Laman

Friday, 18 March 2022

Utusan Rusia untuk PBB Membantah Serangkaian Tuduhan Barat atas Kejahatan Perang di Ukraina

Utusan Rusia untuk PBB Membantah Serangkaian Tuduhan Barat atas Kejahatan Perang di Ukraina

Utusan Rusia untuk PBB Membantah Serangkaian Tuduhan Barat atas Kejahatan Perang di Ukraina


©REUTERS/BRENDAN MCDERMID






Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia membantah tuduhan Barat bahwa Rusia melakukan kejahatan perang di Ukraina, termasuk klaim bahwa mereka menembaki sebuah teater dan sebuah masjid di Mariupol.







Mariupol, kota terbesar kedua di republik rakyat Donetsk yang memisahkan diri pada saat proklamasi kemerdekaannya pada tahun 2014, telah berada di bawah kendali pasukan Ukraina. Kota itu telah menjadi lokasi pertempuran sengit dalam beberapa pekan terakhir.


"Presiden dana masjid, Masjid Sultan Suleiman di Mariupol, membantah fakta bahwa masjid Turki dengan 80 orang ditembaki oleh Rusia dari timur," kata Nebenzia selama pertemuan Dewan Keamanan PBB pada hari Kamis.


Rusia telah dituduh oleh Barat dalam beberapa hari terakhir membunuh warga sipil di sejumlah kota Ukraina di tengah operasi militer khusus Rusia yang sedang berlangsung. Pasukan Rusia di Ukraina dinyatakan bersalah karena menembaki benda-benda sipil di Mariupol serta menghalangi evakuasi pengungsi dari kota itu.


Seorang Nenek warga Mouripol Ukrania menceritakan bagaimana tentara Ukrania mengambil paksa apartemennya sehingga ia dan cucunya tidak bisa mengambil barang - barang didalamnya




Utusan Rusia itu menyebut tuduhan Barat bahwa Rusia memaksa orang-orang dari Mariupol dan kota-kota Ukraina lainnya ke Rusia sebagai “kebohongan yang telanjang.” Dia mencatat bahwa hanya selama 24 jam sebelumnya saja Rusia berhasil memastikan evakuasi lebih dari 31.000 warga sipil, termasuk 89 warga negara asing, ke wilayah Federasi Rusia sementara beberapa pengungsi menolak untuk pergi ke wilayah yang dikuasai Kiev.


Nebenzia juga membantah klaim Barat bahwa Rusia diduga menyerang Teater Drama Mariupol tempat ratusan warga sipil mencari perlindungan. Dia menambahkan bahwa menurut informasi yang tersedia secara luas yang diberikan oleh penduduk Mariupol, yang melarikan diri dari kota, batalion nasional-chauvinis Ukraina Azov menggunakan gedung teater untuk menyebabkan provokasi dan menyalahkan pasukan Rusia. Apalagi Angkatan Bersenjata Rusia tidak pernah menganggap teater sebagai sasaran serangan dalam operasi mereka.


Sehubungan dengan laporan bahwa pasukan Rusia menewaskan sedikitnya sepuluh warga sipil dalam antrian roti di Chernihiv, Nebenzia mencatat bahwa tidak ada pasukan Rusia di kota itu sementara ada ribuan orang bersenjata oleh pemerintah Ukraina yang menimbulkan kekacauan di mana-mana.


Pada tanggal 24 Februari, Rusia melancarkan operasi militer khusus di Ukraina setelah permintaan bantuan dari republik rakyat Donetsk dan Luhansk untuk melindungi mereka dari serangan intensif oleh pasukan Ukraina.


Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan operasi khusus hanya menargetkan infrastruktur militer Ukraina dan penduduk sipil tidak dalam bahaya. Rusia mengatakan tidak memiliki rencana untuk menduduki Ukraina.

No comments:

Post a Comment