Laman

Tuesday, 7 September 2021

Hari Pertama PTM di Kabupaten Bandung lancar, Siswa SD Ikuti Prokes Ketat

Hari Pertama PTM di Kabupaten Bandung lancar, Siswa SD Ikuti Prokes Ketat

Hari Pertama PTM di Kabupaten Bandung lancar, Siswa SD Ikuti Prokes Ketat


Seorang siswa SD mencuci tangannya sebelum memasuki ruang kelas.







Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di Kabupaten Bandung mulai digelar untuk tingkat TK, SD dan SMP hari kemarin, hari Senin, 06/09/2021.






Total, sebanyak 1.106 sekolah melaksanakan PTM terbatas di Kabupaten Bandung, yang terdiri dari 82 SMP, 373 SD dan 651 TK.


Bupati Bandung, Dadang Supriatna mengungkapkan awal pelaksanaan PTM di tengah pandemi Covid-19 memang terasa aneh dan masih belum terbiasa. Tapi, ia percaya sekolah akan bisa beradaptasi dengan kondisi yang ada.


“Sekolah dimulai pada pagi hari, diikuti siswa kelas 1. Untuk Protokol kesehatannya sebelum memasuki ruangan dicek suhu, setiap ruang kelas didisinfektan terlebih dahulu, setiap anak duduknya berjarak,” ujar Dadang usai meninjau PTM di SDN Cingcin 01 Soreang, Senin, 06/09/2021.




Menurut Dadang, PTM lebih efektif dari belajar online karena gestur tubuh pengajar bisa dilihat oleh siswa. Tujuan pelaksanaan PTM dilakukan secara bertahap, kata Dadang, adalah agar bisa dikendalikan.


“Jangan sampai gambling, mulainya secara bertahap, takut kaget, kalau tidak terkendali nanti dikhawatirkan ada kasus baru,” ungkap Dadang.


Kepala SD Cingcin 01 Soreang, Lilis Supartini mengatakan PTM hanya diikuti siswa kelas 1 dan jumlah siswanya hanya sebanyak 25 persen dari total siswa. Kegiatan belajar mengajar hanya berlangsung selama 30 menit dan hanya diisi kegiatan permainan anak.


“Masuk jam 7 pagi kemudian belajar. Saat pulang, anak diantar ke gerbang nanti disambut orang tua. Barulah siswa sesi kedua yang masuk ke kelas,” ujar Lilis.




Adapun untuk jeda waktu per sesi, ungkap Lilis, yaitu 20 menit. Pihaknya menyiapkan 1.500 buah masker untuk mengantisipasi anak yang tidak membawa masker. Selain itu, dari mulai masker, handsanitizer dan thermogun sudah tersedia di setiap kelas.


“Anak tidak harus divaksin, tapi anak yang sakit itu tidak boleh sekolah,” pungkasnya.

No comments:

Post a Comment