Masjid di Bogor Tetap Gelar Shalat Id Fitri Berjamaah
Sejumlah jemaah mensjid Al Maunah. Jalan Raya Karadenan. Cibinong usai melakukan shalat Idul Fitri. Minggu pagi, 24 Mei 2020. Foto : Hendi/Radar Bogor
Hari Raya Idulfitri setiap tahunnya selalu disambut dengan sukacita oleh umat Muslim. Masyarakat pun berbondong-bondong mendatangi masjid untuk melakukan shalat Idul Fitri, Minggu pagi, 24 Mei 2020.
Hasil pantauan Radar Bogor, beberapa masjid di Cibinong masih menggelar shalat Id berjamaah. Salah satunya Masjid Jami Al Barokah di Kelurahan Sukahati Kecamatan Cibinong.
Masjid yang berlokasi di pinggir jalan tersebut tampak ramai dipenuhi jemaah yang melaksanakan shalat Id, Minggu pagi, 24 Mei 2020. Tak hanya di Karadenan, hampir sebagian besar masjid yang adan dipemukiman warga melaksanakan shalat Id berjamaah.
Warga Bogor tetap melaksanakaan shalat Id berjamaah di tengah Pandemi Covid-19, Minggu pagi, 24 Mei 2020.
Tak hanya di Kabupaten, di Kota Bogor juga sama. Pelaksanaan shalat Id berjammaah di tengah Pandemi Covid-19 ini terasa lebih hikmah.
Andika Nur Prasetyo, salah seorang jemaah yang hadir mengaku, dirinya sengaja mencari masjid yang masih mengadakan shalat Id secara berjamaah.
“Tadinya berpikir mau salat di rumah, cuma kita cari-cari ternyata masih ada, dan ini sebagai rasa syukur kita,” ujarnya.
Meski begitu, Andika pun tetap mengedepankan protokol pencegahan Covid-19. Sebagai bentuk ikhtiar, lanjutnya, masyarakat juga harus mengetahui bagaimana tata cara pelaksanaan shalat di tengah pandemi.
“Di pelaksanaan shalat id ini kita tetap melakukan protokol pencegahan. Kita pakai masker, lalu bawa hand sanitizer, kita juga tidak bersalaman, hanya ucap salam aja. Menjaga jarak juga meskipun sempat berkerumun, physical distancing itu perlu,” terangnya.
Andika berharap pandemi Covid-19 dapat segera berakhir dalam momentum Idulfitri. Ia pun ingin agar masjid-masjid dapat dibuka kembali untuk melaksanakan salat berjamaah.
Lebaran Ala Tiga Sekawan Penjaga Pusara Korban Virus Corona
Tiga sekawan penjaga pusara Pondok Rangon, Sa'am, Jun, dan Ocim, mengaku hanya sempat melaksanakan salat id saat lebaran sebelum bertugas pada Minggu (24/5). (CNN Indonesia/ Nadhen Ivan).
Perayaan hari kemenangan Idulfitri 1441 Hijriah dirasakan berbeda oleh seluruh umat muslim. Tak terkecuali Sa'am, Jun, dan Ocim, penjaga pusara korban virus corona di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Rangon, Jakarta Timur.
Jangankan menjalankan tradisi sungkeman usai salat id, bahkan Sa'am tidak sempat mencicip ketupat dan opor buatan sang istri. Alasannya, dering telepon Sa'am tidak berhenti berbunyi.
"Nggak sempat makan opor sama ketupat. Orang udah krang kring krang kring (notifkasi pesan) di handphone," ujarnya saat ditemui CNNIndonesia.com, Minggu (24/5).
Maklumlah, tugas Sa'am menguburkan jenazah tak kenal waktu, terutama sejak penyakit covid-19 menyebar di dalam negeri. Tugas menumpuk dan bertubi-tubi ini dilakoninya tiga bulan terakhir. Beruntung, anak dan istrinya maklum.
"Namanya juga kerja, harus kita lakukan. Alhamdulilah masih sempet salat Id," tutur pria 42 tahun tersebut dengan nada ikhlas.
Sejak pagi hingga siang hari, kira-kira pukul 12.00 WIB tadi, ia sudah menurunkan dua jenazah ke liang lahat. Ia dibantu dua sejawatnya, Junaedi (42) dan Ocim (43).
Memang, menjadi tukang gali kubur membuat hidup tiga sekawan ini berbeda. Yang biasanya masuk rumah tidak perlu cuci tangan, kini setiap habis pulang kerja mereka wajib membersihkan seluruh badan.
"Sekarang harus mandi. Setidaknya bisa mengurangi kemungkinan menularkan virus corona ke keluarga," ujar Junaedi, yang akrab disapa Jun.
Lebih ironis lagi, Jun merasa pandangan yang dilempar mata para tetanggan pun berubah semenjak ia harus menguburkan jenazah orang terinfeksi corona.
"Tetangga kelihatan beda. Mereka kelihatan menjauh jaga jarak," imbuh dia.
Protes menyatukan berbagai kelompok teori konspirasi, ekstrimis, anti-vaxxers dan orang-orang yang peduli tentang pengurangan kebebasan sipil.
Pun demikian, ia mengaku paham dengan kondisi tersebut. Saat ini, semua orang perlu mengambil langkah antisipasi penularan virus corona.
Seperti halnya Sa'am, Jun dan Ocim pun terpaksa melewatkan tradisi sungkeman dengan keluarga dan silaturahmi dengan tetangga. Karenanya, ia meminta pengertian warga untuk tak menambah beban petugas penanganan covid-19 dengan berdiam di rumah.
"Capek sih pasti capek, apalagi kalau sampai nambah terus. Artinya, kalau pasien terus nambah, berarti kami terus gali lubang. Kasian juga kami para garda terakhir," imbuh dia.
Jun dan Ocim juga dituntut lebih bersih saat bertugas tiga bulan terakhir ini. Semua baju yang dipakai serta seluruh badan pasti dibasuh selepas bekerja.
"Dengan kerjaan seperti ini kebersihan memang sudah wajib," terang Ocim.
Meski begitu, Ocim merasa terharu karena pemerintah dan masyarakat menghujaninya dengan perhatian. Ia mengaku mendapat dukungan dan 'amunisi' untuk menjaga tubuh tetap fit. Antara lain, makanan, vitamin, dan suplemen.
Ini pula yang mengingatkan Ocim, termasuk Sa'am dan Jun, ketika jenuh dan rasa lelah menyerang. Apalagi, di situasi lebaran yang membuat keadaan terasa sangat berbeda.
Presiden Republik Indonesia sendiri beberapa kali mengeluarkan imbauan kepada masyarakat dalam melaksanakan Hari Raya Idulfitri di tengah pandemi corona.
Mulai dari meminta masyarakat salat id di rumah alias tidak berjamaah, tidak mudik, hingga meminta masyarakat melakukan silaturahmi secara dalam jaringan (daring).
Hal tersebut diketahui sebagai langkah guna mencegah terjadinya penularan virus corona, di mana per Sabtu (23/5), jumlahnya masih terus bertambah.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan tercatat ada 21.745 orang terkonfirmasi positif corona. 1.351 di antaranya meninggal dunia. Sementara, 5.249 lainnya dinyatakan sembuh.
Seorang pengunjuk rasa menghampiri polisi pada sebuah kampanye virus corona di Frankfurt. Foto: DPA
Lusinan demonstrasi diadakan di Jerman pada hari Sabtu sebagai bagian dari gerakan protes terhadap langkah-langkah penguncian virus corona yang mendapatkan momentum.
Demonstrasi telah diadakan setiap minggu sejak awal April, membengkak dalam beberapa pekan terakhir ke pertemuan ribuan di kota-kota besar Jerman.
Gerakan ini melihat pembatasan pemerintah untuk mengekang penyebaran virus sebagai awal dari rezim otoriter atau serangan ilegal terhadap kebebasan individu.
Hampir 30 aksi unjuk rasa diadakan di Berlin, serta demonstrasi balasan, kata juru bicara kepolisian kepada AFP.
Protes juga diadakan di seluruh negeri, termasuk di Nuremberg, Munich dan Stuttgart, meskipun tidak sebanyak dalam beberapa pekan terakhir, terutama karena cuaca buruk.
Di Hamburg, 750 orang berdemonstrasi, sementara 120 orang yang tidak sah dibubarkan oleh polisi dengan meriam air, menurut juru bicara kepolisian.
"Pengurungan ini sama sekali tidak berguna," kata Kathrin, seorang demonstran Berlin berusia 42 tahun yang mengambil bagian dalam rapat umum sekitar 100 orang di depan balai kota ibukota.
"Saya tidak mengerti mengapa kita tidak bisa kembali normal sekarang," kata pemrotes lain, Moritz, 28.
"Virus corona telah membunuh jauh lebih sedikit daripada flu dalam beberapa tahun terakhir," tambahnya.
Protes menyatukan berbagai kelompok teori konspirasi, ekstrimis, anti-vaxxers dan orang-orang yang peduli tentang pengurangan kebebasan sipil.
Kanselir Angela Merkel, target demonstrasi, mengatakan pada hari Sabtu bahwa pembatasan terhadap virus corona telah "diperlukan".
Jerman memiliki 177.850 yang secara resmi menyatakan kasus virus korona pada hari Sabtu, dengan 8.216 kematian, menurut Robert Koch Institute.
Jerman mulai mengendurkan pembatasan yang diberlakukan untuk mengendalikan penyebaran virus pada awal Mei, karena melihat penurunan kuat dalam kasus-kasus baru.
Namun kekhawatiran masih ada gelombang kedua di negara itu, yang tidak terlalu terpengaruh dibandingkan beberapa negara tetangganya di Eropa.
Riyadh SPA - Penjaga Dua Masjid Suci Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud telah menyampaikan pidato kepada warga, penduduk dan semua Muslim di mana-mana tentang Idul Fitri.
King Salman menambahkan dalam pidatonya yang dibacakan oleh Penjabat Menteri Media Dr. Majid bin Abdullah Al-Qasabi:
"Muslim terkasih di seluruh dunia,"
"Puji syukur kepada Allah SWT yang telah menghormati kita semua untuk menyelesaikan puasa bulan suci Ramadhan."
"Kami berterima kasih kepada Allah SWT karena mengizinkan kami menyaksikan Idul Fitri yang bahagia."
"Saudara dan saudari yang terkasih,"
"Dunia, dan kita adalah bagian darinya, menghadapi pandemi kesehatan dan ekonomi yang belum pernah disaksikan dunia."
"Pandemi ini memerlukan solusi mendesak untuk menghadapinya."
"Dalam hal ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada warga dan penduduk pria dan wanita untuk berdiri dengan segala ketulusan dan kesetiaan dengan apa yang telah diambil oleh otoritas terkait di negara kita atas tindakan pencegahan, pencegahan dan perbaikan yang bertujuan menjaga kesehatan manusia dan bekerja untuk merawat. untuk mereka, dan mencari kenyamanan mereka."
Raja Salman telah mengijinkan Sholat Idul Fitri di Mekah dan Madinah, hanya di dua masjid suci tetapi tanpa kehadiran jamaah dari luar. Perjanjian tersebut juga mencakup langkah-langkah jarak sosial saat ini untuk menghindari penyebaran virus corona.
Dua Masjid Suci kini kembali dapat melaksanakan shalat Idul Fitri, walaupun dengan ada pembatasan yang diberlakukan untuk mencegah penyebaran pandemi virus corona
Di Yerusalem, Pembatasan Ramadhan Terakhir Kali Selama Perang Salib
Seorang pria berdoa di atap rumahnya di Yerusalem selama bulan Ramadhan bulan lalu. Kredit ... Dan Balilty untuk The New York Times
JERUSALEM - Terakhir kali jamaah Muslim diusir dari kompleks Masjid Aqsa sepanjang bulan Ramadhan adalah ketika para pejuang perang menguasai Yerusalem pada Abad Pertengahan.
Sekarang, pandemi virus corona telah melakukan apa yang tidak dilakukan oleh abad-abad yang lalu, sebagian besar mengosongkan ruang yang sering penuh sesak dan kacau di situs paling suci ketiga Islam, di mana umat Islam percaya Nabi Muhammad isra mi'raj.
Pembatasan masuk ke kompleks hanya satu contoh bagaimana pandemi telah secara radikal mengubah cara umat Islam di Israel dan wilayah Palestina mengalami bulan puasa suci Ramadhan ketika mereka mengatasi langkah-langkah menjauhkan sosial pemerintah.
Alih-alih menghadiri acara buka puasa yang rumit dengan anggota keluarga besar berkumpul di kedai, warga Arab Israel dan Palestina telah menghabiskan banyak waktu mereka dalam isolasi yang tidak disukai.
Saya tidak berpuasa tahun ini," kata Sawsan, seorang wanita berusia 28 tahun dari Beit Hanina. “Ibuku bepergian tahun ini selama liburan, jadi rasanya seperti keluarga kami tidak bisa duduk bersama seperti biasa.
Berdiri di luar salah satu pintu masuk yang tertutup ke kompleks Aqsa, Mohammed Suleiman, seorang penjaga keamanan sekolah dari Yerusalem, menahan air mata ketika ia berbicara tentang keinginannya untuk berdoa di masjid.
Orang-orang berdoa bulan lalu di dekat gerbang tertutup kompleks masjid Aqsa.(Kredit Ammar Awad/Reuters
"Aqsa itu sehat, tapi kita tidak," kata Pak Suleiman, memegangi sajadah hijau dan merah. "Aku harap kita bisa kembali ke sana segera karena aku merasa kesepian tanpanya."
Pada bulan April, Wakaf Islam, badan keagamaan yang didukung Yordania yang mengelola kompleks masjid, memutuskan untuk menutup situs tersebut kepada publik sepanjang bulan Ramadhan, dengan alasan masalah kesehatan masyarakat.
Aqsa, yang dipuja orang-orang Yahudi sebagai situs tersuci mereka dan disebut sebagai Temple Mount, sering menjadi pusat ketegangan antara warga Israel dan Palestina.
Di salah satu dari beberapa ruang terbuka besar dekat kompleks Aqsa minggu lalu, sekitar 30 jamaah, termasuk Mr. Suleiman, berkumpul di bawah terik matahari untuk salat Jumat sore tradisional, sambil menjaga jarak beberapa kaki antara satu sama lain. Di dekatnya, sebuah kontingen besar perwira polisi Israel berjaga-jaga.
"Ramadhan Nights from Jerusalem," sebuah koalisi organisasi Israel dan Palestina, telah menciptakan sebuah situs web yang menampilkan acara virtual harian tentang Islam, bulan puasa dan budaya Arab dalam bahasa Arab, Ibrani dan Inggris.
Di situs itu, ribuan orang telah menyelami berbagai program seperti pelajaran tentang cara menyiapkan kibbe, bola daging tanah dan bulgur goreng, ceramah tentang perkataan Nabi Muhammad; dan konser oud.
Yerusalem dalam karantina pada bulan April. Kredit ... Dan Balilty untuk The New York Times
"Kami ingin memberikan konten yang beragam dan kaya kepada umat Islam untuk terlibat selama bulan itu," kata Dr. Raquel Ukeles, salah satu pendiri proyek dan kurator Perpustakaan Nasional Islam Israel dan koleksi Timur Tengah. "Tapi kami juga ingin menciptakan peluang bagi non-Muslim untuk belajar tentang Islam dan Ramadhan."
Kurang dari satu mil dari Aqsa, toko Jaafar Sweets yang telah berusia puluhan tahun di Yerusalem telah menyaksikan penurunan tajam dalam bisnis selama bulan puasa, menjual sekitar setengah dari yang terjadi pada tahun 2019. Pemerintah Israel telah mengizinkan toko permen di Yerusalem untuk terbuka untuk pesanan takeout saja, dan bagian tempat duduk besar toko itu kosong.
"Selama Ramadhan, kami biasanya memiliki orang-orang dari mana-mana menikmati permen kami, tetapi kami sekarang hanya memiliki sebagian kecil dari itu," kata Adnan Jaafar, pemilik toko generasi ketiga, duduk di dekat pameran baklava, knafeh - hidangan penutup Arab. dibuat dengan adonan phyllo parut dan makanan manis lainnya.
Mungkin perubahan yang paling signifikan di Jaafar Sweets adalah bahwa menu telah dihapus dari menu penawaran qatayef, makanan penutup Ramadhan yang manis dan berat, pancake goreng yang biasanya diisi dengan kacang kenari atau keju.
"Ini pertama kalinya dalam 70 tahun kami tidak menjualnya," kata Mr. Jaafar. "Tidak ada cukup banyak pelanggan untuk membenarkan upaya untuk membuat mereka."
Lebih dari 16.500 orang di Israel diketahui telah terinfeksi oleh virus dan 264 telah meninggal. Di Tepi Barat dan Jalur Gaza, 375 kasus telah dilaporkan dengan dua kematian.
Ketika hari-hari Ramadhan telah berkembang, beberapa warga Palestina dan warga Arab Israel telah mulai menolak keputusan untuk menutup Aqsa kepada publik, dengan beberapa berpendapat bahwa jika orang Yahudi dapat berdoa dengan cara yang jauh secara sosial di Tembok Barat tepat di bawahnya. Muslim dapat melakukan hal yang sama di kompleks.
"Tidak masuk akal," kata Ribhi Rajabi, seorang sopir truk dari Yerusalem, duduk di tempat teduh di bawah pohon zaitun di dekat rumahnya di kota. "Jika orang-orang Yahudi dapat berdoa tanpa masalah di daerah kecil, kami jelas dapat berada di ruang beberapa kali ukurannya."
Pada awal Mei, Israel melonggarkan pembatasan doa di Tembok Barat, memungkinkan sebanyak 300 orang pergi ke sana.
Shalat di Kota Tua Yerusalem. Kredit... Ammar Awad/Reuters
Tetapi Omar Kiswani, direktur Aqsa, telah dengan keras membela keputusan untuk menjaga kompleks itu tetap tertutup bagi para penyembah, dengan alasan bahwa menjaga kesehatan umat beriman adalah yang terpenting.
"Selama Ramadhan, Aqsa tidak seperti tempat lain di sini," katanya, duduk di bangku di Kota Tua Yerusalem sambil mengenakan jubah hitam panjang dengan hiasan emas dan topi Ottoman merah yang dibungkus syal putih. “Orang-orang datang dalam puluhan ribu dan kadang-kadang ratusan ribu. Jika kita mengizinkan semua orang di dalam sekarang, kita berisiko menginfeksi seluruh masyarakat kita.”
Situs ini belum ditutup untuk publik Muslim sepanjang Ramadhan sejak abad ke-12 ketika kota itu berada di tangan para pejuang perang salib, menurut para ahli dan Mr. Kiswani.
"Itu tetap terbuka melalui invasi, perang dan tulah," kata Martin Kramer, ketua studi Islam di Shalem College di Yerusalem. "Tepat pada saat-saat itulah orang berusaha berdoa."
Dalam beberapa kesempatan, Israel telah menutup Aqsa untuk waktu yang singkat setelah serangan terhadap personil keamanan Israel serta konfrontasi antara mereka dan jamaah Muslim. Setelah tiga warga Arab Israel menewaskan dua petugas polisi yang menjaga pintu masuk ke situs pada tahun 2017, pihak berwenang Israel menutup kompleks selama sekitar dua hari.
Sementara penutupan kompleks Aqsa mengecewakan bagi mereka yang terbiasa sholat di sana, apa yang paling banyak orang lewatkan tahun ini adalah kesempatan yang datang selama Idul Fitri, festival tiga hari yang menandai akhir Ramadhan.
Israel biasanya mengizinkan puluhan ribu warga Palestina dari Tepi Barat untuk mengunjungi kota-kotanya selama Idul Fithri, salah satu dari dua hari libur setiap tahun di mana Israel membagikan sejumlah besar izin perjalanan.
"Liburan ini adalah satu-satunya kesempatan saya untuk berjalan di pantai, minum kopi dengan pemandangan laut dan makan ikan dan udang di pelabuhan Jaffa," kata Abdelrazzaq Abumeizer, seorang konsultan pembangunan dari Hebron, sebuah kota yang terkurung daratan di selatan. Bank Barat. "Ini benar-benar istimewa karena kita tidak dapat melakukan hal-hal itu di kampung halaman saya."
Seorang pejabat keamanan Israel, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan bahwa, pada minggu ini, Israel tidak akan mengeluarkan izin kepada Palestina untuk mengunjungi wilayahnya selama Idul Fitri.
Abumeizer mengatakan dia telah berhati-hati untuk menghindari ruang publik selama wabah, tetapi menambahkan bahwa dia tidak akan ragu untuk pergi ke Israel jika dia menerima izin.
"Tidak pintar untuk keluar," katanya. "Tapi jika aku mendapat izin, aku akan segera mencari tumpangan ke laut."
Mohammed Najib berkontribusi melaporkan dari Ramallah di Tepi Barat.
Muslim Inggris Merayakan Idul Fithri Ditengah Lockdown
Experience Pengalaman saya adalah tentang orang tua, saudara kandung, mertua, keponakan laki-laki dan perempuan, semuanya berciuman, berpelukan, dan berharap satu sama lain lebaran mubarak. Tidak pernah terlintas dalam pikiran saya untuk merayakannya tanpa keluarga. "Perayaan Idul Fitri di Manchester tahun lalu. Foto: Christopher Thomond/The Guardian
Aisha Riaz assistant production editor at the Guardian Guide
Saat kita mendekati akhir Ramadhan, perayaan Idul Fitri akan berlangsung akhir pekan ini. Namun Idul Fitri akan terlihat dan terasa sangat berbeda tahun ini. Bahwa bagi Muslim Inggris itu terjadi di tengah penerapan lockdown, melalui pandemi global, menyakitkan dan memilukan.
Idul Fitri mengikuti minggu puasa dan menandai akhir bulan suci Ramadhan. Itu penuh dengan ritual dan tradisi yang melibatkan seluruh keluarga: kami mengenakan pakaian baru dan menghadiri doa, diikuti dengan sarapan kaya bihun bakar (sawaiyan), halwa manis dan kari channa. Perayaan berlanjut dengan makan siang yang rumit, setidaknya itu terjadi di rumah tangga kami: ibuku tidak senang sampai ada ayam biryani, ikan hias, ikan goreng, daging domba dan kebab.
Tapi, saya mengenang: ini adalah pengalaman yang saya miliki sampai sekarang, di mana orang tua, saudara kandung, mertua dan keponakan semuanya bertemu, berciuman, berpelukan, dan saling mengucapkan selamat Idul Fitri. Sejauh ini tidak pernah terlintas dalam pikiran saya untuk merayakan Idul Fitri tanpa keluarga dekat.
Meskipun telah meninggalkan rumah lebih dari dua dekade lalu dan tinggal di kota yang berbeda, saya selalu berhasil pulang untuk Idul Fitri. Saya pernah berbasis di luar negeri, lebih dari 4.000 mil jauhnya, tetapi saya mengambil penerbangan tujuh jam ke Heathrow, menghabiskan dua jam di kereta dan perjalanan feri singkat sehingga saya bisa pulang. Kejutan dan kegembiraan di wajah keluarga saya ketika saya tiba tanpa pemberitahuan adalah sesuatu yang masih saya ingat lebih dari satu dekade terakir.
Harus merayakan Idul Fitri sendiri tahun ini? Saya kira ada yang pertama kali untuk semuanya.
Situasi saat ini menuntut kita melindungi orang yang kita cintai dengan menjauh. Di Inggris, orang dengan latar belakang kulit hitam Karibia paling berisiko, dengan 78 kematian per 100.000, sementara orang India atau Pakistan memiliki antara 30-35 kematian per 100.000. Ini angka yang menakutkan, tetapi kita harus tenang karena ini adalah keadaan yang mungkin tidak akan terulang lagi dalam hidup kita.
Mungkin cara terbaik untuk menerima situasi adalah dengan melihat ke masa lalu. Saya ingat nenek saya mengatakan betapa sulit baginya dan keluarga untuk tidak melihat putranya ayah saya, selama lebih dari sembilan tahun setelah dia meninggalkan Pakistan untuk datang dan belajar di Inggris pada akhir 1960-an.
Sekarang merasa sedih untuk berpikir bahwa dia sendirian, menghabiskan semua Idul Fitri sejauh ini dari keluarganya. Saya belum pernah memahami kesulitan dan kesepian sejati pada masanya, ketika butuh hampir sebulan untuk mengirim dan menerima surat.
Banyak etnis minoritas kehilangan orang yang dicintai karena pandemi atau berada dalam isolasi karena masalah kesehatan, dan bagi umat Islam, tidak dapat berkumpul bersama sebagai sebuah keluarga akan terasa menyakitkan dan sulit. Tidak bisa menghibur satu sama lain, berpegangan tangan, berpelukan atau hanya duduk berdampingan tampaknya kejam.
Kita harus beradaptasi dan mendukung keluarga dan komunitas kita dengan cara-cara baru. Untuk satu tahun ini kita harus puas dengan pertemuan Idul Fitri di Zoom dan House Party. Tetapi marilah kita bersyukur atas teknologi yang memungkinkan untuk melihat dan berbicara dengan orang yang kita kasihi dengan satu sentuhan tombol.
Virus Corona - Ribuan Warga Spanyol Protes Penerapan Lockdown
Partai sayap kanan Vox mendesak para pendukung untuk memprotes penguncian negara itu dari atas mobil mereka
Protes di atas Mobil - Partai sayap kanan Vox mendesak para pendukung untuk melewati kota-kota besar tanpa meninggalkan kendaraan mereka untuk menjaga jarak sosial.
Para pengunjuk rasa di ibukota, Madrid, mengendarai konvoi dan mengibarkan bendera Spanyol ketika mereka menyerukan Perdana Menteri sosialis Pedro Sánchez untuk mengundurkan diri.
Spanyol memberlakukan beberapa pembatasan ketat di Eropa pada 14 Maret.
Ini telah mengurangi pembatasan dalam beberapa pekan terakhir, tetapi Madrid dan Barcelona tetap di bawah penguncian ketat karena wabah Covid-19 yang lebih parah.
Kedua kota akan mulai bersantai di trotoar mulai hari Senin dengan memungkinkan makan di luar ruangan dan pertemuan hingga 10 orang.
Mengapa orang protes?
Kuncian dua bulan di negara itu telah membuat hotel, bar, dan restoran tutup, begitu juga pantai dan tempat wisata outdoor lainnya.
Pemerintah mengatakan ini telah memungkinkannya untuk mengendalikan wabah, dan jumlah kematian setiap hari secara bertahap menurun.
Tetapi, pada hari Sabtu, pengunjuk rasa sayap kanan menyerukan agar lockdown itu dicabut seluruhnya karena dampaknya pada pekerjaan dan ekonomi.
Hampir satu juta pekerjaan hilang pada bulan Maret saja, dan perkiraan menunjukkan ekonomi Spanyol akan berkontraksi hingga 12% tahun ini sebagai akibat dari pandemi.
Para demonstran menyerukan agar Sanchez dan Wakil Perdana Menteri Pablo Iglesias, yang mengepalai partai sayap kiri Podemos, untuk mengundurkan diri atas penanganan krisis mereka.
"Sudah waktunya untuk membuat suara keras terhadap pemerintah pengangguran dan kesengsaraan yang telah meninggalkan wiraswasta dan pekerja kami," kata partai oposisi Vox dalam sebuah pernyataan.
Pemimpin partai, Santiago Abascal, memimpin protes dari sebuah bis beratap terbuka di Madrid. Dia mengenakan masker dan menuduh pemerintah "bertanggung jawab langsung atas manajemen terburuk krisis ini di seluruh planet".
"Biarkan keinginan Anda didengar untuk pengunduran diri pemerintah," katanya kepada para pendukung dalam pidato yang disiarkan di radio.
Protes serupa juga terjadi di Seville, Barcelona dan ibu kota regional lainnya di mana barisan mobil dan sepeda motor dihiasi bendera Spanyol membunyikan klakson mereka.
Yang lain mengikuti konvoi dengan berjalan kaki dan memegang plakat
Sementara negara-negara seperti Inggris, AS dan Brasil juga telah melihat protes anti-kuncian, mereka jarang melihat langkah-langkah jarak sosial dihormati.
Apa lagi yang terjadi di Spanyol?
Sementara protes terhadap kepemimpinannya terjadi di seluruh negeri, Perdana Menteri Sanchez mengumumkan dua relaksasi besar dari kuncian itu.
Dia mengatakan perbatasan negara itu akan dibuka kembali untuk turis asing mulai Juli.
Sanchez juga mengumumkan bahwa pertandingan sepak bola di La Liga, liga teratas sepak bola Spanyol - dapat dilanjutkan mulai minggu 8 Juni.
"Spanyol telah melakukan apa yang seharusnya dan sekarang cakrawala baru terbuka untuk semua orang. Waktunya telah tiba untuk mengembalikan banyak kegiatan sehari-hari," katanya.
Divisi kedua juga diatur untuk melanjutkan pada saat yang sama dengan papan atas, dengan laporan yang menunjukkan derby antara Sevilla dan Real Betis akan menjadi pertandingan La Liga pertama yang akan berlangsung.
Pada hari Rabu, Sánchez memenangkan dukungan parlemen untuk memperpanjang keadaan darurat sampai 6 Juni.
Spanyol adalah salah satu negara yang paling terpukul oleh wabah koronavirus, dengan lebih dari 28.000 kematian tercatat dan 234.000 kasus.
Tetapi penurunan dalam jumlah kematian harian berlanjut pada hari Jumat, dengan 56 tercatat selama dua puluh empat jam sebelumnya.
Kecelakaan Pesawat Karachi - Kotak hitam Berhasil Diselamatkan
Petugas penyelamat berkumpul di lokasi kecelakaan pesawat penumpang di Karachi [Akhtar Soomro / [Reuters]
The black-box, perekam data penerbangan dan perekam suara kokpit telah ditemukan dari lokasi kecelakaan pesawat yang menewaskan sedikitnya 97 penumpang dan awak pesawat di kota Pakistan, Karachi.
Penerbangan Pakistan International Airlines (PIA) PK-8303 terbang dari Lahore ke Karachi ketika turun sekitar pukul 09:45 GMT pada hari Jumat. Airbus A320, yang memiliki 99 orang di dalamnya, menabrak distrik perumahan yang ramai di kota selatan setelah dua kali mencoba mendarat di bandara.
"The Black Box (kotak hitam) telah ditemukan kemarin malam, kami akan menyerahkannya ke dewan penyelidikan," kata juru bicara PIA Abdullah Khan pada hari Sabtu, mengklarifikasi baik perekam data penerbangan dan perekam suara kokpit berada.
Juru bicara kementerian kesehatan Meeran Yousuf mengatakan kepada Al Jazeera melalui telepon bahwa 66 mayat disimpan di Pusat Medis Pascasarjana Jinnah, rumah sakit pemerintah terbesar di Karachi, dan 31 di Rumah Sakit Sipil Karachi, rumah sakit pemerintah terkemuka lainnya.
Dua penumpang pria selamat dari kecelakaan itu.
"Setelah itu menghantam dan saya sadar kembali, saya melihat api di mana-mana dan tidak ada yang terlihat," kata penumpang Mohammad Zubair, 24, dari ranjang rumah sakitnya dalam sebuah klip video yang beredar di media sosial.
"Tangisan ada di mana-mana dan semua orang berusaha untuk bertahan hidup. Aku membuka sabuk pengamanku dan aku melihat cahaya dan mencoba berjalan ke arah itu. Lalu aku melompat keluar."
Zubair menderita luka bakar tetapi dalam kondisi stabil, kata seorang pejabat kementerian kesehatan. Maskapai ini menamai korban lainnya sebagai presiden Bank of Punjab, Zafar Masud.
Beberapa detik sebelum kecelakaan, pilot mengatakan kepada pengendali lalu lintas udara bahwa ia kehilangan daya dari kedua mesin, menurut rekaman yang diposting di liveatc.net, sebuah situs web pemantauan penerbangan yang disegani.
"Pesawat kami (sebuah Airbus) A320 yang datang dari Lahore ke Karachi sedang dalam pendekatan akhir," kata kepala PIA Arshad Malik dalam pesan video yang dirilis setelah kecelakaan itu.
"Kata-kata terakhir yang kami dengar dari pilot kami adalah bahwa ada masalah teknis dan ia diberitahu pada pendekatan akhir bahwa ia memiliki landasan pacu yang tersedia baginya untuk mendarat. Tetapi pilot memutuskan bahwa ia ingin berkeliling."
Pesawat kemudian dengan cepat kehilangan ketinggian dan menabrak landasan pacu ke lingkungan Model Colony, saksi mata mengatakan kepada media setempat.
Gumpalan asap hitam mengepul di atas rumah-rumah di jalan-jalan sempit di lingkungan itu, dengan tayangan televisi memperlihatkan beberapa bangunan hancur akibat tumbukan pesawat.
Beberapa bagian pesawat, termasuk pintu darurat, berserakan di jalanan.
Airbus mengatakan, jet itu pertama kali terbang pada 2004 dan dilengkapi dengan mesin yang dibuat oleh CFM International, yang dimiliki bersama oleh General Electric dan Safran dari Prancis.
Bencana udara terburuk dalam beberapa tahun Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengumumkan segera setelah kecelakaan itu bahwa akan ada penyelidikan,
Negara itu hanya pekan lalu memulai kembali penerbangan domestik yang ditangguhkan karena pandemi coronavirus, dengan banyak orang bepergian untuk liburan Idul Fitri menandai akhir bulan puasa Ramadhan.
Liburan tahun ini diperkirakan akan jatuh pada hari Minggu atau Senin di negara itu, tergantung pada penampakan bulan.
Kecelakaan Jumat adalah bencana udara terburuk di Pakistan sejak 2012, ketika sebuah pesawat penumpang Bhoja Air, Boeing 737, jatuh di ibu kota, Islamabad, menewaskan 127 orang.