Laman

Friday, 29 October 2021

Anies Buka Suara soal Praktik Ubah Nama-nama Jalan di DKI

Anies Buka Suara soal Praktik Ubah Nama-nama Jalan di DKI

Anies Buka Suara soal Praktik Ubah Nama-nama Jalan di DKI


Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (CNN Indonesia/Andry Novelino







Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut usulan perubahan nama jalan di suatu daerah membutuhkan kajian, salah satunya mengenai akar sejarah kewilayahan di daerah tersebut.






Hal itu disampaikan Anies dalam sebuah webinar bertema "Perubahan Nama Jalan di Provinsi DKI Jakarta" yang diselenggarakan Komite III DPD RI, di Jakarta, hari Kamis, 28/10/2021.


Anies mengatakan, yang menjadi pertimbangan usulan perubahan nama jalan bukan hanya kelayakan nama yang diusulkan sebagai pengganti, tapi akar sejarah yang direpresentasikan jalan tersebut sebelumnya.


Di DKI Jakarta, Anies mengatakan tengah mempertimbangkan perubahan nama-nama jalan dengan nama tokoh-tokoh Betawi.


"Usulan-usulan nama tokoh Betawi layak dipertimbangkan secara serius dengan berbagai konteks yang harus jadi pertimbangan," kata Anies Baswedan, dikutip dari Antara.


Anies menyebut budaya Betawi merupakan salah satu unsur masyarakat yang memfasilitasi peristiwa penting dalam perjalanan bangsa dan negara Indonesia di Jakarta.




Di tempat yang sama, Sejarawan JJ Rizal turut mengakui setiap nama jalan memiliki kepingan memori untuk sebuah daerah.


"Ini adalah lorong sejarah dari ingatan kolektif masyarakat pada nama tersebut dan diharapkan diwarisi turun-temurun ke generasi sesudahnya," katanya.


JJ Rizal mencontohkan, nama Jalan Warung Buncit di Jakarta Selatan, yang diyakininya berasal dari nama salah satu keturunan Tionghoa bernama Tan Bun Tjit yang memiliki usaha warung di kawasan tersebut, dan dinilai sebagai orang yang dermawan pada masyarakat.


"Ketika ada usulan nama Jalan Warung Buncit Raya akan ganti dengan nama Jenderal Besar AH Nasution, terjadi perdebatan panjang," kata dia.






Pada usulan perubahan nama jalan, kata dia, haruslah dilihat sejarah yang utuh dan komprehensif agar tidak menghilangkan akar sejarah yang ada di kawasan tersebut.


"Kita harus awas, tindakan untuk merubah nama jalan itu penting karena kita kan memberikan memori dan akan menambah memori," katanya.


Rencana pengubahan nama jalan di DKI Jakarta mengundang polemik.


Nama tokoh pendiri negara atau founding father Turki, Mustafa Kemal Ataturk disebut diusulkan untuk menggantikan atau menjadi salah satu nama jalan di DKI Jakarta. Hal itu merupakan buah dari diubahnya nama jalan di depan Kedutaan Besar RI (KBRI) di Ankara menjadi nama proklamator sekaligus Presiden pertama RI Sukarno.


Kedubes Turki di Jakarta mengatakan mulanya Kedutaan Besar RI (KBRI) Ankara mengusulkan untuk mengubah nama jalan di depan kedutaan RI dari Holland Street menjadi Jalan Sukarno. Kemungkinan perubahan nama jalan yang dipilih adalah di wilayah Menteng, Jakarta Pusat. Selain itu Kedutaan Besar Turki di Jakarta diketahui beralamat di Jl. HR. Rasuna Said Kav 1, Kuningan Timur, Jakarta Selatan.













No comments:

Post a Comment