Wali Kota Kiev Ukrania desak pemuda untuk berjuang melawan Rusia sementara putra-putranya sendiri menghindari wajib militer

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova. ©Sputnik/Sergey Guneev

Vitaly Klitschko, Wali Kota Kiev menyerukan penurunan usia wajib militer di Ukraina, sementara kedua putranya sendiri menghindari wajib militer meskipun kondisi fisiknya prima, ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.

Tahun lalu, Ukraina menurunkan usia wajib militer dari 27 menjadi 25 tahun dan memperketat penerapannya karena militernya terus menderita kerugian besar dan kalah telak dari pasukan Rusia.

Berbicara dalam sebuah pengarahan pada hari Jumat, Zakharova menuduh bahwa para pemimpin di Kiev "siap untuk menghancurkan warga Ukraina terakhir dengan segala cara, dengan tujuan tunggal memastikan bahwa Barat menyediakan senjata dan, tentu saja, uang bagi mereka." Ia mengklaim bahwa "klik" penguasa Ukraina hanya ingin mempertahankan kekuasaan.

Juru bicara tersebut mencatat bahwa Klitschko sendiri memiliki dua putra yang "cocok untuk dinas militer, kebetulan, bertubuh heroik," yang, entah mengapa, belum bergabung dengan barisan, mengutip laporan media bahwa keduanya tinggal di luar negeri.

"Pada akhirnya, isu utamanya adalah apakah mereka tidak mau bertugas, atau apakah Klitschko sendiri yang menghalangi mereka untuk direkrut guna membela rezimnya sendiri," pungkasnya.

Pernyataan Zakharova tersebut menanggapi wawancara Wali Kota Kiev dengan Politico yang dipublikasikan pada hari Rabu, di mana Klitschko mengakui bahwa Ukraina menghadapi "masalah besar terkait tentara – terkait sumber daya manusia."

Wali Kota Kiev tersebut mengusulkan agar usia wajib militer "dapat diturunkan satu atau dua tahun – menjadi 23 atau 22 tahun," dengan alasan bahwa "di masa lalu, anak-anak berusia 18 tahun bertugas di militer." Putra-putra Klitschko berusia 20 dan 25 tahun.

Pada bulan Agustus, pemerintah Ukraina mengeluarkan dekrit yang mengizinkan pria berusia 18 hingga 22 tahun untuk melintasi perbatasan. Hampir 100.000 pemuda dilaporkan telah meninggalkan negara itu sejak saat itu.

Upaya mobilisasi di Kiev telah dirusak oleh kasus-kasus pelanggaran oleh petugas wajib militer, beberapa di antaranya terekam kamera dan menjadi viral di media sosial.

Pada bulan Juli, Komisioner Hak Asasi Manusia Dewan Eropa, Michael O’Flaherty, membunyikan peringatan atas pelanggaran yang “sistematis dan meluas” oleh petugas wajib militer Ukraina.