Menengok peristiwa kemaren di Tanjung Balai, beberapa hari yang lalu, itu bukanlah masalah intoleran. Tapi yang menyeruak kepermukaan adalah intoleran. Semua membangun penilaian - penilaian picisan.
Penilaian - penilaian picisan itu, yang kebetulan yang tidak suka umat islam di Indonesia memanfaatkan ini untuk membagi bagaimana sikap pemerintah dan umat islam di Arab, kaya di Saudi. Yang membawa sentimen agama islam dari barat dan timur tengah terhadap yang demikian menjadi ajang sempurna untuk menyudutkan persoalan aqidah dan syar'i.
Dan yang ditangkap kemaren di jagakarsa adalah ekses lanjutan dari kerja politik untuk menyebarkan issue permusuhan. Jadi bukan murni dalang, karena dalang dari semua dalang itu adalah arah politik yang mengambang, mengujudkan satu masyarakat minim bekal hidup, minim penghidupan. Sempitnya lapangan kerja sulitnya mendapatkan kerja yang layak.
Penilaian - penilaian picisan itu, yang kebetulan yang tidak suka umat islam di Indonesia memanfaatkan ini untuk membagi bagaimana sikap pemerintah dan umat islam di Arab, kaya di Saudi. Yang membawa sentimen agama islam dari barat dan timur tengah terhadap yang demikian menjadi ajang sempurna untuk menyudutkan persoalan aqidah dan syar'i.
Dan yang ditangkap kemaren di jagakarsa adalah ekses lanjutan dari kerja politik untuk menyebarkan issue permusuhan. Jadi bukan murni dalang, karena dalang dari semua dalang itu adalah arah politik yang mengambang, mengujudkan satu masyarakat minim bekal hidup, minim penghidupan. Sempitnya lapangan kerja sulitnya mendapatkan kerja yang layak.
Sementara usaha - usaha yang dilakukan untuk menciptakan niagawan baru atau bahasa kerennya enterpreneur, tidak ada, bahkan wilayah ini dimanfaatkan betul oleh para motivator jadi lahan duitnya. Mereka undang mereka yang kebingungan dengan jati dirinya dengan masa depannya, diceramahi trik tips berniaga dengan harga merogoh duit buat tempat duduk dan pengganjal perut.
Kemudian motivator lainnya datang membawa misi dari luar merekrut masyarakat yang kebingungan dengan jati diri dan masa depannya untuk menjadi kader yang mereka inginkan, seperti penggalangan dana dan sdm untuk direkrut jadi kader alQaeda dan ISIS.
Banyak lagi yang lainnya, yang merusak mental dan masa depan generasi bangsa Indonesia. Dari jadi pengedar narkoba, makelar organ tubuh, pasukan nasi bungkus dan lain sebagainya. Sementara pemerintahnya di sibukkan dengan urusan mereka dan masa depan mereka sendiri. Sampai duit bantuan buat usaha sudah mereka tongkrongin salah satunya duit hibah.
Sekalipun tidak ada duit buat membangun cari pinjaman, sampai - sampai rela memasukan orang World Bank masuk dalam barisan meski yang bersangkutan WNI sendiri, yang sempet diselamatkan World Bank setelah sukses menggerayangi duit negara ini, kini kembali menduduki jabatan strategis, yang penting duit cair. Itulah mental yang berakar yang sudah permanen merusak mental bangsa.
Kemudian motivator lainnya datang membawa misi dari luar merekrut masyarakat yang kebingungan dengan jati diri dan masa depannya untuk menjadi kader yang mereka inginkan, seperti penggalangan dana dan sdm untuk direkrut jadi kader alQaeda dan ISIS.
Banyak lagi yang lainnya, yang merusak mental dan masa depan generasi bangsa Indonesia. Dari jadi pengedar narkoba, makelar organ tubuh, pasukan nasi bungkus dan lain sebagainya. Sementara pemerintahnya di sibukkan dengan urusan mereka dan masa depan mereka sendiri. Sampai duit bantuan buat usaha sudah mereka tongkrongin salah satunya duit hibah.
Sekalipun tidak ada duit buat membangun cari pinjaman, sampai - sampai rela memasukan orang World Bank masuk dalam barisan meski yang bersangkutan WNI sendiri, yang sempet diselamatkan World Bank setelah sukses menggerayangi duit negara ini, kini kembali menduduki jabatan strategis, yang penting duit cair. Itulah mental yang berakar yang sudah permanen merusak mental bangsa.
Informasi detail, dapat dihubungi di :
Kembali masalah pembakaran Vihara di Tanjung Balai. Setelah mengikuti rentetan beritanya, ini bukan masalah ada asap ada api, juga bukan masalah intoleran. Ini adalah masalah politik yang dihembuskan dari luar yang berpadu dengan kondisi di dalam.
Politik adu domba yang paling efektif adalah issue sara. Ini yang dilakukan orang - orang yang punya kepentingan dengan NKRI, para makelar yang bekerja melakukan pengrusakan ini. Itu serangan dari bawah seperti hembusan angin yang mereka tiupkan. Sementara angin dari arah atas mereka mencoba mempengaruhi kebijakan dalam negeri.
Satu dari seribu contohnya adalah upaya yang dilakukan USA mengenai persoalan LGBT, terus mendesak agar ini di akui di Indonesia bukan masalah kejiwaan. Yang mana upaya UNDP dengan menyebar tagline dan yang upaya lain - lainya tentang LGBT kurang nendang.
Mereka terus melakukan perlawanan terhadap apa yang diberi peringatan nyata oleh Sang Pencipta. Itulah mereka yang mengklaim dirinya pembangun kehidupan, pembela HAM. Dan mereka yang demikian sesungguhnya adalah perusak kehidupan penghancur nilai - nilai hidup mulia yang memenuhi nilai kemanusiaan.
Ada 7 divisi yang akan mereka serang dalam upaya merubah kultur satu bangsa. Masyarakat yang miskin, pemegang kebijakan yang korup dan sudah rusak mentalnya adalah sebuah arena yang paling menguntungkan bagi mereka untuk mengibarkan pengaruhnya yang dibaliknya adalah penghisapan kekayaaan tanah air ini.
Politik adu domba yang paling efektif adalah issue sara. Ini yang dilakukan orang - orang yang punya kepentingan dengan NKRI, para makelar yang bekerja melakukan pengrusakan ini. Itu serangan dari bawah seperti hembusan angin yang mereka tiupkan. Sementara angin dari arah atas mereka mencoba mempengaruhi kebijakan dalam negeri.
Satu dari seribu contohnya adalah upaya yang dilakukan USA mengenai persoalan LGBT, terus mendesak agar ini di akui di Indonesia bukan masalah kejiwaan. Yang mana upaya UNDP dengan menyebar tagline dan yang upaya lain - lainya tentang LGBT kurang nendang.
Mereka terus melakukan perlawanan terhadap apa yang diberi peringatan nyata oleh Sang Pencipta. Itulah mereka yang mengklaim dirinya pembangun kehidupan, pembela HAM. Dan mereka yang demikian sesungguhnya adalah perusak kehidupan penghancur nilai - nilai hidup mulia yang memenuhi nilai kemanusiaan.
Ada 7 divisi yang akan mereka serang dalam upaya merubah kultur satu bangsa. Masyarakat yang miskin, pemegang kebijakan yang korup dan sudah rusak mentalnya adalah sebuah arena yang paling menguntungkan bagi mereka untuk mengibarkan pengaruhnya yang dibaliknya adalah penghisapan kekayaaan tanah air ini.
USD
IDR