Laman

Thursday, 21 March 2024

Kelurahan Cimincrang Tata Ratusan PKL di Kawasan Masjid Al Jabbar

Kelurahan Cimincrang Tata Ratusan PKL di Kawasan Masjid Al Jabbar

Kelurahan Cimincrang Tata Ratusan PKL di Kawasan Masjid Al Jabbar





Kawasan Masjid Raya Al Jabbar, Kota Bandung/Ist






Kawasan Masjid Raya Al Jabbar, Kota Bandung, terus ditata dari semrawutnya para pedagang kaki lima (PKL). Sebanyak 120 PKL telah ditertibkan agar kawasan masjid kebangaan masyarakat Jawa Barat itu lebih tertib.







Lurah Cimincrang, Rakha Dhifan mengatakan, penataan PKL dilakukan secara bertahap. Saat ini, para PKL telah direlokasi ke area parkir barat Masjid Raya Al Jabbar.


Rakha menjelaskan, kawasan tersebut merupakan lahan untuk parkir sekitar 80 hingga 100 bus. Nantinya para PKL yang berjualan di area tersebut bisa langsung menawarkan dagangannya saat jemaah turun naik bus.


"Alhamdulilah itu (lahan parkir bus) cukup untuk menertibkan PKL yang asalnya berada di halaman (depan masjid)," kata Rakha, pada hari Kamis, 21/03/2024.


Menurut Rakha, para PKL yang berjualan merupakan warga lokal yang tinggal di wilayah Cimincrang. Pihaknya juga mengoptimalkan warga untuk menjadi pekerja, mulai dari petugas kebersihan hingga sekuriti.


"Kami prioritaskan warga asli, karena mereka yang mendapatkan dampak pembangunan masjid. Ini pemberdayaan warga, ada 70 persen tenaga kerja di sana, warga kami dan 30 persen dari luar," kata Rakha.


Rakha melihat hadirnya Masjid Raya Al Jabbar telah meningkatkan perekonomian warga. Sejauh ini, warga memilih untuk berniaga di kawasan Masjid Raya Al Jabbar.


"Di samping banyak yang berdagang. Saya pernah bertanya ke salah satu pedagang, untuk jual minuman mineral saja, keuntungannya hampir Rp700.000 sehari," tutup Rakha.


Kini wajah Masjid Raya Al Jabbar, Kelurahan Cimincrang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat, kini semakin rapi sehingga membuat pengunjung pada bulan puasa Ramadhan 1445 H/2024 M ini semakin nyaman.


Kondisi tersebut berkat tangan dingin Lurah Cimincrang, Rakha Dhifan, yang turut membantu menata 120 Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Masjid Raya Al Jabbar yang sebelumnya semrawut dan membuat area masjid tidak tertib.


Di kawasan parkir tersebut, lanjutnya, merupakan lahan untuk parkir sekitar 80-100 bus. Sehingga dengan luas itu, dimanfaatkan untuk penataan PKL.


Ia berharap, ketika parkir bus dan turunnya penumpang, para PKL bisa memanfaatkan untuk menawarkan barang dagangannya.


“Alhamdulilah itu (120 PKL) cukup untuk menertibkan PKL, yang asalnya berada di halaman (depan masjid),” ujarnya.


Ia mengungkapkan, pihaknya memprioritaskan warlok alias warga lokal yang tinggal di wilayah Cimincrang.


“Kami prioritaskan warga asli. Karena mereka yang mendapatkan dampak pembangunan masjid itu,” ujarnya.


Selain PKL, Pengelola Masjid Raya Al Jabbar juga mengoptimalkan warga Cimincrang, untuk menjadi pekerja. Mulai dari Office Boy (OB) hingga security.


Hal itu, menurut Rakha, sebagai pemberdayaan masyarakat di wilayah tersebut, sebagai penyerapan tenaga kerja.


“Ini pemberdayaan warga, ada 70 persen tenaga kerja yang merupakan warga kami, dan 30 persen dari luar,” bebernya.


Hadirnya Masjid Raya Al Jabbar juga meningkatkan perekonomian warga. Sejumlah warga memilih untuk berniaga.


“Di samping banyak yang berdagang. Saya pernah bertanya ke salah satu pedagang, untuk jual minuman mineral saja, keuntungannya hampir Rp700.000 sehari,” tutup dia.





















No comments:

Post a Comment