Wednesday 28 September 2016

Sekarang Itu The Dark Era

Sekarang Itu The Dark Era



Jika pernah melihat film the dark age atau game the dark age, isinya tentang cerita heroik zaman Romawi menurut versi barat. The dark age disini bukan itu yang dimaksud disini, the dark age sebelum setiap Rasul lahir membawa satu ILMU.


Zaman dimana dikenal sebagai zaman jahil, zaman dimana semua keputusan berdasarkan kira - kira, zaman dimana kultus sebagai pegangan dan setiap pribadi ingin menunjukkan dirinya orang yang paling benar atau hebat. Senang berbuat maksiat juga senang menghujat maksiat. Suka membongkar dan melihat kehinaan orang, disisi lain gemar memperlihatkan hidup belas kasihan sekaligus rajin berderma untuk meraih simpatik dan pengaruh.


Potret yang demikian tumbuh subur di Yerusalem pada zaman sebelum Rasulullah Isa Ibnu Maryam / bin Yusuf Nadzar bin imran. Setelah nabi Isa as, menerima ILMU dariNYA, yakni Injil, peradaban Yerusalem sampai ke sungai eufrat dan tigris, kembali beradab yang memenuhi harapan kemanusiaan dan keselamatan. Kemakmuran pertanian yang diajarkan Nabi Isa dalam InjilNYA telah memakmurkan kembali kehidupan bani Israel. Nabi Isa melalui InjilNYA, mengajarkan sistim anggaran, sistim pengairan dan irigasi dengan pola tanam seperti yang diajarkan Nabi Sulaiman as dalam Zabur membuat kehidupan almaidah sepanjang musim.


Dan the dark age juga pada zaman sebelum Rasulullah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib.. bin Ismail bin Ibrahim. Mitos dan kultus menjadi dewa, kebanggaan suku, golongan menjadi kekuataan untuk saling menundukkan. Dan hukum rajam dan balas darah menjadi satu - satunya hukum sebagai budaya untuk menjaga existensi kehormatan dalam kebiadaban . Setelah nabi Muhammad menerima ILMU, tatanan kehidupan Arab penuh normatif yang memenuhi harapan kemanusiaan. Melalui alQuran nabi Muhammad mengajarkan Ilmu Ilmu Falaq, matematik, fisika dan kimia dasar, sistim anggaran, yang itu digunakan / diaplikasikan dalam penyamakan kulit, pertanian, peternakan, perdagangan, pewarnaan, struktur bangunan, penentuan hari, penentuan masa panen dan dasar - dasar metalurgi.


Sepeninggalan Beliau maka sama dengan khatam semua ILMU dari nabi Adam sampai dengan nabi Muhammad yang kemudian itu menjadi bekal bagi semua umat baik yang khair maupun yang syar hingga sekarang dalam menjalankan hidup. Kembaii dalam kehidupan the dark age.

The dark age kembali tampil dari titik Rasul dan khulafaur rasyidin meninggal hingga sekarang dan esok, yang ditingkahi dalam setiap fasenya, yakni setiap 1 abad, disebut dengan the dark era yang didalamnya selalu ada the dark knight yang kemudian yang demikian itu ( the dark knight dalam berbagai rias dan peran ) menjadi kultusnya.


Seperti yang kita saksikan, alami dan dilakukan kemarin, hari ini dan esok adalah bagian dari the dark era dalam the dark age. Cuma peradaban sudah dibentuk satu kesadaran, bahwa peradaban itu berkembang dari primitif ke modern, maka jadilah sebuah cerita the dark age itu cuma penggalan fiksi cerita Romawi. Dan dalam kehidupan keseharian yang menguat mengakar kembali pada pengkultusan, yakni salah satunya adalah pengakuan terhadap satu teori atau Ilmu pada setiap diri, terutama yang telah menuntut jenjang pendidikan tertinggi, yang mereka sebut professional atau seorang ahli. Baik itu di bidang politik, hukum, ekonomi, sain, teknologi dan lain sebagainya. Intinya pada semua bidang.


Sehingga dengan demikian sudah tidak ada lagi satu kesadaran dari mana asal usul ilmu itu lahir. Semua bergerak mengikuti satu panduan yang labil yang membentuk sikap labil. Selebihnya yang teguh, hanyalah karena dasarnya gerak fanatism, bukan berdasarkan pilihan dari hasil satu pemahaman. Dari sini nanti akan diketemukan berbagai anomali harga yang bahkan pada moment tertentu bisa menjadi abnormal mengikuti sentimen apa yang sedang dibikin atau digagas.


Kenyataan yang demikian inilah, sebetulnya dari berbagai teori yang mereka buat terutama dalam penyusunan aturan dan pengaturan, tidak akan lagi ditemukan, satu pelaksanaan aturan dan pengaturan berdasarkan teori tersebut. Nanti yang menentukan adalah kehendaknya, yakni siapa yang berkuasa pada di tingkatan apa saja. Jadi aturan dan pengaturan hanyalah sebagai perias saja. Dalam hal ini kita kaitkan ke pilkada kemaren - kemaren dan besok 2017, dimana faktor external yang akan mempengaruhi hasil akhir.


BERSAMBUNG....







mailto:ahmad.hanafiah33@gmail.com

Informasi detail, dapat dihubungi di :






USD
  
IDR


dmca.com




Thursday 22 September 2016

Jelang Pilgub DKI Tahun 2017

Jelang Pilgub DKI Tahun 2017

Belum dingin tulisan dalam Aha Dua Permata, berjudul " konstalaai politik jelang pilgub dki". Hasilnya sama, apa yang sudah ditulis dengan kenyataan kemaren, setelah secara resmi PDIP mendeklarasikan keputusannya. Konstalasi politik tidak berubah, calon gub DKI di dukung 4 parpol, Nasdem, Hanura dan Golkar.

Jadi sangat menggelikan deklarasi yang dilakukan oleh perwakilan dari parpol yang didalamnya ada dari parpol PDIP menyatakan akan mengusung pasangan selain ahok. Ini seperti dibikin supaya Ahok terkesan dizholimi, mereka berpegang pada masa sebelumnya, jika orang yang sering dizholimi faktanya terbalik, menjadi banyak dukungan.

Dan kalaupun mereka yang berdeklarasi saat itu, ada eko patrio, ada taufik. Mereka tidak sadar mereka menjadi alat penggiringan. Selain itu mereka itu bukan sekjen dan ketum di masing - masing parpol. Juga tidak memilih ahok tapi pilihannya belum ada. Sesuai dengan makna alternatif?





Jika ini murni gerakan dari dalam, maka dasarnya ledakan emosional. Atau dalam sebuah acara disebut dengan membuat acara sensasi.

Penggiringan ini juga terjadi di istiglal, mengajak orang muslim untuk tidak memilih ahok. Ini secara tidak langsung artinya suksesi ahok. Dibikin ahok sebagai orang yang zhalim.

Istiglal sebagai tempat ibadah dijadikan arena politik atas nama tabligh. Mirip apa yang dilakukan abu lahab. Untung saja tidak bikin keonaran disana. Jika mereka bikin keonaran saya pasti akan menghadapi mereka semua. Satu persatu.

Baru PDIP sudah resmi dan mendaftarkan pasangannya ke KPU. Ini persoalan sederhana, jika orang PDIP tidak setuju dengan pasangan yang diajukan PDIP, lebih baik ikuti, diam atau Keluar. Bikin statement keluar apa bukan ini bagian strategi bunglon ?

Teori lama sederhana intelejen, jika ingin masuk ke wilayah musuh maka pertama bikin pernyataan yang memihak musuh.

Bagi non PDIP kenapa jadi geram dengan pilihan PDIP?

Jika tidak setuju buktikan saja ketidaksetujuan dibalik kotak pilkada. Dan jika tidak sreg dengan ahok tunjukkan saja ketidaksregan secara ilmiah. Misalkan persoalan membela wong cilik seperti palsafah PDIP, benar tidak kenyataannya di lapangan?.. dst.

Semua parpol seperti kebakaran jenggot setelah pengumuman dari sekjen PDIP, calon pasangan gub wagub DKI. Bagi mereka yang tidak sreg. Sederhana, lima rahun yang lalu orang memilih Djokowi bukan ahok. Kenapa sekarang pada kebakaran jenggot?

Kita lihat lagi konstalasi pasca pengumuman calon gub wagub DKI dari PDIP, berkumpul di cikeas beberapa parpol untuk mengusung calonnya. Dan disana ada parpol dari koalisi pemerintah (Indonesia Hebat). Apa SBY sadar ini?

Padahal SBY mantan Militer ?

Apa sudah lena duluan karena anaknya yang dielus - elus?

Yang masih konsisten, GERINDRA. Disini masuk bergabung PKS. Mereka berwacana dukung pasangan Sandiago- Yusril.

Kembali kepada calon pemilih masih pada demen kagak terima dengan lembaran duit recehan sebagai 'uang gadai'. Terima sembako sebagai 'uang gadai'. Jika masih terlihat seperti ini, maka berbagai janji hanyalah lips services. Dan mereka akan menemukan lubang yang sama setelahnya.





mailto:ahmad.hanafiah33@gmail.com

Informasi detail, dapat dihubungi di :







USD
  
IDR






Monday 12 September 2016

Peradaban di Bangun Bukan Dari Susunan Kata - Kata

Peradaban di Bangun Bukan Dari Susunan Kata - Kata

Bangsa ini, entah dari mana asalnya, bangsa Indonesia gemar sekali membuat susunan kata - kata, merangkai kata indah. Terus bergulir, ini seperti kesenangan lanjutan dari kesenangan mendengar susunan kata - kata. Satu tingkat memang betul kalau kata - kata bisa menjadi trigger satu perbuatan, membuat ledakan seseorang termotivasi untuk melangkah, mampu membangkit api semangat.




Api semangat secara external bisa dipicu oleh kata - kata heroik yang membakar energi untuk bangkit. Dari situlah seperti menjadi kongruen dengan satu istilah "kerjakan dulu masalah bagaimana nanti". Menebarnya semangat seperti ini adalah bentuk pembiasan, akibat terlalu lama dijajah. Hingga tidak mampu lagi melihat kejernihan masalah hidup yang sebenarnya.


Kenapa ini bisa disimpulkan demikian?


Yang harus diketahui, peradaban berdiri tidak diatas satu rangkaian kata - kata indah. Gedung bertingkat bukan tumpukan bangunan dari rumusan kata - kata indah. Kenapa ini dikaitkan ke sini?


Karena bangsa ini sudah salah dalam orientasi berpikir yang itu otomatis berdampak pada tindakan. Pandangan yang salah itu di mulai dari orientasi pendidikan. Terus pernah berpikir, untuk apa pendidikan formal didirikan?


Bisakah dalam waktu yang bersamaan mau membentuk ahlak dan keterampilan?


Apa ini bukan karena berangkat dari tidak jelasnya akar masalahnya?


Kita lihat, dalam kenyataannya dasar yang membikin orang gemar membikin kata - kata bijak adalah seperti orang yang sedang dilanda rasa frustrasi. Kemudian keahliannya menyusun kata - kata indah ini, terbuka peluang pasar dari orang - orang yang frustrasi menghadapi masalah hidup, maka jadilah menjadi seorang motivator. Kemudian itulah yang menjadi lahan usahanya. Orang - orang frustrasi mengatasi masalah hidup, lalu berbondong- bondong mencari tempat duduk yang tempat duduknya, gedungnya, barang electroniknya hasil bikinan orang lain yang hebat, yang membuatnya dari satu rumusan. Kemudian mereka duduk dan menikmati karyanya.


Lalu selesai sang motivator bicara, mereka, orang - orang frustrasi ini berdecak kagum dengan apa yang didengarnya, bertepuk tangan riuh setelah menyimak susunan kata - kata indah dari sang motivator dan orang - orang yang ditampilkan oleh sang motovator. Ini tidak lebih dari seperti arak yang memabukkan. Seolah dengan itu mereka bisa keluar dari masalah hidupnya. Mereka diajarkan cara naik karir, tapi mereka tidak sadar lingkungan kerjanya sebagian besar masih bernuansa paternalistik. Kalau pun tidak begitu, tidak ada jenjang karir didalamnya dan lain - lain berbagai model dan rule lingkungan kerja.




Arak yang memabukkan, mereka melambung dibawa kedalam angan - angannya, seperti sedang melakukan pembebasan diri, mereka merenung tanpa solusi. Kemudian jika motivasinya supaya mandiri, dibalik itu sebenarnya mengajak dirinya menjual produk sang morivator, agar bangkit diimingi - imingi dengan berbagai janji. Kemudian jika bukan dalam bungkusan jualan, ketika seseorang dimotivasi untuk mandiri, yang tidak sadar dari yang dimotivasi adalah dari masing - masing mereka itu memiliki kemampuan yang berbeda - beda.


Dan yang paling brengsek adalah sang motivator seolah ahli berbisnis, berdikari, kemudian ia berbagi rahasia kiat menjadi sukses. Sekarang coba tengok keluar, tidak ada pengusaha sukses berbagi cara kiat sukses dari a sampai dengan z, bukan mereka pelit berbagi ilmu, tapi hidupnya sudah padat dengan membangun usahanya. Jado jika mau sukses, datangi orang - orang yang sukses dengan otak dan tangannya, bukan sama orang yang pandai bicara.


Lalu lintas susunan kata - kata indah itu, gambarannya seperti antara yang memotivasi dengan yang dimotivasi sedang saling membodohi diri. Yang harus diingat, tidak ada motivasi yang lebih hebat selain dari datangnya dari orang tua sendiri. Dan terkadang hasil motivasi dari luar membawa pulang ke rumah membuat si anak kurang ajar terhadap orang tuanya. Belum apa - apa sudah merasa lebih hebat dari orang tuanya.


Dunia paternalis yang begitu kental, membuat sebagian orang berpikir dalam karir satu - satunya jalan adalah bekerja. Dan jika bukan bekerja pada orang lain, usaha dengan meletakkan hasil sebagai tujuannya, yaitu duit dan popularitas. Dan dalam dunia paternalis bertumbukan sekarang di alam demokrasi. Dan susunan kata indah, janji - janji seperti memiliki ladang subur di arena pemilihan pemimpin daerah sampai pemimpin no.1


Duit mereka tempatkan diotaknya, sehingga apa diupayakan kearah itu tidak peduli persoalan benefit bagi dirinya dan orang lain. Lalu tiap orang miskin gigih berjuang yang matanya mengharu biru, haru birunya tidak mau sendirian ia bagi - bagikan ke orang lain, bukan untuk belas kasian, itu adalah ujud manusia yang sentimentil berharap ada orang lain membantu, kalaupun ia yang membantu, orang lain harus tahu.


Itu masuk beriringan dengan persoalan kedua, yaitu popularitas. Semua seperti dibuai ingin populer, karena dengan populer duit bisa mengalir. Karena memang wadah untuk membentuk kehidupan yang sejahtera tidak ada, kemudian direspon oleh para opportunis, dibuat ajang - ajang lomba.


Apa lomba itu bisa menampung semua komponen bangsa di bawah garis kemiskinan bisa terangkat?




Sementara puluhan juta orang miskin yang harus diangkat. Puluhan juta ini potensi sumber daya jika tidak diberdayakan dengan baik maka akan direbut para opportunis menjadi alat kepentingannya. Sebagai alat propaganda, menjadi budak dari anak dan mantunya.


Kembali sedikit ke masalah orientasi berpikir, menempatkan hasil sebagai tujuan. Salah satunya dalam tayangan iklan "mari berprestasi agar bisa memberi inspiring pada orang lain". Ini sudah benar - benar rusak orientasi berpikir mereka, jadi berprestasi agar bisa tenar, kalau tenar bisa niru dirinya. Itulah bagian dari katakter bentukan paternalistik. Yang dibesarkan oleh permainan kata - kata.


Mark Zukerberg, Bill Gate, Einstein ketika merintis tidak berpikir supaya nanti tenar, supaya nanti jadi inspiring. Mereka berbuat dengan apa yang bisa bermanfaat dari apa yang sedang mereka rintis. Itulah hal yang berbeda, perbedaan besar antar yang membangun peradaban dengan penonton peradaban.


Kembali saya ingatkan peradaban itu tidak dibentuk dari susunan kata - kata yang bisa mereka membikinnya dari kata - kata yang benar menjadi abu - abu.


Dalam rangkaian kata - kata selalu diiringi dengan expresi. Dan karena dilahirkan dari kungkungan kata - kata, ketika ada maksud maka expresi tingkah dan kata - kata dibikin - bikin seolah menjadi mahluk yang paling sopan dan santun, bahkan yang paling merusak dimulai kalimat dengan doa dalam sebush momen formal, dengan logat yang kental- kentalkan, difasih - fasihkan, seolah paling hafizh, berharap orang lain terkesan siap merogoh koceknya untuk menyumbang apa yang ada dikantong atau dompetnya.


Inilah potret masyarakat yang sudah rusak mentalnya. Dirusak oleh budaya, budaya dari hasil orientasi pendidikan. Melahirkan masyarakat yang tidak produktif, masyarakat yang parternalis nun sangat amat hedonis.


Hedonism ini pemicunya karena adanya orang yang bermental pak ogah. Ketika bangsa lain membuka pasar untuk berdagang disini minta imbalan duit jatah masuk kantongnya sebagai sekuriti. Maka terbukalah pasar yang menyediakan berbagai aneka kebutuhan dan kesenangan hidup, mendorong orang tergiur untuk mendapatkannya. Sementara mereka tidak digembleng keterampilan untuk bisa menghasilkan berbuat yang sama levelnya.


Sebaliknya yang digembleng keterampilannya, melalui pendidikan formal lulus, keluar seperti memasuki rimba belantara, seperti negara yang tak bertuan. Hanya bertuan negara itu bila menyangkut peraturan dan peredarah duit. Sementara peredaran generasi seperti berharap pada sukarelawan, pada panyandang dana, pada investor tanpa ada tekanan.


Ujungnya semua terbentur dalam kembali berpegang pada buaian kata - kata, sekedar menenangkan jiwa sementara persoalan hidup secara perorangan, lingkungan dan dalam skup negara tidak pernah terpecahkan.


Bangsa menjadi budak ditanahnya sendiri, bangsa menjadi budak bangsanya sendiri. Sementara mimpinya sudah melewati batas langit. Ini mimpi tanpa bekal. Apa columbus kebetulan menemukan pulau madagaskar?


Apa Thomas a Edison kebetulan menemukan listrik?


Dan ini stressing pertanyaan yang paling extrems, apa Rasulullah kebetulan mampu menaklukan Quraish di mekah?


Apa mereka tidak sadar permainan kata- kata itu seperti busur panah yang dilesakkan ke angkasa, akan balik lagi menusuk sumbernya.


Dalam fase tertentu mereka dapat berkamuflase dari permainan kata - katanya untuk menutupi karakter aslinya. Dan ingat tidak ada yang abadi, seperti datangnya hujan ditengah kemarau panjang menyapu lumpur yang menutupi bangkai dan kotoran.. lalu menggerusnya kelaut.


Bermimpi pengen kaya China tapi berangkatnya diawali dari beramai - ramai cari dari duit pajak.


Itulah mental pak ogah dan pak raden jadi satu, yang telah membikin rusak tatanan dan sendi - sendi hidup.


Sunday 11 September 2016

Pergulatan Menuju Perang Dunia ke Tiga

Pergulatan Menuju Perang Dunia ke Tiga

Migrasi perseteruan USA dengan Rusia dari kawasan laut tengah ke kawasan laut hitam menjadi bagian dari percikan api menuju ke arah perang dunia ke - 3.




Percikan Api yang terus menyala pasca terjadinya perdamaian perang dingin antara keduanya. Konflik yang bermuara pada penguasaan sumber energi bumi yang ini menjadi mesiu tempat tumpangan kerja global strategi yahudi.


Peristiwa penghadangan jet tempur nato diatas laut hitam oleh jet tempur Rusia mengundang kemarahan Kerry. Sedangkan pada kejadian ini justru donald trump memuji putin banding obama sekalipun yang dibahas bukan masalah yang sama.


Saling hadang dan saling intai ini sudah berlangsung beberapa bulan terakhir, termasuk di semenanjung korea, di laut china. Juga termasuk di papua nugini.


Yang unik dari peristiwa ini media lebih sering melaporkan kejadian penghadangan pesawat Rusia terhadap pesawat USA. Hal ini bukan berarti media berpihak pada barat. Tapi itu terjadi karena laporan, media hanya meneruskan.


Klaim USA yang merasa diintai atau diintimidasi menjadi hal yang tidak bisa diterima jika mereka betul - betul menjalankan peraturan internasional yang mereka buat sendiri dan mereka tetapkan sendiri.


Karena pesawat Rusia tidak menghadang pesawat USA di negara USA, baik diperbatasannya maupun di pusat kotanya. Dan kalaupun media tidak melaporkan saat pesawat USA menghadang Rusia. Itu karena tidak dilaporkan pihak Rusia ke media.




Jadi disini USA membangun kekuatan dengan persenjataan dan opini. Senjata adalah tukang pukul sedang opini adalah suporter yang siap membangun teror kebencian. Sama dengan menyisir ruang gerak sosial, ekonomi satu komunitas / bangsa / golongan / suku.


Berbeda halnya dengan ultimatum putin terhadap NATO untuk kawasan Laut Tengah, ini bukan teriakan opini. Karena secara de fact memang sebelum uni soviet dipreteli menjadi Rusia, sebagian kawasan tersebut adalah kawasan Uni Soviet.


Jadi teriakan Putin adalah sikap yang wajar, banding teriakan yang disampaikan USA, tidak lebih dari sedang membangun opini.


NATO mengklaim kawasan laut hitam memanfaatkan erdogan. Karena dikawasan ini sudah fix ditemukan sumber daya alam minyak, gas dan mineral yang berlimpah. Dari NATO diwakili oleh German dan Belanda yang melakukan penelitian sedang kan dari Rusia diwakili oleh Rusia dan India.


INDONESIA dimana?


Ditengah negara adi daya sibuk berjibaku mencari sumber kekayaan dunia untuk kesejahteraan bangsanya. Sedangkan di Indonesia sedang sibuk memamahbiak bangsanya sendiri, jika tidak begitu sedang mengais - ngais diantara puing yang bisa didayagunakan untuk bergaya.


Dipenghujung masa jabatan obama hingga terpilihnya Presiden USA yang baru, konflik di kawasan timur tengah akan senakin memanas. Dipicu oleh krisis ekonomi yang terus semakin besar eskalasinya.