Aha Dua Permata: Rumah PM Portugal digrebek Polisi

Rumah PM Portugal digrebek Polisi

Pers Portugal bekerja di luar kediaman resmi Perdana Menteri Antonio Costa di Istana Sao Bento di Lisbon, Portugal, 7 November 2023
©AFP / Patricia de Melo Moreira

Rumah Perdana Menteri Portugal, Antonio Costa digrebek polisi Portugal dan menahan kepala stafnya, Vitor Escaria, sebagai bagian dari penyelidikan korupsi yang luas. Costa sedang diselidiki atas penanganannya terhadap proyek penambangan litium dan dugaan kecurangan dalam kontrak terminal hidrogen besar-besaran.

Kantor Kejaksaan Agung Portugal mengumumkan penggeledahan pada Selasa pagi, dan menambahkan bahwa kantor kementerian lingkungan hidup dan infrastruktur telah digerebek, bersama dengan 17 rumah, dan kantor beberapa perusahaan swasta. Outlet berita Publico Portugal melaporkan bahwa salah satu konsultan Costa, dua eksekutif perusahaan, dan walikota sosialis Sines, Nuno Mascarenha, juga telah ditangkap.

Pernyataan Jaksa Agung mengatakan bahwa penyelidikan tersebut menyangkut “kejahatan penyimpangan, korupsi aktif dan pasif para pemegang jabatan politik, dan penjualan pengaruh” terkait dengan dua proyek ekstraksi litium dan pabrik produksi hidrogen yang didanai Uni Eropa di Sines. Pembangunan fasilitas Sines diperkirakan menelan biaya $1,6 miliar (IDR 25 Trilyun).

Rincian lengkap mengenai dugaan skema tersebut, serta keterlibatan Costa di dalamnya, tidak jelas. Namun, kantor Kejaksaan Agung mengonfirmasi kepada Publico pada bulan Januari bahwa “bisnis litium dan hidrogen ramah lingkungan” sedang diselidiki. Sebelum laporan ini dibuat pada bulan Januari, proyek litium dikritik karena potensi kerusakannya terhadap lingkungan.

Meskipun tidak jelas jenis ketidakwajaran apa yang dicurigai dalam proyek litium, akhir tahun lalu media Portugal mengklaim bahwa Costa dan Kementerian Lingkungan Hidup “dicurigai mendukung konsorsium EDP/Galp/REN” – sebuah kelompok yang terdiri dari tiga perusahaan energi Portugis. – untuk membangun pabrik hidrogen Sines.

Costa bertemu dengan Presiden Marcelo Rebelo de Sousa segera setelah penggerebekan. Rebelo de Sousa kemudian memanggil Jaksa Agung Lucilia Gago ke istana presiden. Tidak ada informasi mengenai kedua diskusi tersebut yang dipublikasikan kepada pers.

Costa dan koalisi partai-partai sayap kiri mengambil alih kekuasaan pada tahun 2015, dan sang perdana menteri memenangkan pemilihan kembali pada tahun 2019 dan mengamankan mayoritas mutlak untuk Partai Sosialisnya pada tahun 2022. Partainya adalah yang paling populer di Portugal, tetapi masa jabatan terakhir Costa adalah kantor sedang bergejolak. Dalam 16 bulan pertama pemerintahan terbarunya, 13 menteri mengundurkan diri karena serangkaian skandal, termasuk penggelapan di maskapai penerbangan milik negara TAP.

Inisiatif Liberal, sebuah partai oposisi kanan-tengah, telah meminta Costa untuk mengundurkan diri, dan mendesak Rebelo de Sousa untuk membubarkan parlemen jika ia menolak untuk mundur. Presiden menolak membubarkan parlemen awal tahun ini karena skandal TAP, dan pengacara konstitusi Teresa Violante mengatakan kepada Publico bahwa Costa tidak akan diwajibkan mengundurkan diri kecuali dia secara resmi dituduh melakukan kejahatan.