Laman

Thursday, 9 March 2023

Murka Keluarga Korban Tewas Kebakaran Depo Plumpang Usai Disodori Surat Pernyataan Tak Tuntut Pertamina

Murka Keluarga Korban Tewas Kebakaran Depo Plumpang Usai Disodori Surat Pernyataan Tak Tuntut Pertamina

Murka Keluarga Korban Tewas Kebakaran Depo Plumpang Usai Disodori Surat Pernyataan Tak Tuntut Pertamina




Ria Putri (30) tiba sendiri untuk menjemput dua dari empat anggota keluarganya yang menjadi korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu (8/3/2023).(kompas.com / Nabilla Ramadhian)






Beredar kabar bahwa PT Pertamina diduga meminta korban kebakaran Depo Plumpang untuk tidak menuntut atau mengajukan gugatan beredar luas. Kabar tersebut diungkapkan oleh sejumlah keluarga korban tewas dalam kebakaran.







Keluarga korban tewas kebakaran Depo Pertamina Plumpang 'murka' usai disodori surat pernyataan tak akan menuntut perusahaan pelat merah tersebut. Mereka pun menolak perlakuan semena-mena oleh oknum pengirim titipan surat dari PT Pertamina (Persero) di RS Polri Kramat Jati.


Sepertinya PT Pertamina Persero secara diam-diam melakukan upaya agar terhindar dari tuntutan keluarga korban tewas kebakaran depo plumpang yang dibarengi dengan pemberian uang santunan Rp 10 juta


Hal itu pun memicu kegeraman keluarga korban yang masih dalam keadaan berkabung.


Keluarga dari salah satu korban atas nama Sumiati (71), Acep Hidayat (53) menuturkan bahwa kejadian itu berlangsung saat dia ingin mengeluarkan jenazah korban dari Rumah Sakit Polri Kramat Jati. Pada saat itu, ada pria yang tiba-tiba menyodorkan sepucuk surat pernyataan tidak boleh menuntut perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut, dengan imbalan diberi uang senilai Rp10 juta per jenazah.


"Saya tolak uang tersebut, saya bilang bagaimana kalau dibalik? Saya bunuh kamu, lalu saya kasih Rp10 juta ke istrimu, mau? Kami tidak mau diperlakukan semena-mena," kata kepada wartawan di Jakarta Utara, Rabu, 9 Maret 2023.


Acep Hidayat mengaku merasa sakit hati dengan tawaran yang menurutnya tidak memiliki akhlak yang baik itu. Padahal, kedatangan pihaknya ke RS Polri Kramat Jati hanya untuk mengeluarkan empat jenazah anggota keluarganya yang sudah selesai diidentifikasi, bukan untuk meminta belas kasihan dari siapapun.


Empat dari 15 korban kebakaran yang meninggal dunia dan identitasnya sudah teridentifikasi itu merupakan keluarga Acep Hidayat. Mereka adalah Sumiati (mertua), Trish Rhea A (anak yang nomor tiga), Raffasya Zajid Attallah (keponakan), dan M Suheri Irawan (adik ipar).


Akan tetapi, oknum tersebut tiba-tiba mendekatinya dan menyerahkan sebentuk formulir yang isinya seperti sebuah surat pernyataan dari keluarga korban untuk tidak menuntut PT Pertamina (Persero) yang harapannya akan ditandatangani Acep Hidayat. Namun, dia dengan tegas menolak.







Sememtara itu yang lainya disodorkan surat saat pengambilan jenazah Rohma, anak dari salah satu korban tewas bernama Iriana (61), menjelaskan bahwa ada pihak yang mengaku dari Pertamina menyodorkan sejumlah surat kepadanya.


Acep Hidayat menduga, surat tersebut bukan berasal dari PT Pertamina (Persero) karena tidak ada kop suratnya. Hal itu diduga sengaja dilakukan, agar tidak bisa diklaim bahwa surat itu dibuat sendiri oleh mereka.


Menurut Acep Hidayat, surat yang diberikan seperti formulir kosongan dengan kolom untuk nama, dan lain-lain. Kemudian, poin tiga ada kata-kata bersedia untuk tidak menuntut Pertamina Group.


Dia juga heran, karena setelah tanda tangan pengeluaran jenazah dan diberikan surat kematian, oknum tersebut bisa masuk ke ruang administrasi di RS Polri Kramat Jati. Selain itu, oknum tersebut tidak mengaku sebagai apa di Pertamina.


Oleh karena itu, Acep Hidayat tidak percaya akan diberikan total Rp. 40 juta untuk 4 jenazah anggota keluarganya setelah menandatangani surat tersebut. Ke depan, dia ingin PT Pertamina (Persero) merespons kejadian ini dengan cara kerja sama yang baik agar ketemu solusi yang terbaik.


Keluarga korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang lainnya atas nama Hadi (24), Maimunah (31) mengatakan bahwa setelah pemeriksaan, jenazah adiknya itu dinyatakan selesai dan bisa dibawa pulang untuk dikubur. Pihak keluarga juga didatangi salah satu oknum pengirim titipan surat dari PT Pertamina (Persero).


Saat itu, perwakilan Pertamina menyerahkan sejumlah dokumen atau surat kepada orang tua korban untuk ditandatangani. Hal itu disebut menjadi persyaratan agar jenazah bisa keluar Rumah Sakit Polri Kramat Jati.


Maimunah pun sangat menyesalkan apa yang dilakukan oknum tersebut. Apalagi, dia baru tahu jika ternyata dalam surat itu ada poin untuk tidak boleh menggugat Pertamina Group.







Menurutnya, oknum tersebut seperti ingin menjebak pihaknya, selaku keluarga korban meninggal dunia Hadi setelah menjadi korban kebakaran depo Pertamina Plumpang. Pasalnya, dia baru tahu ada poin tidak boleh menggugat itu tadi malam, dari berita. Maimunah juga tidak dapat mengecek ulang karena tidak menerima salinan suratnya.


Hadi menjadi salah satu korban meninggal dunia akibat kebakaran Depo Pertamina Plumpang. Sebelum dikebumikan di TPU Semper, jenazah korban sempat dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk dilakukan identifikasi tes DNA selama beberapa hari.


Senada dengan Iriyanto, anak dari korban meninggal dunia atas nama Iriana (65), yang juga menerima surat saat menunggu proses penyerahan jenazah sang ibu di RS Polri Kramatjati. Surat itu ditandatangani salah satu adiknya Sulistiawati karena tidak tahu.


Dia mengira, itu semacam surat pengeluaran jenazah. Namun, ternyata ada uang Rp10 juta yang diberikan ke adik kandungnya di RS Polri Kramatjati setelah penandatanganan surat tersebut.


Menurut Iriyanto, pihak Pertamina kurang tepat memberikan surat tersebut dan langsung meminta sang adik menandatanganinya dalam kondisi sedang kalut diselimuti duka. Dia mengaku sudah melapor ke polisi atas kasus ini dan berharap ke depannya oknum tersebut bisa dipertemukan dengan keluarga korban dan menjelaskan perbuatannya.










Respons Pertamina



Eksekutif General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat Deny Djukardi mengatakan pihaknya akan mengecek adanya peristiwa kiriman surat mengatasnamakan dari PT Pertamina Patra Niaga itu. Kepastian itu disampaikan saat dia ditanya oleh wartawan kala acara takziah terhadap korban yang meninggal akibat terjadi insiden Depo Plumpang.


"Nanti saya konfirmasi lagi ya berkaitan seperti itu, karena kami juga masih mendata masing-masing korban, baik yang ahli warisnya. Tentunya itu masih kami coba data, kemudian terkait dengan pemberian nanti saya konfirmasi dengan tim kami di Plumpang," tuturnya.


Deny Djukardi menuturkan, Pertamina ikut berdoa dan mendoakan agar para korban musibah ini mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Allah, dan tentunya ini masih ada beberapa yang sedang mengalami perawatan dapat cepat dipulihkan kembali kesehatannya. Pertamina juga menanggung beban biaya perawatan korban kebakaran depo Pertamina Plumpang seluruhnya, hingga pulih di Rumah Sakit. Kemudian kepada korban yang meninggal juga diberikan biaya pemakaman dan juga ada dana kerahiman bagi para korban yang meninggal.



No comments:

Post a Comment