Laman

Tuesday, 29 May 2018

Nuzulul Quran Fi Lailatul Qadar

Nuzulul Quran Fi Lailatul Qadar


Assalaamu'alaikum warrahmatullahi wabarakaatuhu



Alhamdulillahi rabbil'aalamiin


Lailatul Qadr, setiap bulan Ramadhan umat Islam sangat menantikan dapat menyaksikan Lailatul Qadr. Dalam surat Qadar, ALLAH menjelaskan tentang Lailatul Qadr, bahkan dalam surat itu dipertegas ALLAH dengan pertanyaan "Apa itu Lailatul Qadr?" pada ayat kedua. "Khairun min alfi syahri", malam yang lebih indah, lebih baik dari malam seribu bulan. Dari terjemahan disana dengan mengartikan lebih baik dari seribu bulan, ini malam mengkaburkan keindahannya. Kenapa demikian?




Kita lihat secara bahasa pada kata "sahrun" pada kata majemuk "alfi syahrin". Secara bahasa arti syahri ada beberapa pilihan kata berdasarkan kamus almunawwir maupun almunjid, yakni;


  1. Kata penunjuk waktu, arti bulan dalam satu 29 1/2 hari.

  2. termahsyur, populer, kemegahan

  3. keputusan, penetapan, ketetapan


Jika diartikan menunjuk waktu, satu bulan, 1000 bulan. Lalu diartikan lebih baik dari seribu bulan. Ini tidak menancapkan logika, tentang "angjalnahu", "KAMI (ALLAH) telah menurunkan Satu ILMU (AlQuran)". Artinya bagaimana bisa merasakan keistimewaannya tentang malam lailatul qadar jika diartikan dengan "seribu bulan". Sedangkan AlQuran itu sendiri adalah, wahyan, wahyu, ilmu. Jangankan seribu bulan, seminggu saja sulit membedakan kehebatan indahnya malam. Jadi kurang mengena jika diartikan lebih indah dari seribu bulan.


Jika diartikan kemasyuhran, kepopuleran, kemegahan, lalu kaitkan itu pada isinya, yakni teori, blueprint atau karya, yang membuatnya menjadi populer, megah, masyhur. Dan pada ujungnya, dari semua itu, dapat dikatakan dalam sebuah peradaban dengan keindahan benda kebudayaan dan peradabaannya, maka semua tegaknya peradaban diatas satu konsep. Lalu konsep mana yang paling indah hasilnya?


Kemudian ini hubungkan dengan 1000 bulan, dalam hitungan hijriyyah, sama dengan dibulatkan menjadi satu abad. Satu abad peradaban dilahirkan dari satu konsepsi, blueprint atau gagasan. Bandingkan dengan AlQuran sebagai satu konsepsi, satu blueprint peradaban. Maka ALLAH menegaskan, AlQuran sebagai satu konsepsi lebih indah dari karya para teknokrat, blueprint yahudi, gagasan siapa pun dalam satu abad.


Kemudian dalam rangka "taqtumuunal haq", untuk menghilangkan kemegahan hasil dari satu konsepsi AlQuran, maka oleh Yahudi dibikin keseragaman makna menjadi "seribu bulan" saja, lebih indah dari seribu bulan. Dengan begitu tidak ada lagi keindahannya, tidak ada lagi alQuran sebagai satu konsepsi. Dengan begitu tidak akan ada lagi orang menggali alQuran sebagai satu sistim hidup yang paling indah. Semua orang didorong oleh yahudi untuk lebih mencintai teori hidup dari plato, socrates dan aristoteles dengan turunannya marxism dan lain - lain.


Kerja Yahudi ini berhasil, hingga semua orang lebih memilih teori dari barat dan timur. Sedangkan alQuran hanya sekedar jadi pujaan tanpa pernah diaktualisasikan. Kalau pun diaktualisasikan, dominan pada gerak meta fisika (di lambung angan).


Padahal semua teori hidup, baik yang datang dari barat, timur, utara dan selatan bermuara pada Wahyu ALLAH yang kemudian mereka robek - robek, dari robekan itu mereka seolah telah menemukan sebuah gagasan hidup. Lihat pembuktian alQuran pada surat Qadr hubungkan dengan s. Anam 91-92.


١.ﺇِﻧَّﺎ ﺃَﻧﺰَﻟْﻨَﺎﻩُ ﻓِﻲ ﻟَﻴْﻠَﺔِ ﺍﻟْﻘَﺪْﺭِِِ
٢.ﻭَﻣَﺎ ﺃَﺩْﺭَﺍﻙَ ﻣَﺎ ﻟَﻴْﻠَﺔُ ﺍﻟْﻘَﺪْﺭِ
٣.ﻟَﻴْﻠَﺔُ ﺍﻟْﻘَﺪْﺭِ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِّﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ
٤.ﺗَﻨَﺰَّﻝُ ﺍﻟْﻤَﻠَﺎﺋِﻜَﺔُ ﻭَﺍﻟﺮُّﻭﺡُ ﻓِﻴﻬَﺎ ﺑِﺈِﺫْﻥِ ﺭَﺑِّﻬِﻢ ﻣِّﻦ ﻛُﻞِّ ﺃَﻣْﺮٍ
٥.ﺳَﻠَﺎﻡٌ ﻫِﻲَ ﺣَﺘَّﻰٰ ﻣَﻄْﻠَﻊِ ﺍﻟْﻔَﺠْﺮِ
(شورة القدر)


"وَمَا قَدَرُأ اللّهَ حَقّ قَدْرَهِ اَذْقَالُواْ مَااَنْزَلَ اللّهُ عَلَى بَشَرٍ مَنْشَيْءٍ قُلْ مَنْ اَمْزَلَ الْكِتَابِ الَّذِى جَاءَ بَهَ مُوْسَى نُوْرًا وَهُدًى لِلنَّاسِ نَجْعَلُوْنَهُ قَرَاطَبْسَ تُبْدُونَهَا وَتُحفُوْنَ كَقِبْرًا وَعَلِّمْ"تُمْ مَّا لَمْ تَعْلَمُوت أَنْتُمْ وَلَا ءَابَاؤُكُمْ قُلِ اللّهُ ثُمَّ ذَرْهُمْ فِى حَوْضَهِمْ يَلْعَبُونْ"
(سُُورَةُ الْأَمْعَامِ؛٩١)


"وَهَاذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ مُّصَدِّقالَّذِى بَبْنَ يَدَيْهِ وَلِتُمْذِرَ أَمَّ الْقُرَى وَمَنْ حَوْلَهَ وَالَّذِبْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْأَخِرَوِ بَؤْمِنُو لِهِ وَهُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ يُحَافِظُزْنَ"
(سُُورَةُ الْأَمْعَامِ؛٩٢)




Berdasarkan pembuktian surat alQuran diatas, bahwa tidak ada satu konsepsi hidup yang lebih indah dibanding alQuran. Dan semua konsepsi hidup diluar alQuran adalah hasil nyolong dari alQuran, teori colongan.


Pembahasan tentang "Lailatul Qadr" ini tidak membahas tentang malam genap malam ganjil, kondisi saat malam Lailatul Qadr. Tentang ini sudah cukup jelas dari berbagai hadits.


Bagaimana Anda yang ingin bisa merasakan malam "Lailatul Qadr" sementara Anda hanya menantikan malam "Lailatul Qadr"??


"Lailatul Qadr" adalah waktu "Nuzulul Quran", malam rancang bangun kehidupan mulia. Malam di mana Malaikat memudahkan jalan bagi orang - orang yang sungguh - sungguh mau hidup dengan ILMU ALLAH, yakni AlQuraanulkariim.


Sudah hampir setengah jalan di bulan Ramadhan ini kita menjalankan ibadah Shaum, semoga masih diberikan nafas untuk dapat menyelesaikan ibadah shaum, dan diberi nafas untuk hidup bermanfaat bagi segenap manusia dan alam semesta dan mengabdi pada Sang pencipta ALLAHURABBI.


Demikian tentang "Nuzulul Qur-an". Semoga ini bermanfaat bagi penulis dan keluarga.


"Berbuatlah di dunia (berkarya) seolah - olah akan hidup seribu tahun.
Berbuatlah untuk akhirat (ibadah) seolah - olah akan mati esok"


Walhamdulillahi rabbil'aalamiin
billahittaufiq wal hidaayah
Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuhu






1. Shalat Jama' Dan Qoshor
2. Wudhu Pembuka Shalat
3. Shalat - Rukun Shalat
4. Shalat - Shalat Rawatib
5. Tata Cara Shalat Dan Bacaannya
6. Shalat Pembentuk Manusia Tangguh Beretika
7. Marhaban Sahrul Ramadhaani
8. Shaum Pembinaan Hidup Sabar
9. Hidup Berkualitas Di Bulan Ramadhan
10. HILAL
11. Catatan Kecil Tentang Zakat Pembangunan SDM Dan SDA
12. Kiblat Ke Masjidil Jaraam Atas Perintah ALLAH
13. Niaga Dari Sudut AlQuran Dan Sunnah Muhammad II
14. Idul Fithri
15. THR Dan Lebaran
16. Halal Bil Halal
17. Idul Adha
18. Tentang Auliaa
19. Kata INSYAA-ALLAH
20. Tentang Shaum
21. Tentang Shaum II
22. Tentang Shaum III
23. Nuzulul Quran Fi Lailatul Qadr

Wednesday, 23 May 2018

Tentang Shaum III

Tentang Shaum III

Assalaamu'alaikum warrahmatullahi wabarakaatuhu



Alhamdulillahi rabbil'aalamiin


Masih dalam pembahasan shaum, pada pembahasan "tentang shaum" jilid III adalah melanjutkan pembahan "Tentang Shaum II". Secara keseluruhan bagian dari Pembahasan "Tentang Shaum". Ini adalah pembahasan terakhir "Tentang Shaum", dengan materi "I'tikaf".





Sekedar menyegarkan ingatan kembali pada pembahasan sebelumnya, materi "Tentang Shalat dibagi kedalam dua sub judul;


  1. Qadha, Kafarat Dan Fidyah

  2. I'tikaf


Di pembahasan "Tentang Shaum II", telah tuntas penjelasan pada poin satu. Di pembahasan "Tentang Shaum III", akan dibahas poin dua.



2. Itikaf



I'tikaf asal katanya dari 'akafa/'akifu-ya'kufu/ya'kifu-'ukuufan


عَكَفَ - يَعْكُفُ/يَعْكِفُ -عَكُفًا؛عُكُوْفًا


Arti=


"menetap, tinggal, mengasingkan diri dan lain lain"


Dalam alQuran, i'tikaf ini dijelaskan dalam surat albaqarah 187;


"ﺃُﺣِﻞَّ ﻟَﻜُﻢْ ﻟَﻴْﻠَﺔَ ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡِ ﺍﻟﺮَّﻓَﺚُ ﺇِﻟَﻰٰ ﻧِﺴَﺎﺋِﻜُﻢْ ۚ ﻫُﻦَّ ﻟِﺒَﺎﺱٌ ﻟَﻜُﻢْ ﻭَﺃَﻧْﺘُﻢْ ﻟِﺒَﺎﺱٌ ﻟَﻬُﻦَّ ۗ ﻋَﻠِﻢَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﻧَّﻜُﻢْ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﺗَﺨْﺘَﺎﻧُﻮﻥَ ﺃَﻧْﻔُﺴَﻜُﻢْ ﻓَﺘَﺎﺏَ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻭَﻋَﻔَﺎ ﻋَﻨْﻜُﻢْ ۖ ﻓَﺎﻟْﺂﻥَ ﺑَﺎﺷِﺮُﻭﻫُﻦَّ ﻭَﺍﺑْﺘَﻐُﻮﺍ ﻣَﺎ ﻛَﺘَﺐَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟَﻜُﻢْ ۚ ﻭَﻛُﻠُﻮﺍ ﻭَﺍﺷْﺮَﺑُﻮﺍ ﺣَﺘَّﻰٰ ﻳَﺘَﺒَﻴَّﻦَ ﻟَﻜُﻢُ ﺍﻟْﺨَﻴْﻂُ ﺍﻟْﺄَﺑْﻴَﺾُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺨَﻴْﻂِ ﺍﻟْﺄَﺳْﻮَﺩِ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻔَﺠْﺮِ ۖ ﺛُﻢَّ ﺃَﺗِﻤُّﻮﺍ ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ ۚ ﻭَﻟَﺎ ﺗُﺒَﺎﺷِﺮُﻭﻫُﻦَّ ﻭَﺃَﻧْﺘُﻢْ ﻋَﺎﻛِﻔُﻮﻥَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﺴَﺎﺟِﺪِ ۗ ﺗِﻠْﻚَ ﺣُﺪُﻭﺩُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻓَﻠَﺎ ﺗَﻘْﺮَﺑُﻮﻫَﺎ ۗ ﻛَﺬَٰﻟِﻚَ ﻳُﺒَﻴِّﻦُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺁﻳَﺎﺗِﻪِ ﻟِﻠﻨَّﺎﺱِ ﻟَﻌَﻠَّﻬُﻢْ ﻳَﺘَّﻘُﻮﻥَ"


"Dihalalkan bagi kalian pada malam hari bulan ramadhan bercampur dengan isteri kalian; mereka itu adalah pakaian bagi kalian, dan kalian adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kalian tidak dapat menahan nafsu kalian, karena itu Allah mengampuni kalian dan memberi maaf kalian. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untuk kalian, dan makan minumlah kalian hingga goresan terang benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah shaum sampai tiba malam, dan janganlah kalian campuri mereka itu, dimana kalian sedang beri'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kalian mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia sekalian, supaya mereka bertakwa."
(Albaqarah 187)


Pada Tekanan;


"ﻭَﻟَﺎ ﺗُﺒَﺎﺷِﺮُﻭﻫُﻦَّ ﻭَﺃَﻧْﺘُﻢْ ﻋَﺎﻛِﻔُﻮﻥَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﺴَﺎﺟِﺪِ"


"Janganlah kalian bersetubuh dengsn isteri kalian dimana kalian sedang melakukan i'tikaf di dalam mesjid"


Jadi melakukan i'tikaf itu sama dengan menjalankan ibadah shaum secara aktif. Sedangkan menahan lapar dan haus di siang hari adalah ibadah shaum secara pasif.




Dalam melaksanakan i'tikaf, harus dilakukan di mesjid. Seperti yang telah dijelaskan Allah pada surat albaqarah 187 dan albaqarah 125, pada ayat itu disebut oleh ALLAH, baiti, rumahKU, sama dengan rumah ALLAH. Dan mesjid adalah rumah ALLAH. I'tikaf itu sendiri adalah melakukan pendekatan kepada Sang Khaliq. Dan persyaratan dalam melakukan i'tikaf itu ada dua, yaitu;


  1. Niyyat

  2. berdiam di dalam Mesjid


Sunnah dalam melakukan i'tikaf dijelaskan pada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, yang mengkisahkan keterangan dari Siti 'Aisyah r.a.


"اَلسُّنَّةُ عَلَى الْمُعْتَكِفِ أَنْ لَايَعُوْدَ مَرِيْضًا وَلَايَشْهَدَ جِنَازَةً وَلَا يَمُسَّ إِمْرَأَةً وَلَا يُبَائِرَهَا وَلَايَخْرُجَ لِحَاجَةِ اِلَّا لِمَا لَابُدَّلَهُ مِنْهُ وَلَالعْاِكَافَ اِلَّا بِصَوْمٍ وَلَا اعْتِكَافَ اِلَّا فِى مَسْجِدِ جَامِعٍ"


"Sunnah bagi yang ber'itikaf, tidak menengok orang sakit, tidak melayat jenasah, tidak menyentuh dan menggaulinya, tidak keluar mesjid kecuali kebutuhan, dan memang mesti dilakukan,, tidak i'tikaf kecuali dengan shaum, kecualu dalan mesjid jami."
(RIwayat Abu Dawud)


Jika kita tidak dapat beri'tikaf di mesjid. Dalam melakukan shaum secara aktif selain menjalankan i'tikaf, juga dapat melakukan qummil lail, yang diawali dengan rattil alQuran. Sehingga genap dalam satu bulan Ramadhan khatam 30 juz alQuran.


Demikian tentang i'tikaf, materi berikutnya tentang "Nuzulul Qur-an". Semoga ini bermanfaat bagi penulis dan keluarga.



Walhamdulillahi rabbil'aalamiin
billahittaufiq wal hidaayah
Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuhu






1. Shalat Jama' Dan Qoshor
2. Wudhu Pembuka Shalat
3. Shalat - Rukun Shalat
4. Shalat - Shalat Rawatib
5. Tata Cara Shalat Dan Bacaannya
6. Shalat Pembentuk Manusia Tangguh Beretika
7. Marhaban Sahrul Ramadhaani
8. Shaum Pembinaan Hidup Sabar
9. Hidup Berkualitas Di Bulan Ramadhan
10. HILAL
11. Catatan Kecil Tentang Zakat Pembangunan SDM Dan SDA
12. Kiblat Ke Masjidil Jaraam Atas Perintah ALLAH
13. Niaga Dari Sudut AlQuran Dan Sunnah Muhammad II
14. Idul Fithri
15. THR Dan Lebaran
16. Halal Bil Halal
17. Idul Adha
18. Tentang Auliaa
19. Kata INSYAA-ALLAH
20. Tentang Shaum
21. Tentang Shaum II
22. Tentang Shaum III

Tuesday, 22 May 2018

Tentang Shaum II

Tentang Shaum II

Assalaamu'alaikum warrahmatullahi wabarakaatuhu



Alhamdulillahi rabbil'aalamiin


Sebelumnya telah dibahas tentang rukun, syarat wajib, yang membatalkan dan yang diharamkan shaum. Sekarang masih tentang shaum sebagai kelanjutan materi "Tentang Shaum". Pembahasan dibagi dengan dua subjudul, agar lebih mudah dipahami;


  1. Qadha, Kafarat Dan Fidyah

  2. I'tikaf






1. Qadha, Kafarat Dan Fidyah



Meng-qadha dan membayar kafarat dalam menjalankan ibadah Shaum telah diatur dalam hadits Rasulullah. Teristimewa bagi yang bersetubuh dengan sengaja di siang hari, maka wajib meng-qadha dan membayar kafarat.


Kafarat yang wajib dibayar, yaitu memerdekakan hamba perempuan yang mukmin. Jika tidak mendapatkan hamba perempuan, maka ia wajib shaum selama 2 bulan terus menerus. Jika tidak mampu mendapatkan hamba dan tidak mampu shaum 2 bulan berturut - turut, maka ia wajib memberi makan kepada 60 orang miskin, setiap satu orang miskin sebanyak secupak*).


Hal ini termaktub dalam satu hadits jawaban Rasululkah kepada seorang laki - laki yang pernah berjima' dengan istrinya di siang hari pada bulan Ramadhan


"هَلْ تَجِدُ مَا تَعْتِقَ. رَقَبَةً؟

فَالَ: لَاء

فَقَالَ : هَلْ تَسْتَطِعْ اَنْ تَصُوْمَ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ؟

قَالَ : لَاء

قَالَ فَهَلْ تَجِدُ مَاتَصُوْمُ سِتِّيْنَ مِسْكِيْنّا؟"


"Apakah kamu mendapatkan untuk memerdekakan hamba?

Laki - laki : tidak.

Rasulullah bertanya lagi: Apakah kamu kuat berpuasa 2 bulan terus menerus?

Laki - laki : tidak.

Rasulullah bertanya lagi : Apakah kamu mendapatkan untuk memberi makan 60 orang miskin?
"
(Riwayat Sab'ah)


Membayar kafarat diwajibkan kepada yang bersangkutan yang telah dengan sengaja membatalkan shaum. Sedangkan fidyah dibayarkan oleh ahli waris, contohnya orang meninggal sedangkan ia mempunyai kewajiban shaum di bulan Ramadhan, maka keluarga yang ditinggalkannya wajib membayar fidyah setiap hari dalam satu bulan Ramadhan.



"مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ صِيَامُ صَامَ عَنْهُ وَلِيُّهُ"


"Barangsiapa yang meninggal sedangkan ia mempunyai kewajiban shaum, maka berpuasalah walinya kepadanya."
(Riwayat muslim)


Fidyah juga dibayarkan pada orang tua usia lanjut yang sudah pikun jika lemah tidak kuat untuk shaum, fidyahnya sebanyak secupak makanan setiap hari.



"رُخِصَ لِلشَّيْخِ الْكَبِيْرِ أَنْ يَفْطِرَ وَيُطْعِمَ عَنْ كُلِّ يَوْمٍ مِسْكِيْنًا وَلَا قَضَاءَ عَلَيْهِ"


"Diringankan bagi kakek pikun untuk berbuka dan memberikan makan ia setiap hari kepada yang miskin dan tidak wajib qadha"
(Riwayat Duruquthni dan Hakim)


Wanita hamil dan memyusui juga, jika ia khawatir anaknya menjadi sakit, maka ia boleh tidak menjalankan ibadah shaum. Namun ia wajib qadha dan membayar kafarat dari setiap hari secupak.


Orang dalam perjalanan jauh dan sakit, boleh tidak shaum, namun ia wajib qadha dan membayar kafarat. Tentang masalah ini tertuang dalam alQuran dan hadits.




"وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِيْكِيْنٍ"


"Dan atas mereka yang mampu shaum (akan tetapi tidak shaum) maka wajib fidyah dengan memberi makan kepada yang miskin"
(Albaqarah 184)



"قَدْ صَامَ رَسُوْلُ اللّهِ صلعم فِى السَّفَرِ وَاَفْطَرَ فَمَنْ شَاءَ صَامَ وَمَنْ شَاءَ اَفْطَرَ"


"Rasulullah shaum dalam perjalanan, lalu Beliau berbuka, maka barangsiapa yang hendak shaum, maka shaumlah, dan barangsiapa yang menghendaki berbuka, maka berbukalah"
(Riwayat muslim)



"لَيْسَ الْبِرَّ اَنْ تَصُوْمُواْ فَى السَّفَرِ"


"Bukan sayu kebaikan bahwa shaum dalam perhalanan"
(Riwayat Muslim)



"وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ"


"Maka barangsiapa yabg sakit diantara kamu atau sedang bepergian, boleh berbuka dan wajib qadha dari hari - hari yang lain"
(Albaqarah 185)



2. Itikaf



Untuk poin 2 , i'tikaf akan kita bahas pada materi berikutnya. Untuk sementara kita cukupkan dulu sampai di sini.


Demikian pembahasan singkat tentang ibadah shaum bagian kedua, yang sambungannya akan dilanjutkan pada materi berikutnya. Semoga bermanfaat bagi penulis dan keluarga.


Walhamdulillahi rabbil'aalamiin
billahittaufiq wal hidaayah
Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuhu



FOOTNOTE :


  • Secupak = 1 1/3 kati Iraq = 2 1/2 kg




1. Shalat Jama' Dan Qoshor
2. Wudhu Pembuka Shalat
3. Shalat - Rukun Shalat
4. Shalat - Shalat Rawatib
5. Tata Cara Shalat Dan Bacaannya
6. Shalat Pembentuk Manusia Tangguh Beretika
7. Marhaban Sahrul Ramadhaani
8. Shaum Pembinaan Hidup Sabar
9. Hidup Berkualitas Di Bulan Ramadhan
10. HILAL
11. Catatan Kecil Tentang Zakat Pembangunan SDM Dan SDA
12. Kiblat Ke Masjidil Jaraam Atas Perintah ALLAH
13. Niaga Dari Sudut AlQuran Dan Sunnah Muhammad II
14. Idul Fithri
15. THR Dan Lebaran
16. Halal Bil Halal
17. Idul Adha
18. Tentang Auliaa
19. Kata INSYAA-ALLAH
20. Tentang Shaum
21. Tentang Shaum II
22. Tentang Shaum III