Direktur Jenderal Perikanan Budi daya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Tb Haeru Rahayu mengungkapkan bahwa penyediaan benih berkualitas di sisi hulu menjadi salah satu tantangan yang dihadapi dalam mencapai target produksi perikanan budi daya nasional.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong percepatan produksi induk unggul dan benih bermutu dengan menggandeng stakeholder pusat dan daerah, akademisi dan lembaga riset untuk mengembangkan teknologi serta pemuliaan induk unggul.
“KKP mengusung program kerja berlandaskan ekonomi biru dengan lima komoditas utama yaitu udang, lobster, kepiting, nila dan rumput laut. Penyiapan benih berkualitas memiliki peran penting agar program kerja yang dicanangkan dapat berjalan dengan baik,” ujar pria yang kerap disapa Tebe dalam keterangan resminya, Sabtu.
Salah satu pendekatan yang dilakukan, lanjut dia, guna mengatasi kendala produksi dan memenuhi kebutuhan induk unggul dan benih bermutu yaitu meningkatkan koordinasi melalui pembentukan jejaring perbenihan nasional untuk peningkatan mutu calon induk, induk dan benih ikan yang telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 11 Tahun 2022 tentang Jejaring Perbenihan Nasional.
Jejaring tersebut menurutnya dapat menumbuhkan ekosistem logistik penyediaan benih dan induk yang efektif, efisien, komprehensif, serta selaras dalam pengambilan kebijakan baik di level pusat hingga ke daerah.
“Seperti diketahui, KKP saat ini tengah mengusung program kerja berlandaskan ekonomi biru dengan lima komoditas utama yaitu udang, lobster, kepiting, nila dan rumput laut. Penyiapan benih berkualitas memiliki peran penting agar program kerja yang dicanangkan dapat berjalan dengan baik” ujar Dirjen yang biasa disapa Tebe tersebut.
Tebe juga menilai bahwa pemenuhan produksi dan kebutuhan induk unggul serta benih bermutu memerlukan dukungan dari berbagai pihak, sedangkan KKP sebagai regulator akan menyiapkan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria yang dibutuhkan sebagai pedoman untuk implementasi di lapangan.
Menurutnya, salah satu pendekatan yang dilakukan guna mengatasi kendala produksi dan memenuhi kebutuhan induk unggul dan benih bermutu yaitu meningkatkan koordinasi melalui pembentukan jejaring perbenihan nasional untuk peningkatan mutu calon induk, induk dan benih ikan yang telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 11 Tahun 2022 tentang Jejaring Perbenihan Nasional.
“Harapan kami bahwa jejaring ini dapat menumbuhkan ekosistem logistik penyediaan benih dan induk yang efektif, efisien, komprehensif, serta selaras dalam pengambilan kebijakan baik di level pusat hingga ke daerah” ucap Tebe.
Sementara itu, Direktur Perbenihan KKP Nono Hartanto mengungkapkan bahwa jejaring perbenihan nasional merupakan gabungan unsur pemerintah pusat dan daerah seperti unit pelaksana teknis (UPT) lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, UPT Badan sumber daya manusia (SDM) KKP yang menangani produksi induk dan benih ikan, UPT Daerah di provinsi dan kabupaten/kota serta lembaga swasta di bidang pemuliaan induk.
Nono juga berkata bahwa KKP juga turut menggandeng pihak akademisi serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terkait pengembangan teknologi serta pemuliaan induk unggul untuk peningkatan efisiensi budidaya serta meningkatkan produksi benih bermutu yang beredar di masyarakat.
“Kami juga telah berkoordinasi dengan seluruh anggota jejaring untuk mensinergikan komitmen dalam pengelolaan perbenihan perikanan, khususnya pada percepatan produksi induk dan benih bermutu yang siap untuk didistribusikan kepada masyarakat dengan standar kualitas yang terjaga. Selain itu, jejaring perbenihan juga diharapkan dapat menyamakan persepsi terkait kewenangan dan penganggaran di daerah, khususnya dalam pengelolaan UPTD yang menangani induk dan benih ikan” papar Nono.
“Tahun ini kami fokus pada kegiatan pemuliaan untuk peremajaan atau menghasilkan induk unggul dan benih bermutu sesuai dengan kebutuhan pembudidaya. Kami harap feedback dari masyarakat atas produk pemuliaan yang diproduksi untuk mengetahui performa dan peningkatan kualitas ke depan” jelas Nono.
Sementara itu, Profesor Riset dari Pusat Riset Perikanan BRIN Prof. Ketut Sugama mengatakan bahwa BRIN siap berkomitmen memberikan dukungan terhadap pengembangan induk komoditas unggulan perikanan budidaya melalui pembentukan Rumah Program Riset Aquaculture – BRIN yang akan berfokus pada kegiatan domestikasi dan pemuliaan ikan konsumsi untuk ketahanan pangan berbasis bioteknologi serta adaptif terhadap perubahan iklim.
“Selain itu, fokus riset juga akan menyasar pada rekayasa lingkungan dan wadah akuakultur berkelanjutan, pengelolaan limbah budidaya ikan berbasis zero waste dan perubahan iklim serta teknologi pangan ramah lingkungan dan kesehatan ikan,” jelasnya.
No comments:
Post a Comment