Wednesday 30 August 2017

RUDAL HAWNSON 12 SEPERTI MAIN MATA RUSIA DENGAN USA

RUDAL HAWNSON 12 SEPERTI MAIN MATA RUSIA DENGAN USA

Pagi tadi, Korea Utara dibawah komando kim, meluncurkan Rudal HAWNSON 12, ujicoba selama 4 hari, peluncuran rudal yang terakhir ini ujicoba yang paling berani, rudal balistik itu melayang di atas Jepang dan mendarat di laut di sisi timur nusantara. Jepang dan Korea Selatake semenanjung Jepang. Pada saat bersamaan USA, Jepang dan Korea selatan sedang melakukan latihan perang


Hal ini juga dibenarkan oleh Pihak otoritas Jepang. Dan LetJen. Hiroaki Maehara, kepala Komando Pertahanan Udara Jepang pun mengeluarkan pernyataan pada pers, bahwa tujuan latihan tersebut adalah untuk pencegahan. Bunyi pernyataan tersebut:"Hal yang paling penting untuk mengikuti upaya tersebut, Dan Jepang akan melanjutkan pelatihan penerapan (Patriot) di seluruh negeri untuk mengembangkan perasaan aman dan aman di antara warga negara Jepang dan untuk memperkuat aliansi".


Pernyataan otoritas Jepang ini adalah satu bentuk respon ketidaksukaan atas sikap pemerintah Korea Utara dalam peluncuran rudal tersebut



Kemudian pernyataan otoritas Jepang ini langsung direspon oleh komando Pasukan USA pelatihan Jepang, Letnan Jenderal Jerry Martinez: "Keterlibatan bilateral seperti ini menunjukkan kekuatan abadi aliansi AS-Jepang dan penentuan kedua negara kita untuk mengatasi tantangan keamanan yang ditimbulkan oleh program rudal balistik dan nuklir Korea Utara. Kami menyambut baik penyebaran pelatihan ini dan berharap dapat bekerja sama dengan mitra Jepang kami untuk membuat mereka sukses".


Dan Trump pun menyampaikan sikapnya, bahwa persoalan ini hanya bisa diselesaikan lewat meja perundingan.


Dari kedua respon dari pemerintah USA, dapat dipastikan perang dikawasan pasifik tidak akan terjadi. Hal lain ini, pernyataan tersebut memberikan sinyal bahwa rudal balistik tidak mengancam semenanjung Guam yang menjadi pusat arena latihan perang, sebagaimana pemberitaan di media - media. Ini seperti strategi main mata antara USA dengan Rusia.


Tidak ada keberanian seorang anak kecil jika tidak ada orang besar dibelakangnya. Korea Utara, adalah negara aliansi Rusia. Sekalipun USA bukan aliansi Korea Utara, namun pernyataan sikap USA atas rudal itu menimbulkan satu kecurigaan, yakni yang ditekan adalah Jepang.


Jadi ini bukan ancaman perang, tapi upaya Rusia dan USA untuk mempengaruhi pemerintah Jepang untuk menambah kekuatan persenjataan dan armada perangnya, sekaligus juga dapat memberi ruang besar lagi bagi USA untuk membuka pangkalan perang dan jasa sekuriti teritorial Jepang.


Jika memang benar tidak demikian tujuan USA, tentu kontek sikap USA lebih kepada Korea Utara, bukan merespon pernyataan Otoritas Jepang. Jadi ini adalah strategi salto ekonomi setelah hanpir dipastikan gagal dengan ISIS di middle East. Bahkan beberapa tahun lalu ISIS gagal meminta tebusan atas sandera wartawan Jepang. Ini menjadi rangkaian benang merah saling terkait. Dikaitkan lagi dengan pernyataan Pemerintah German, bahwa, di G20, Putin dengan Trump melakukan pertemuan tersembunyi di acara tersebut


Silahkan di telaah lebih jauh lagi, sekalian bagaimana pengaruhnya pada bursa saham ketika situasi memanas tadi pagi.

No comments: