Laman

Sunday, 23 February 2014

Sosio-Historis Kunyuk, Kanal Barat Dan Timur

Sosio-Historis Kunyuk, Kanal Barat Dan Timur
ahmad.hanafiah33@gmail.comKunyuk kental dikenal sebagai kata umpatan di palataran komunitas tanah jawa. Sebagian besarnya cangkam dengan sebutan itu tapi tidak mengenalnya, hanya menjadi penyambung lidah dari sebelumnya yang ditularkan begitu saja dari hasil perjalanan interaksi sosial. Akibatnya histori kunyuk menjadi berkonotasi buruk. Pembawanya kebiasaan membawa kata pengganti yang kiasannya disandangkan kepada binatang.


Histori kunyuk tidaklah seperti yang dibayang dalam gambaran ungkapan bahasa sarcasme. Dalam histori ini mau menengok sosio kunyuk pada tahun 1905an seiring dengan gonjang ganjing diantara meneer tentang rencana dibangunnya kanal - kanal di batavia dan kalimantan.


Menyangkut kanal, dalam tulisan kanal ini masih bagian dari sambungan tulisan kanal sebelumnya. Master Plan For Drainage tahun 1973 menjadi acuan dibangunya kanal, yang itu buah gagasan meneer Belanda. Meneer ini bukan tuan tanah Belanda, meneer Van Breen ini yang sama membawa proposal bangunan kanal di Batavia dan Borneo di pertengahan tahun 1919. Meneer ini suruhan Ratu Belanda, jadi bukan pemilik gagasan, yang tersurat berangkat dari banjir besar di Batavia, itu yang meneer bawa. Padahal meneer ini tidak tahu alasan sebenarnya selain Ratu Belanda dan Komandan angkatan perang Belanda, karena si menneer hanya seorang professor, tenaga ahli Belanda.

Sepertihalnya kedatangan westerling, westerling ini budak suruhan perang., datang atas nama ratu Belanda yang itu beradu dengan karater dan maunya si westerling sendiri, kalau dibawa ke paradigma umum kalau prajurit itu lebih galak dari pada jenderal, ya seperti itu gambaran tentang westerling. Ia di Indonesia  jadi komandan di bawah GubJen Hindia Belanda yang ugal - ugalan bukan kepalang,ya begitulah yang namanya saja prajuri kalau mendadak menjadi komandan.

Mengungkap ini bukan mau menggali kisah masa lalu, juga tidak untuk mendeskridetkan Ratu Belanda. Tapi sebagai hadiah buat bangsa Indonesia, yang gampang terpukau, karena gampang terpukau suka gampang lupa diri. Bahwa kanal yang mau dibangun itu tidak ada hubungnnya dengan mengatasi banjir tanah Batavia. Kaitannya kanal dengan banjir, hanya pada kepentingan moda transportasi Belanda pada saat itu di Batavia.

Namun yang terjadi Soehoed atas rekomendasi koleganya di Belanda menerima gagasan itu yang dianggapnya yang masuk akal. Dan seperti kebiasaan bangsa yang mudah terpukau, Soehoed terpukau, ya otomatis lupa diri, ia jabarkan rencana itu seakan - akan murni hasil kajiannya. Terus bergulir seperti itu , di tenteng lagi oleh Ali Sadikin, kaya - kaya gagasanya, dan begitu hingga sekarang. Sikap - sikap premature ini erat kaitan dengan manusia pemalas tapi ingin terlihat menonjol diantara yang lainnya.

Dan tulisan ini tidak akan membuka apa yang menjadi alasan sebenarnya, karena ketika tahun lalu saya sampaikan tentang blue print dam Katulampa, lusanya, muncul opportunis - opportunis belanda bikin tulisan di media (detik.com), bahwa mereka tahu blue print itu.

Sekali lagi.. asik.. sekali lagi, bangsa Indonesia terpukau dengan tulisan itu. Ini semua terus berlangsung, hingga penggalan peristiwa itu dijadikan panduan sejarah yang tidak pernah sejarah itu dilihat rangkaian dari setiap kejadian yang berlangsung pada saat itu. Semua dibungkus mentah - mentah kemudian diberlakukan untuk dikonsumsi siswa dan mahasiswa.

Kembali ke sosio-histori kunyuk, kunyuk ini sebutan jenis monyet jawa yang lincah. Pada awal tahun 1919, dimulai datangnya gelombang dua arus besar membentuk pusaran di tanah Indonesia. kembalinya malaka ke Indonesia sebagai suruhan Kaisar China dan Meneer Van Beer suruhan Ratu Inggris. Yang satu mengumpulkan data seiring dengan perang Jepang - China, dan yang satu lagi membangun infrastruktur untuk lalulintas logistik armada perang Belanda pasca perang dunia I dalam hubungan kondisi di Eropa pada saat itu.

Pada saat terjadinya Perang Dunia II, pasukan German meluluh lantahkan rencana Belanda. Perang Dunia II, peristiwanya di luar dugaan meluas ke semua daratan eropa.

Walaupun pada masa transisi dari Perang Dunia I dengan perang Dunia II suasana di eropa masih tegang, namun mereka tidak pernah mengira kalau Hitler punya rencana segila itu dalam rencana genosida yahudi di pelataran eropa.

Sedangkan di Asia, dengan konflik yang berbeda latarbelakangnya, Jepang merayu bangsa asia untuk jadi tentaranya, karena ketakutanya pasca pengeboman pearl harbor.

Pada suasana saat itu, bangsa Indonesia menjadi kurcaci diantara yang berkuasa, sehingga kedua kunyuk berhasil membentuk karakter kuat bangsa saat ini, menjadi bangsa yang gampang terpukau, karena shock, jadi kagetan, was - was, berpadu satu, yang itu obatnya merunduk sambil menyembah nyembah kunyuk biar bisa hidup.

Adios

No comments:

Post a Comment