Mbah Slamet alias Tohari, dukun pengganda uang di Kabupaten Banjarnegara yang membunuh 12 pasiennya menceritakan secara gamblang bagaimana caranya ia menghabisi nyawa korbannya.
Dari penuturan Tohari, terlihat jika ia melakukan semua pembunuhan dengan sangat profesional.
Bahkan ia bak pembunuh berdarah dingin pada saat membunuh satu per satu korbannya.
Tohari membunuh para pasiennya dengan cara diracun.
Para korban kebanyakan menggandakan uang karena terlilit utang.
Ironisnya, mereka dibunuh Tohari dan uang korban digunakan untuk membayar utangnya.
"Uangnya untuk membayar utang dan kebutuhan sehari-hari," katanya, hari Selasa, 04/04/2023.
Mbah Slamet membunuh korbannya dengan modus melakukan ritual di kebun miliknya, di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara.
Dia mengajak korbanya ke kebun tersebut pada sore hari sekitar pukul 16.00 WIB.
"Kalau kemalaman takut. Jadi berangkatnya agak sorean," ungkapnya.
Dia mengatakan ritual itu dimulai dari pukul 19.30 WIB.
Menurutnya, ritual berlangsung kurang lebih selama satu jam.
"Ritualnya cuma ngobrol-ngobrol saja," tuturnya.
Saat ritual tersebut, Mbah Slamet memberi korban minuman yang telah dicampuri dengan obat potas dan obat penenang.
Menurutnya obat tersebut ampuh untuk membunuh korban. Bahkan tidak berteriak setelah meminumnya.
"Korban hanya muntah sedikit, lalu tidak terasa apa-apa," ungkapnya.
Dia pun akan menguburkan korbannya jika sudah dipastikan meninggal dunia.
"Jadi korban dikubur setelah betul-betul mati. Kalau belum ya tidak bisa dikubur," ujarnya.
Dalam melakukan aksinya, Mbah Slamet dibantu oleh BS yang bertugas membantu mempublikasikan melalui media sosial dan mempertemukannya.
Namun BS tidak tahu Mbah Slamet melakukan pembunuhan.
"BS dikasih Rp 5 juta, kadang Rp 10 juta," tuturnya.
Mbah Slamet mengaku menyesal dan ingin bertobat.
"Saya menyesal dan saya ingin bertobat," tandasnya.
Kronologis terbongkarnya serial killer dukun pengganda uang
Polres Banjarnegara mengungkap aksi pembunuhan berencana yang dilakukan dukun pengganda uang berinisial TH alias Mbah Slamet terhadap 11 orang pasiennya.
Mbah Slamet menghabisi belasan korbannya kemudian menguburnya di sebidang tanah perkebunan yang berada di Desa Balun, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Para korban yang dibunuh oleh Mbah Slamet itu lantas dievakuasi Polres Banjarnegara dengan dibantu oleh sukarelawan.
Kasatreskrim Polres Banjarnegara AKP Bintoro Thio Pratama mengungkapkan, dari informasi yang diperoleh sejumlah sukarelawan, sebanyak 10 mayat berhasil dievakuasi saat penggalian yang dilakukan pada hari Senin, 03/04/2023.
Bintoro melanjutkan, beberapa korban di antaranya dikubur oleh pelaku dalam satu liang lahad.
Setelah dievakuasi dari lokasi penguburan, mayat-mayat tersebut langsung dibawa ke RSUD Hj Lasmanah Banjarnegara untuk dilakukan identifikasi.
Namun demikian, Bintoro menambahkan, pihaknya kembali melakukan penggalian di sekitar lokasi penemuan korban pertama yang dikubur di lahan milik pelaku.
Bintoro Thio mengatakan, ada penambahan jumlah korban yang diduga dibunuh oleh Slamet. Diduga total ada 11 orang yang menjadi korban pembunuhan oleh dukun itu.
"Namun kami belum bisa pastikan jumlahnya (jumlah mayat yang dievakuasi)," kata Bintoro saat dikonfirmasi wartawan di Banjarnegara, hari Senin, 03/04/2023.
Sementara itu, Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto mengungkapkan kronologi terbongkarnya aksi pembunuhan yang dilakukan Mbah Slamet terhadap 10 pasiennya.
Menurut Hendri, kasus pembunuhan berencana yang dilakukan Mbah Slamet itu terungkap berkat laporan GE pada tanggal 27 Maret 2023.
Hendri membeberkan GE merupakan anak salah seorang korban pembunuhan Mbah Slamet berinisial PO (53), warga Sukabumi, Jawa Barat.
Pada saat itu, korban PO mengabarkan melalui pesan WhatsApp sedang berada di rumah Mbah Slamet, dukun pengganda uang.
Selain itu, PO juga berpesan jika sampai pada hari Minggu (26/3/2023) tidak pulang, SL dan GE diminta untuk datang ke rumah Mbah Slamet dengan membawa aparat kepolisian.
Atas dasar laporan GE itulah, piahk kepolisian daei Satreskrim Polres Banjarnegara segera melakukan penyelidikan.
Hasilnya, polisi menemukan jasad PO yang sudah terkubur di jalan setapak menuju hutan Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, pada Sabtu (1/4/2023).
Berdasarkan hasil pemeriksaan pelaku, korban PO dibunuh oleh Mbah Slamet dengan cara diberi minuman yang telah dicampur potas (Potassium sianida).
Hal tersebut dilakukan karena Mbah Slamet kesal ditagih uang hasil penggandaan oleh korban PO secara terus-menerus.
Dalam hal ini, Mbah Slamet menjanjikan akan melipatgandakan uang sebesar Rp70 juta yang disetorkan PO menjadi Rp5 miliar.