Laman

Sunday, 4 December 2022

Gunung Semeru Meletus Guguran Awan Panas sejauh 13 KM 2219 Warga Mengungsi

Gunung Semeru Meletus Guguran Awan Panas sejauh 13 KM 2219 Warga Mengungsi

Gunung Semeru Meletus Guguran Awan Panas sejauh 13 KM 2219 Warga Mengungsi








Gunung Semeru meletus, pada hari Minggu, 04/12/2022, pukul 02.46 WIB. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyampaikan bahwa, arah guguran awan panas guguran mengarah ke sektor tenggara dan selatan dari puncak gunung api tersebut dengan jarak lebih dari 13 kilometer.







"Jangkauan awan panas guguran sudah mencapai lebih dari 13 kilometer," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan. Hendra juga memberikan gambaran, lahar dingin maupun lahar panas dapat terjadi di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak, khususnya sepanjang aliran sungai.






Pada Minggu pukul 00.00 WIB sampai 12.00 WIB, PVMBG mencatat jumlah dan jenis gempa didominasi oleh gempa awan panas dan gempa letusan sebanyak 13 kali dengan amplitudo awan panas terekam 40 milimeter.


Sebaran material erupsi berupa lontaran batuan pijar diperkirakan dapat mencapai radius 8 kilometer dari puncak, sedangkan material lontaran berukuran abu saat ini mencapai 12 kilometer ke arah tenggara.


"Arah dan jarak sebaran material abu ini dapat berubah tergantung arah dan kecepatan angin," jelas Hendra.




PVMBG pada Minggu telah menaikkan status Gunung Semeru dari sebelumnya Level 3 atau Siaga menjadi Level IV atau Awas terhitung pukul 12.00 WIB.


Suplai magma di Gunung Semeru relatif tinggi, demikian juga eruption rate-nya terlihat dari hampir setiap hari Semeru ini meletus dan terjadi akumulasi material vulkanik di puncak.


PVMBG merekomendasikan agar tidak ada aktivitas dalam radius 17 kilometer di Besuk Kobokan dan Kali Lanang sejauh 19 kilometer.


Sementara itu BBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Lumajang, Jawa Timur, memberikan informasi dari pos pantau BPBD di Dusun Curah Kobokan, Supiturang bahwa awan panas sudah terurai di atas Watu Telu kaki Gunung Semeru.


"Tim BPBD Lumajang menuju lokasi sektoral Candipuro-Pronojiwo untuk melakukan pemantauan, imbauan, evakuasi dan membagikan masker," tuturnya.







"Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana BPBD memberikan imbauan kepada masyarakat sekitar untuk tetap waspada dan tenang mencari ke titik aman," kata Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Lumajang Joko Sambang saat dihubungi, seperti dilansir Antara.


Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut hingga hari Minggu sore, 04/12/2022, sebanyak 2.219 orang warga di sekitar Gunung Berapi Semeru mengungsi, meninggalkan rumahnya.


Menurut identifikasi sementara Gubernur Khofifah, jumlah pengungsi gunung berapi Semeru ini tersebar di 12 titik pengungsian.


Berdasarkan catatan Gubernur Khofifah, hari ini Minggu, 04/12/2022, persis satu tahun kembali terjadi awan panas guguran yang menjadikan warga terdampak harus mengungsi.


Gubernur Khofifah telah berkordinasi dengan Bupati Lumajang sejak jam 08.00 pagi maupun Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur agar langsung turun melakukan evakuasi warga dan mendirikan dapur umum.







"Sesuai kordinasi dengan Bupati Lumajang dapur umum kami anjurkan di Pronojiwo khususnya daerah yang dekat dengan desa Supit Urang yang terdampak paling parah," kata Khofifah di akun instagram resminya @khofifah.ip.


Menurut Gubernur Khiofifah saat ini setidaknya ada dua belas titik pengungsian dengan jumlah pengungsi yang sedang proses pendataan sekitar 2.219 jiwa. 'Koneksitas Lumajang - Malang kembali terhenti," kata Khofifah.


Sebab jembatan penghubung di wilayah tersebut mengalami kerusakan, seperti jembatan Gladak Perak belum bisa difungsikan. "Sementara Jembatan Kali Kajar yang tiga bulan lalu saya resmikan juga terendam lahar dingin," katanya


Karena itulah Gubernur Khofifah meminta agar warga Lumajang tetap sabar dengan ujian meletusnya gunung berapi Semeru ini. "Gunung Semeru kembali bergerak. Mohon mengikuti arahan pemerintah. Semoga aman selamat semua. Pemerintah menyiapkan layanan terbaik bagi masyarakat," tandasnya.


Ia meminta masyarakat mematuhi rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi seperti:







Pertama agar warga tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).


Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.


Kedua agar warga tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.


Ketiga agar masyarakat sekitar gunung berapi Semeru mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Berapi Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.


Seperti kita tahu aktivitas Gunung Berapi Semeru terus menunjukkan peningkatan sejak akhir pekan ini.







Awan panas guguran Gunung Berapi Semeru tersebut berlangsung menerus dan hingga pukul 06.00 WIB jarak luncur telah mencapai 7 km dari puncak ke arah Besuk Kobokan.


Berdasarkan catatan aktivitas kegempaan pada tanggal 4 Desember 2022 pukul 00.00 - 06.00 WIB terekam 8 kali Gempa Letusan, 1 Gempa Awan Panas Guguran di Gunung Berapi Semeru yang masih berlangsung hingga pukul 06.00 WIB.


Hal ini menunjukkan aktivitas erupsi dan awan panas guguran di Gunung Berapi Semeru masih sangat tinggi. Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Gunung Berapi Semeru.


Dengan adanya peningkatan aktivitas vulkanik tersebut, maka Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Berapi Semeru dari ‘Siaga’ menjadi ‘Awas’ atau dari Level III menjadi Level IV, terhitung per pukul 12.00 WIB hari ini.


Sehubungan dengan adanya peningkatan status tersebut, maka PVMBG merekomendasikan kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).







Di luar jarak tersebut, masyarakat sekitar Gunung Berapi Semeru diharapkan tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.


Lebih lanjut, masyarakat diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).


Di samping itu, masyarakat diharapkan agar selalu mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.


Adapun masyarakat juga diimbau untuk tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak dapat dipertanggung jawabkan mengenai aktivitas Gunung Api Semeru, dan mengikuti arahan dari Instansi yang berwenang yakni Badan Geologi yang akan terus melakukan koordinasi dengan BNPB dan K/L, Pemda, dan instansi terkait lainnya.







Luncuran APG Sejauh 19 Kilometer Sementara itu, dari hasil pemantauan di lapangan oleh tim PVMBG dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, luncuran APG dari Gunung Berapi Semeru sudah mencapai 19 kilometer bahkan telah melewati Jembatan Gladak Perak.


"Sudah sampai Gladak Perak," jelas Joko Sambang, Kabid Kedaruratan BPBD Kabupaten Lumajang.


Abu vulkanik Gunung Berapi Semeru juga dilaporkan membumbung tinggi berwarna abu dan hitam pekat. Jarak pandang sangat terbatas karena abu sudah mulai turun ditambah turun hujan di sekitar lokasi. "Situasi saat ini di Kajar Kuning hujan deras dan abu pekat," kata Joko.


BPBD Kabupaten Lumajang merinci ada sebanyak 93 warga dievakuasi ke pengungsian yang berlokasi di Balai Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.


Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan terus berkoordinasi dengan Badan Geologi, PVMBG, BPBD Kabupaten Lumajang, TNI, Polri dan instansi terkait dalam pengembangan data dan informasi terkait erupsi Gunungapi Semeru.







Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali mengeluarkan update perkembangan kondisi terkini di gunung berapi Semeru.


Sebelumnya PVMBG mengeluarkan peringatan agar masyarakat menjauhi gunung berapi Semeru lantaran gunung berapi semeru mulai menyemburkan awan panas dan lava pijar.


Perkembangan terakhir aktivitas gunung berapi Semeru hingga 4 Desember 2022 pukul 06.00 WIB menurut pemantauan PVMBG.

No comments:

Post a Comment