Friday, 10 May 2019

Jangan Baca Media Beriklan Pop up

Jangan Baca Media Beriklan Pop up


Dalam beberapa bulan ini, beberapa media berita main stream menggunakan iklan - iklan popup, yaitu iklan yang tampil melayang di halaman utamanya. Iklan seperti sudah lama biasa digunakan oleh situs ataupun blog di tahun 2006 sampai dengan 2014, untuk mengelabui pembacanya. Dan kemudian digunakan, bahkan Google adsense melarang mengunakan iklan dengan tampilan popup.




Namun justru sebaliknya, yang terjadi di media berita main stream, mereka malah menggunakan cara lama. Dan ini hanya terjadi di Indonesia. Tujuannya tentu, untuk mendapatkan keuntungan dari pembaca yang tidak sengaja mengklik. Ini adalah cara curang mendapatkan keuntungan, mencari peluang kelengahan dari pembacanya.


Jadi sebaiknya jangan dibaca media berita seperti itu, karena mereka membuat trik curang mendapatkan keuntungan. Jadi pembaca yang mengklik iklan bukan karena tertarik dengan iklan yang dipasang, tapi karena ketidaksengajaan.


Jadi ini situasi yang ironi yang terjadi di beberapa media berita main stream. Dimana sejak tahun 2018, muncul aturan yang dibuat oleh google untuk tidak menggunakan iklan popup, justru media arus main stream malah menggunakan itu untuk mendapatkan uang.


Mereka seperti ketakutan timbul kerugian karena iklan yang terpasang di halaman utama beritanya, tidak diklik oleh pembacanya. Sehingga mereka membuat jalan pintas cara mengelabui pembacanya dengan memasang iklan melayang. Sekalipun ditampilan iklannya di pasang fitur close jika pembaca ingin menutup atau menghilangkan iklan tersebut.


Pay per click, ctr adalah system dalam tarif iklan. Dimana sebetulnya setiap pembaca sudah membayar dari apa yang mereka baca di semua media online, yang dikeluarkan dari kuota pulsa internet yang dimilikinya. Mereka, para pemilik media berita main stream, mungkin merasa rugi jika hanya mendapatkan bonus ctr yang jumlahnya tidak seberapa. Sehingga untuk menghidupi medianya, dengan cara meraup keuntungan dengan memasang iklan melayang.


Ini memang menguntungkan bagi para pemilik media tersebut tapi bisa dibilang bukan hanya merugikan pembacanya, namun juga bentuk penipuan terselebung kepada pembacanya.




Sebaiknya para pemilik media berita main stream bisa berpikir bijak kepada para pengunjungnya yang memberikan kenyamanan saat membaca dan itu akan membuat pengunjungnya betah berlama - lama mengunjunginya. Bukan sebaliknya mencoba berlaku curang. Dan ironi pula kemeninfo malah membiarkannya, atau memang tidak paham dengan perkembangan di dunia maya?


Jadi jangan pernah buka media berita main stream yang masih menggunakan iklan popup atau iklan melayang, juga situs - situs lainnya yang menggunakan iklan tersebut, yang kebanyakan pemiliknya dari lokal.

No comments: