Laman

Wednesday, 16 March 2022

15 Ton Gabah Petani di Banyumas Hanyut Terbawa Banjir, Kerugian Ditaksir Puluhan Juta Rupiah

15 Ton Gabah Petani di Banyumas Hanyut Terbawa Banjir, Kerugian Ditaksir Puluhan Juta Rupiah

15 Ton Gabah Petani di Banyumas Hanyut Terbawa Banjir, Kerugian Ditaksir Puluhan Juta Rupiah


Gabah milik petani yang dijemur di lapangan Desa Gebangsari, Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas, terendam banjir akibat hujan dengan intensitas tinggi, hari Selasa, 15/03/2022. (Suara.com/Anang Firmansyah)






Selain merendam permukiman warga, banjir di wilayah Kabupaten Banyumas juga berdampak besar bagi para petani. Pasalnya puluhan ton gabah yang sudah mulai kering pasca panen terendam banjir di Desa Gebangsari, Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas. Tidak sedikit pula yang hanyut terbawa banjir.







Para petani tersebut diketahui menjemur gabah di lapangan desa setempat. Mereka semua tidak menyangka jika hujan yang mengguyur dari hari Senin siang, 14/03/2022, hingga hari Selasa pagi, 15/03/2022, akan mengakibatkan banjir.


Kepala Desa Gebangsari, Eko Adi Purwanto menjelaskan, jumlah gabah yang tengah dijemur di desa setempat sebanyak 15 Ton.


"Yang sedang dijemur itu kisaran 15 ton. Di lapangan ada sekitar 10 ton, kemudian yang di pelataran-pelataran (rumah warga) ada 5 ton," katanya saat ditemui, hari Selasa, 15/03/2022.


Banjir Banyumas




Eko menyebut, belum bisa memastikan berapa jumlah gabah yang terselamatkan. Karena sebelum banjir, lokasi seukuran lapangan bola ini dipenuhi oleh gabah milik petani yang tengah dijemur pasca panen.


"Ya terendam ya kendang, pada terhanyut itu. Sisa-sisa itu, tadinya penuh lapangan ini. Sisanya kemana, ga tahu itu belum ketemu," terangnya.


Dari jumlah lahan pertanian seluas 200 hektar, Eko mengatakan sepertiga lahan tinggal menunggu dipanen saja. Artinya, sekitar 60 hektar lahan pertanian dipastikan gagal panen.


"Sepertiga lahannya itu belum dipanen. Totalan itu sekitar 50-60 hektar. Karena luas lahan pertanian di desa ini 200 hektar. Cukup banyak kerugian terutama dari olahan padi karena memang belum tuntas. Baik panen maupun pasca panennya," jelasnya.


Berdasarkan penelusuran Suarajawatengah.id, harga gabah kering di Kabupaten Banyumas saat ini Rp 5.000 per kilogram. Artinya jika total ada 15 ton gabah di Desa Gebangsari yang terendam dan hanyut terbawa banjir, para petani setempat sedikitnya mengalami kerugian hingga Rp 75 juta. Belum termasuk yang mengalami gagal panen.


Diberitakan sebelumnya, akibat curah hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi di wilayah Kabupaten Banyumas sejak hari Senin hingga hari Selasa pagi, 14-15/3/2022, sedikitnya delapan desa di Kecamatan Sumpiuh dan Tambak terendam banjir.


Salah satu lokasi terparah ada di Desa Gebangsari, Kecamatan Tambak. Di wilayah tersebut sedikitnya ada 1.700 jiwa yang mengungsi ke kantor balai desa dan kecamatan.



Sungai Sogra Banyumas Dikabarkan Abrasi, Wagub Jateng Terjun Langsung Cek Kondisi



Wakil Gubermur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menindaklanjuti laporan warga mengenai abrasi dinding Sungai Sogra di Desa Karangduren, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas.


Wagub Taj Yasin yang sedang melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Banyumas, Selasa, 15/03/2022, juga mengoordinasikan penanganan abrasi sungai yang menggerus lahan warga selama bertahun-tahun itu dengan pihak terkait.


Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengoordinasikan penanganan abrasi Sungai Sogra, Desa Karangduren, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas, hari Selasa, 15/03/2022. (ANTARA/HO-Humas Pemprov Jateng)


Ia mengatakan bahwa Pemprov Jateng, Pemkab Banyumas, dan pihak desa, sepakat melakukan pembangunan bronjong fondasi sekitar 100 meter untuk mengamankan lahan milik warga.


"Setelah berkoordinasi, kami sepakat pembronjongan fondasi sekitar 100 meter agar bisa menyelamatkan lahan milik warga sehingga manfaat untuk masyarakat banyak," kata Taj Yasin dikutip dari ANTARA, hari Selasa, 15/03/2022.


Politikus Partai Persatuan Pembangunan itu, mengapresiasi seluruh jajaran yang terlibat dalam pembangunan bronjong sungai tersebut sebagai wujud gotong royong yang baik antar jajaran.


Ia juga menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang sukarela mewakafkan lahan milik mereka untuk dibangun masjid dan ponpes agar menjadi manfaat untuk masyarakat banyak.


"Ini menunjukkan kita tidak bisa apa-apa kalau tidak gotong royong. Kegiatan ini sifatnya mendadak sehingga perlu kita pikirkan bersama. Yang wakaf, tadi ada Ibu Sukarti, beliau ternyata baru beli lahannya ini, langsung diwakafkan, saya ucapkan terima kasih kepada beliau," ujarnya.


Pengasuh Pondok Pesantren Al Jauhariyah Desa Karangduren, Abdul Rozak, mengatakan abrasi di Sungai Sogra telah menggerus lahan warga hingga mencapai sekitar 15 meter persegi.


"Abrasi ini sudah menggerus lahan warga hampir sekitar 15 meter persegi. Kami bersama pemerintah hari ini ada berita acara untuk bronjongisasi. Nanti kalau sudah, pembangunan masjid sampai sekolahan akan aman. Ke depannya semoga meminimalisasi air masuk ke lokasi pendidikan," katanya.

No comments:

Post a Comment