Itu politik untuk memuluskan lompatan jauh kedepan idea, karena Den adalah murid Mao. Cuma mau bikin hidung Lee kembang kempis. Ujungnya Singapore jadi bagian dari boneka RRC sekarang yang berbagi sedikit dengan Inggris dan USA.
Sikap Den Xioping yang berdiplomatis pada Lee Kuan Yu berdasarkan ucapan Lee, bahwa dia adalah guru Den, mentor Den. Itu semua politis, rangkaian diplomatis divalik agenda politik guna suksesi Lompatan Jauh ke Depan. Mao yang mengirim intelejennya, Tan Malaka ke Indonesia. Ini semua proses kerja terpadu semua lini yang memaksimalkan sumber daya ada di RRC, baik SDM, SDA, Culture, Cuaca dan geografis tanahnya dibasah satu komando gerakan intelejen desentralisasi oleh seorang anak petani.
Lalu kenyataan hari ini kita bamgsa Indonesia, kebanyakan memaki - maki, menggerutu, cemas dengan berduyun - duyunnya tenaga kerja Tiongkok. Bangsa ini bangsa yang pelupa, kalau mau gusar marahin tuh Chairul Tanjung, yang bikin KEK, kawasan Ekonomi Khusus tahun 2012, ini bagian dari pertunjukan dari lemahnya perekonomian bangsa meski secara kekayaan sumber alam terbesar ke 3 di dunia.
Jadi apa yang terjadi sekarang tentang issue tenaga kerja illegal China atau tenaga kerja china yang diserap di proyek yang dikerjakan investor China, dari sudut Pemerintah China ini adalah bagian dari kepentingan China, satu segi sebagai bentuk konkrit pemberdayaan rakyatnya, segi yang lain, ketangguhan ekonomi membuat RRC bisa teguh dalam kepentingannya, bukan cuma di asia, di hampir eropa sebagian besar industri di kuasai RRC.
Banding dengan Indonesia, yang selalu pengen bermimpi, jadi kaya China, terus rubah lagi pengen kaya brasil, terus rubah lagi pengen kaya Finlandia dan seterusnya..
Terus tenggelam dalam mimpi - mimpinya, yang diatas mau pun yang dibawah, ujungnya berhadapan dengan konflik hidup, demi kejayaan maka jalan pintas jadi pilihan, baik yang ditawarkan maupun dari yang menawarkan keduanya dibuai oleh mimpi - mimpinya yang menenggelamkannya. Terus tertinggal di setiap perjalanan peradaban.
Pemalsuan produk yang marak adalah fakta efek sampingnya. Ini konflik yang tidak dikelola. Bangsa menjadi saja terus premature dalam bersikap membuatnya selalu reaktif terhadap apa yang tidak diketahuinya dan selalu berharap jalan pintas, seperti doa - doa yang mereka taburkan siang malam berharap duit turun dari langit.
Selama ini terus begini, dalam perjalanannya kemiskinan selalu ada di setiap wilayah, tidak akan berdampak pada kemajuan apa - apa kecuali jadi konsumen dan penonton peradaban.
Dan Reshufle Kabinet itu, tidak akan berdampak apa - apa. Karena itu hanya bagian dari episode nyanyian pelantun orang yang tidak berdaya tapi bergaya digjaya.
Dilihat fakta hari ini, dengan perintisan Lompatan Jauh Kedepan RRC, kedepan Indonesia bisa dipastikan tidak akan sebesar RRC ketangguhan ekonominya. Juga dilihat perintisan Negara USA.