Laman

Saturday, 6 March 2021

Krisis Kepercayaan Terhadap Vaksinasi di dunia Karena WHO

Krisis Kepercayaan Terhadap Vaksinasi di dunia Karena WHO

Krisis Kepercayaan Terhadap Vaksinasi di dunia Karena WHO











©Mikhail Tereshchenko/TASS











Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengamati krisis kepercayaan terhadap vaksinasi virus korona di seluruh dunia, dan jika vaksinasi ini gagal, akan berdampak bencana pada program imunisasi lainnya, kata Melita Vujnovic, perwakilan WHO Rusia, pada hari Jumat dalam konferensi video yang diadakan sebagai bagian dari Majelis Nasional ke-5 berjudul Generasi Terproteksi.




"Apa yang bisa kita lihat di seluruh dunia sekarang adalah krisis kepercayaan. Ini adalah krisis kepercayaan antara penduduk dan negara," kata Vujnovic. "Kami khawatir karena jika vaksinasi virus corona gagal di seluruh dunia, itu juga akan berdampak buruk pada semua program imunisasi lainnya. Oleh karena itu, kami akan kehilangan intervensi terpenting yang memungkinkan kami memerangi penyakit menular."


Vujnovic menyebutkan empat alasan utama yang berpengaruh pada kredibilitas. Menurutnya yang pertama dan terpenting adalah komunikasi langsung dengan penduduk. Yang kedua adalah sumber informasi yang melaluinya opini-opini dibentuk. Ketiga, lingkungan dan terakhir, teladan otoritas, lembaga pemerintah, dan profesional kesehatan. Menurutnya, orang akan lebih percaya pada vaksinasi begitu mereka melihat dengan mata kepala sendiri bahwa baik dokter maupun politisi menjalani prosedur ini.


Baca juga: Fakta Keterkaitan Tedros Adhanom, Faucy dan Bill Gates mengungkapkan: kesehatan dunia selama bertahun-tahun bergantung pada kepentingan mereka.


Baca juga: Perjalanan Panjang Kriminal Dr. Faucy.


Jika WHO mau jujur, sebetulnya krisis kepercayaan ini didasari dua hal

  1. WHO sudah mencanangkan program vaksinasi sejak tahun 2011 yang bekerjasama dengan BillGates (gates foundation). Ketika itu WHO membuat program vaksinasi dari tahun 2011 sampai dengan 2020.

    Setelah gates foundation melakukan percobaan vaksinasi polio di India, yang menimbulkan kelumpuhan pada anak - anak India. Bill gates menggandeng WHO untuk memuluskan ambisi vaksinnya.


  2. Pernyataan awal WHO yang diprakarsai oleh Anthony Faucy, yang mengatakan pandemi tidak akan berakhir jika vaksin belum ditemukan.

    Pernyataan itu berbarengan dengan produksi vaksin dalam skala besar sedang diproduksi


  3. Pernyataaan bill gates di forum MIT 2014, dimana Lebih dari 40% dari Partai Republik dalam jajak pendapat baru mengatakan mereka berpikir Bill Gates ingin menggunakan vaksin COVID-19 untuk menanamkan microchip pelacak lokasi pada penerima.

    Pada Tahun 2014, Menurut Guardian, chip tersebut ditanamkan di bawah kulit dan melepaskan hormon kontrasepsi levonorgestrel dosis kecil setiap hari, dengan kapasitas yang cukup untuk bertahan 16 tahun, dengan ukuran yang sama dengan ubin Scrabble, ia menampung serangkaian mikro-reservoir yang dilapisi oleh titanium ultra-tipis dan segel platinum.

    Dalam berita Guardian juga menyebutkan Sistim pelacakan ini akan dilaunching tahun 2018 "Remote-controlled contraceptive microchip could launch by 2018"

    "He was a seemingly nice guy in the first half of his life. An average American who made his fortune by selling hardware and software worth of billions, becoming a worldwide icon and a living example of the American Dream.

    But, in the second half of his life, he teamed up with the world’s “elite” in an attempt to reduce the world’s population by billions… and he means business!

    He soon became one of the most infamous depopulation activists, lecturing on genocidal vaccines, conducting vaccination campaigns that crippled and killed countless people in the third world countries, designing GMO mosquitoes that could carry and inject deadly viruses, and he’s constantly finding new methods of achieving his sick plans.

    "I am, of course, talking about Bill Gates, the man who recently pushed the population control agenda one step further: he announced the development of a remote-controlled contraceptive microchip, which can be implanted under the skin and last up to 16 years.

    Alexander Light, HumansAreFree.com"


    "Dia adalah pria yang tampaknya baik di paruh pertama hidupnya. Rata-rata orang Amerika yang menghasilkan kekayaan dengan menjual perangkat keras dan perangkat lunak senilai miliaran, menjadi ikon di seluruh dunia dan contoh hidup American Dream.

    Namun, di paruh kedua hidupnya, dia bekerja sama dengan “elit” dunia dalam upaya untuk mengurangi populasi dunia hingga miliaran… dan dia serius!

    Dia segera menjadi salah satu aktivis depopulasi paling terkenal, mengajar tentang vaksin genosida, melakukan kampanye vaksinasi yang melumpuhkan dan membunuh banyak orang di negara dunia ketiga, merancang nyamuk transgenik yang dapat membawa dan menyuntikkan virus mematikan, dan dia terus-menerus menemukan metode baru untuk mencapainya. rencananya yang sakit.

    "Saya, tentu saja, berbicara tentang Bill Gates, orang yang baru-baru ini mendorong agenda pengendalian populasi selangkah lebih maju: dia mengumumkan pengembangan mikrocip kontrasepsi jarak jauh, yang dapat ditanamkan di bawah kulit dan bertahan hingga 16 tahun. .

    Alexander Light, HumansAreFree.com "


  4. Pada bulan Maret 2015, salah satu pendiri Microsoft Bill Gates memberikan pidato TED di mana dia mengatakan bahwa pemerintah dunia tidak siap untuk pandemi virus.


  5. 11 Januari 2017, Dr. Fauci mengatakan bahwa pemerintahan Trump yang akan datang akan menghadapi pandemi penyakit yang mengejutkan. "Fauci: ‘No doubt’ Trump will face surprise infectious disease outbreak"




Poin - poin itu memberikan benang merah keterkaitan pandemi dengan konspirasi sebagai grand design.


Semakin tajam warna, ketika Henri William Gates III dan Bill Gates membuat pernyataan vaksinasi ketiga, artinya divaksin tiga kali.

Mereka, pelaku - pelaku ide dan pembuat vaksin terus membuat pengaruh besar tentang pentingnya vaksinasi, mereka itu sudah seperti memperlakukan manusia lainnya seperti hewan, sebagai kelinci percobaannya guna memenuhi ambisinya

No comments:

Post a Comment