Monday 18 December 2017

Minggu Aksi Demo Bela Palestina

Minggu Aksi Demo Bela Palestina


Dampak dari keputusan sepihak Donald Trump atas yerusalem, terus bergulir aksi protes. Demo hampir terjadi setiap hari di beberapa negara. Demonstrasi terbesar di Indonesia, menyusul Pakistan, Malaysia, Mesir, Banglades, Iran, Turki, Tunisia, Maroko, Eropa dan termasuk di Negara Trump sendiri.




Dewan Keamanan PBB masih terjadi perdebatan dalam proses membuat resolusi untuk membatalkan keputusan Donald Trump. Wakil Mesir di Dewan Keamanan PBB meminta keputusan yang akan diambil tidak boleh di veto. China sebelumnya mendukung yerusalem sebagai ibukota Palestina dan mendorong terbentuk negara bebas dan merdeka, mengambil sikap pasif. Sementara perdebatan di Dewan Keamanan terjadi antara wakil dari Mesir, Turki dan Amerika. Sejak pertemuan hari sabtu sampai dengan hari ini belum dibuatkan resolusi.


Berita terjadinya aksi besar - besaran menentang keputusan trump di publikasikan dihampir semua media di seluruh negara. Sementara The Times of Israel selain mempublikasikan aksi demo termasuk demo di Jakarta pada hari minggu kemaren, 17 Desember 2017, juga memberitakan aksi demo Yahudi sayap kanan yang terjadi bentrokan dengan polisi Israel.


Aksi demo yahudi sayap kanan terjadi setelah pemerintah Israel ingin menambahkan jumlah tenaga keamanan setelah keputusan terbuka Donald trump memindahkan ibukota AS ke Yerusalem. Dalam draft keputusan pemerintah Israel, didalamnya memasukan orang yahudi untuk masuk dalam membantu keamanan dan ketertiban. Keputusan tersebut memancing reaksi keras dari kelompok yahudi garis keras, mereka mengklaim, keturunan yahudi tidak boleh menjadi polisi atau pun tentara, mereka adalah warga terhormat. Reaksi ini sama seperti dikutip ALLAH dalam alQuran.


Sementara di DK PBB, wakil Israel mengklaim, bahwa tanah yerusalem adalah tanah yahudi sejak 5000 tahun yang lalu. Ini hal yang sama, dimana kurang lebih 1800 tahun yang lalu tanah amerika tanah suku inka, bukan tanah Inggris yang sekarang mereka sebut Amerika Serikat dan Kanada.




Setelah aksi demo besar - besaran disetiap negara yang berlangsung pada hari minggu kemaren, tidak ada hasil apa - apa, termasuk dengan draft resolusi DK PBB. Begitu juga, belum terjadi proses pemindahan ibukota AS ke Yerusalem sejak Trump mengeluarkan keputusannya.


Ini seperti era baru pasca kegagalan kreator pembuat ISIS. Seperti test on the water, memancing reaksi umat Islam di dunia, guna diberdayakan untuk kepentingan AS yang dilakukan seperti angin yang tak nampak, membalikkan kesadarannya, menjadi robot baru.


Pada sisi lain, dapat dilihat AS masih sebagai the super power yang tak ada satu negara pun berani menyentuhnya, hanya berteriak seperti teriakan Kim, pemimpin Korea Utara. Hal ini juga menjadi catatan penting bagi kerajaan Inggris, bahwa Amerika masih bisa diandalkan untuk menjaga kedaulatannya di dunia.

No comments: