berhasil menjadikan Indonesia negara besar, tapi besar penduduknya dan besar kepalanya, bukan besar dananya, selain itu kerjanya tidak ada kecuali memeras, mengucilkan, mengerjai bangsanya sendiri.

Dari situ itu, melahirkan konsep tak tertulis tentang konsep pembangunannya, yang seperti judul lagu ciptaan Titik Puspa " CINTA",ke gurun kau ikut ke kutub kau turut. Dan setiap ocehannya pengambil kebijakannya tidak bisa dipegang, "mudahnya buat janji semudah ingkar janji". sedehananya menjadi pembual kata.

Yang demikian ini bukan begitu saja lahir atau bukan menjadi karakter asli. Ini akibat sistem yang mendukung tumbuhnya pembentukan karakter - karakter demikian. Yang semodel ini juga ada di negeri lain, termasuk di China. Pembedanya China punya data karakter bangsa lain dan data tehnologi.

Kesuksesan China perpaduan antara historis sebagai pedagang, pos outlet yang ada di setiap negara dengan ketajaman MAO Zedong memadukan kedua tersebut dengan potensi dalam negerinya, baik SDA maupun SDM. outlet ini outlet abadi bukan outlet lisensi sebagai kekuatannya. outlet abadi seperti China Town di Amerika.

Lalu Indonesia?

Belum apa - apa bangsa kita ini ge-eran, baru menetap setengah abad di negeri orang sudah ge-er bikin perkumpulan perantauan yang mereka sebut Diaspora Indonesia.

Ada Diaspora Indonesia?

Kagak ada. itu cuma ngaku - ngaku saja. Contoh lain yang mereka ajukan sebagai perantauan Indonesia, salah satunya, itu yang tinggal di Belanda yang kagak bisa pulang karena asal yang melatarbelakanginya karena konflik politik.


Nah!!! Kalau itu sih bukan perantauan, tapi mereka yang minta suaka kemudian dapat suaka.

Kenapa bisa disebut bukan perantauan?


Karena masih kental karakter keindonesiaannya, baik nama, logat dan kerinduannya yang turun pada turunannya disana. Jadi Lebih tepatnya masih bisa disebut warga negara Indonesia yang sedang terkendala untuk pulang ke kampung halamannya.

Begitu yang tinggal menetap di negara lain. sama. Datang kesini ( Indonesia ) kebanyakan juga lebih cenderung menggerecoki negerinya sendiri dibanding menyuplai kekuatan energi positif. Itu ketidaksamaan antara China perantauan dengan warga negara Indonesia yang menetap di negeri orang ( meski berganti status kewarganegaraanya ).


Balik lagi ke masalah dalam negeri tentang pembangunan dan hasil dari itu..


Bersambung..

No comments:

Post a Comment