Jumlah pengangguran paling banyak di dalam negeri tercatat berasal dari tamatan SMK dan SMA, sementara jumlah penduduk yang paling banyak bekerja yaitu lulusan SD dan SMP.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran dari lulusan SMK masih menjadi yang paling tinggi dibandingkan tamatan jenjang pendidikan lainnya, yaitu sebesar 8,62 persen.
Selain itu, jumlah pengangguran tamatan SMA tercatat sebesar 6,73 persen dan Diploma IV, S1, S2, S2 sebanyak 5,63 persen.
Dalam catatan ini, jumlah pengangguran yang paling rendah yaitu lulusan SD dengan presentase 2,38 persen, yang disusul oleh pengangguran tamatan SMP sebesar 4,28 persen.
Hal tersebut diungkapkan BPS saat melaporkan jumlah pengangguran Indonesia yang masih mencapai 7,2 juta orang per Februari 2024.
"Dari sebanyak 142,18 juta orang penduduk bekerja sebesar 36,54 persen berpendidikan SD ke bawah, sehingga pekerja berpendidikan rendah mendominasi penduduk yang bekerja di Indonesia," ujar Amalia pada konferensi pers, hari Senin, 06/05/2024.
Amalia dalam laporannya merinci jumlah penduduk usia kerja di Indonesia mencapai 214 juta orang. Namun, dari jumlah tersebut hanya 149,38 juta orang yang tercatat sebagai angkatan kerja, dan yang terserap atau bekerja hanya 142,18 juta orang. Artinya masih ada sekitar 7,2 juta orang di dalam negeri yang masih menganggur.
Menurut Amalia, kondisi itu terjadi karena jumlah angkatan kerja yang muncul tidak semuanya terserap atau mendapatkan pekerjaan.
Produktivitas Tenaga Kerja di Indonesia didominasi oleh lulusan tingkat (SD) ke bawah, sebanyak 36,54% pada tahun 2024. Pola ini menurun dibandingkanFebruari 2021 sebesar 37,41%, 39,10% pada Februari 2022, dan 39,76% pada Februari 2023.
TPT adalah indikator untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja. Data BPS menunjukkan TPT hasil Sakernas Februari 2023 sebesar 5,45 persen, mengalami penurunan 0,38% jika dibandingkan Februari 2022.
"Hal ini berarti dari 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar lima orang penganggur. Pada Februari 2023, TPT mengalami penurunan sebesar 0,38 persen poin dibandingkan dengan Februari 2022," dikutip.
No comments:
Post a Comment