Hasil pertandingan BWF World Tour Finals 2021 hari ini, Indonesia menempatkan dua wakilnya yang akan berlaga di partai semifinal, yaitu di nomor ganda putri, Greysia Polii/ Apriyani dan nomor ganda putra, Marcus Gideon/ Kevin Sanjaya.
Dua wakil Indonesia lainnya gagal ke putaran final, yaitu nomor ganda campuran, Praveen Jordan/ Melati Deava Oktavianti dan ganda putra, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob. Meski gagal, kedua pasangan telah menunjukkan totalitas kemampuan hingga tidak menjadi juru kunci di grup.
Pasangan ganda putra asal Indonesia, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan, meski sudah takkan mungkin lolos ke semifinal, tampil maksimal di partai terakhirnya di Grup B BWF World Tour Finals 2021. Berkat penampilan apik itu, Pramudya/Yeremia sanggup mengalahkan wakil Prancis, Christo Popov/Toma Junior Popov dengan straight set, skor 21-15 dan 21-16.
Bermain di Bali Convention Centre, hari Jumat malam WIB, 3/12/2021, kedua pasangan memainkan permainan dengan sangat agresif. Saking agresifnya, kejar-kejaran poin pun terjadi antara Pramudya/Yeremia dengan pasangan yang berjuluk The Popov Brothers dan akhirnya, Yeremia/ Pramudya berhasil keluar sebagai pemenang dengan kemenangan meyakinkan, 21-15 dan 21-16.
Di nomor ganda campuran, pasangan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, tampak sudah berusaha semaksimal mungkin, untuk melawan wakil Hong Kong, Tang Chun Man/Tse Ying Suet. Akhirnya harus mengakui kemenangan pasangan Hongkong, dan menerima kekalahan dengan skor 11-21 dan 15-21 di partai pamungkas Grup B BWF World Tour Finals 2021 pada Jumat (3/12/2021).
Kekalahan itu memastikan Praveen/Melati gagal menuju ke semifinal BWF World Tour Finals 2021 setelah menempati posisi ketiga di klasemen akhir Grup B nomor ganda campuran. Sementara satu tiket semifinal tersisa menjadi milik Tang/Tse.
Pasangan ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, memastikan diri lolos ke babak semifinal BWF World Tour Finals 2021. Pencapaian ini pun terasa spesial karena membuat Greysia/Apriyani membalaskan dendam dari kegagalan mereka pada BWF World Tour Finals tahun lalu.
Sebagaimana diketahui, tahun lalu, pada BWF World Tour 2020, Greysia/Apriyani harus gagal melangkah ke semifinal secara dramatis usai takluk dari wakil Malaysia, Chow Mei Kuan/Lee Meng Yean, dengan skor 13-21 dan 17-21. Akibat kekalahan itu, Greysia/Apriyani pun harus puas menempati urutan ketiga.
Pertarungan sengit terjadi saat Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo berjumpa wakil Denmark, Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen di laga pamumgkas Grup A BWF World Tour Finals 2021 pada Jumat (3/12/2021) dini hari WIB. Untungnya, Marcus/Kevin bisa keluar sebagai pemenangnya usai berjuang hingga rubber game lewat skor 21-15, 18-21, dan 21-8.
Dengan kemenangan itu, maka Marcus/Kevin menjadi juara Grup A dan berhak melaju ke semifinal BWF World Tour Finals 2021. Perjuangan Marcus/Kevin pun akan terus berlanjut.
Kepala Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional AS, Anthony Fauci, tidak memiliki banyak komentar positif tentang hewan. Hampir tidak ada "Beaglegate" yang terkenal mereda, ketika skandal lain yang melibatkan Fauci dan hak-hak binatang muncul.
People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) telah mengecam Anthony Fauci atas keterlibatan Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIH) dalam eksperimen HIV "kejam, menyesatkan dan boros" pada monyet.
“Model kera untuk mengembangkan vaksin untuk human immunodeficiency virus (HIV) telah gagal. Setelah hampir 40 tahun percobaan yang menyakitkan, mematikan, mahal – vaksin masih belum ada di pasaran,” kata surat PETA, menurut Fox News.
Organisasi tersebut mengklaim bahwa lembaga Fauci telah menggunakan monyet untuk eksperimen yang ditujukan untuk pengembangan vaksin HIV selama hampir 40 tahun, tetapi gagal mencapai hasil apa pun.
"Fauci secara terbuka menyatakan mengapa eksperimen HIV monyet tidak berhasil—namun dia gagal, dekade demi dekade, untuk menghentikannya," kata Wakil Presiden Senior PETA Kathy Guillermo pada Hari AIDS Sedunia (1 Desember). “Dia bahkan memimpin sendiri banyak dari eksperimen ini. Monyet tidak tertular HIV, dan Fauci perlu mengakhiri eksperimen pada mereka dan sebagai gantinya mendanai penelitian modern yang relevan dengan manusia.”
While Fauci’s agency has been funding HIV experiments on monkeys, more than 36.3 million people have died from AIDS-related illnesses.
Torturing animals doesn’t help anyone. #WorldAIDSDay
l
Kelompok hak asasi hewan menggarisbawahi bahwa HIV adalah spesifik manusia, dan sementara jaringan monyet tidak mereplikasi HIV, hewan-hewan ini juga tidak dapat tertular AIDS - itulah sebabnya, menurut PETA, upaya untuk menemukan obat HIV melalui penelitian monyet tidak akan berhasil. .
Komentar pahit PETA tentang Fauci mengikuti pernyataan lembaganya yang dikeluarkan pada Hari AIDS Sedunia, yang menegaskan kembali komitmennya untuk menemukan "vaksin HIV yang aman, efektif, dan tahan lama". Namun, pernyataan itu mengakui bahwa ada "hasil yang mengecewakan" selama bertahun-tahun - seperti kegagalan strategi penyembuhan HIV yang pernah menjanjikan pada tahun 2018.
Pada saat itu, menurut Science, Fauci membahas eksperimen yang membuat monyet dengan sengaja terinfeksi HIV dan memicu pemulihan tentang bagaimana hewan tersebut tampaknya mengembangkan antibodi yang melawan infeksi. Namun, pemulihan itu hanya sementara, karena strateginya tidak bekerja dengan baik dengan manusia.
"Kami sama sekali tidak melihat hasil yang dramatis itu," kata Fauci pada Konferensi AIDS Internasional di Amsterdam saat itu.
PETA telah meminta Fauci untuk mengundurkan diri berulang kali, bahkan mendesak Presiden Biden untuk mempertimbangkan masalah ini. Studi monyet bukan satu-satunya hal yang dikutip, juga mengkritik dokter penyakit menular terkemuka Gedung Putih karena diduga mendanai eksperimen kejam yang melibatkan anak anjing beagle yang dikatakan telah "diberi makan hidup-hidup" oleh parasit.
NIH Fauci telah membantah bahwa mereka mendanai "kekejaman beagle". Lembaga ini juga belum mengomentari keluhan terkait monyet baru-baru ini dari PETA
Hasil Tottenham vs Brentford di Liga Inggris: Spurs bungkam The Bees 2-0
Hasil Tottenham vs Brentford dalam lanjutan pekan ke-14 Liga Inggris erhasil meraih poin penuh. Tottenham menang dengan skor 2-0 untuk Spurs. Tottenham Hotspur menjamu Brentford pada hari Jumat dini pukul 02.30 WIB, 03/22/2021.
Tottenham Hotspur tampil menekan sejak awal laga. Mereka bahkan sudah mendapat peluang pada menit keenam lewat serangan balik cepat yang diinisiasi Lucas Moura.
Beruntung, Kiper Brentford Alvaro Fernandez masih bisa menepis tendangan keras striker asal Brasil tersebut.
Duel Tottenham vs Brentford berlangsung di Tottenham Hotspur Stadium. Dua gol The Lilywhites dicetak Son Heung-min dan satu gol bunuh diri Sergi Canos.
Gol kemenangan Spurs dalam laga Tottenham vs Brentford dicetak oleh Sergi Canós dan Son Heung-Min.
Tottenham lebih dulu unggul pada menit ke-12. Son Heung-min mengirim umpan silang yang disambut sundulan Ben Davies.
Namun, gol tersebut dinyatakan sebagai gol bunuh diri Sergi Canos lantaran dalam prosesnya, bola sempat mengenai sang pemain sebelum merobek jala Brentford.
Spurs saat ini berada di urutan ke-6 dengan 22 poin di Liga Inggris dan terpaut dua poin dari 4 besar klasemen.
Brentford saat ini menempati posisi ke-12 dengan 16 poin di klasemen Liga Inggris, dilansir dari AS.
Son Heung-min kemudian menambah keunggulan pada menit ke-65. Dia mencetak gol setelah memanfaatkan umpan dari Regulion.
Kemenangan ini membuat Tottenham Hotspur untuk sementara berada di peringkat keenam klasemen Liga Inggris dengan koleksi 22 poin dari 13 laga. Sementara Brentford terdampar di peringkat ke-12 dengan 16 poin.
Pemerintah India melaporkan ditemukannya dua kasus pertama Covid-19 varian Omicron pada hari Kamis, 02/12/2021. Meski begitu, India tidak memiliki rencana memberikan suntikan vaksin penguat (booster) kendati ada tuntutan dari anggota parlemen.
Kementerian Kesehatan India mengatakan dua pria yang terinfeksi varian Omicron masing-masing berusia 66 tahun dan 46 tahun. Keduanya menunjukkan gejala ringan.
Menteri kesehatan Negara Bagian Karnataka selatan, tempat kasus terdeteksi, mengatakan orang pertama, yaitu seorang warga negara Afrika Selatan, yang berada seminggu di India dan meninggalkan negara itu pada 27 November 2021 setelah dites negatif. Lebih dari 250 orang yang berkontak dengannya dinyatakan negatif.
Sementara itu kasus kedua yaitu seorang dokter India tidak memiliki riwayat perjalanan baru-baru ini. Keduanya juga sudah divaksin lengkap.
Lima orang yang berkontak dengan dokter tersebut, yang mengisolasi dirinya pada 23 November setelah merasa tidak enak badan, juga dinyatakan positif dan sampel mereka sedang diselidiki untuk menentukan varian virus yang menginfeksi mereka.
India, yang mengalami rekor lonjakan infeksi dan kematian pada April dan Mei 2021 lalu karena varian Delta, baru memvaksin penuh 49 persen dari 944 juta warga dewasa. Padahal, India memiliki banyak persediaan vaksin buatan dalam negeri.
Sekitar 84 persen orang dewasa di India telah menerima setidaknya satu dosis vaksin, sementara mereka yang berusia di bawah 18 tahun belum diinokulasi.
Beberapa anggota parlemen mendesak pemerintah untuk mempertimbangkan booster bagi petugas kesehatan dan yang rentan, mengingat bahwa negara-negara bagian di India memiliki persediaan hampir 230 juta dosis vaksin. Namun, pejabat kesehatan menegaskan kembali bahwa prioritasnya adalah untuk sepenuhnya menyuntik semua orang dewasa terlebih dahulu.
“Kita tidak boleh menyimpang dari tujuan kita untuk memberikan dua dosis pada setiap individu yang memenuhi syarat,” kata pejabat kesehatan senior Vinod Kumar Paul. Ia menambahkan bahwa tidak ada rencana untuk mempersingkat durasi antara dua dosis vaksin AstraZeneca.
Markas besar PBB di New York City dikunci selama beberapa jam pada Kamis setelah seorang pria terlihat mondar-mandir di luar salah satu gerbang utamanya dengan apa yang menurut polisi tampak seperti senapan.
Seorang pria bersenjatakan senapan yang berdiri di luar markas besar PBB di New York City telah ditahan, kata seorang sumber polisi.
Sebelumnya pada hari itu, area di luar markas besar PBB di New York ditutup menyusul laporan seorang pria bersenjatakan senapan mendekati gedung.
"Kami telah menerima telepon tentang seorang pria bersenjata yang terlihat di dekat 42d Street dan First Avenue," kata seorang sumber polisi.
First Avenue dan jalan-jalan di sekitar markas besar PBB diblokir dan sebuah helikopter terlihat terbang di atas gedung di tengah kota Manhattan.
Personel PBB didesak untuk berlindung di tempat di tengah operasi polisi yang sedang berlangsung.
Media AS terus berspekulasi tentang dugaan rencana Rusia untuk menyerang Ukraina, meskipun Moskow berulang kali memotong rumor tak berdasar dan memperingatkan bahwa keributan itu ditujukan untuk menutupi desain agresif NATO di wilayah tersebut. Mark Sleboda, seorang analis urusan dan keamanan internasional, telah menjelaskan tren geopolitik yang muncul.
Washington bersiap untuk "invasi segera" ke Ukraina: mantan Duta Besar AS untuk Rusia Michael McFaul telah merilis serangkaian tweet yang mengklaim bahwa warga sipil Ukraina akan berjuang sampai akhir melawan "penjajah" Rusia. Sementara itu, bintang Hollywood Sean Penn tiba di Ukraina untuk membuat film dokumenter tentang "agresi Rusia", difoto dengan perlengkapan tempur dan helm saat mengunjungi pasukan Ukraina di wilayah Donetsk pekan lalu.
Sementara menjajakan cerita "invasi Ukraina", media Barat tetap mengakui bahwa mereka tidak tahu niat asli Rusia. Dengan demikian, Bloomberg mengklaim pada 21 November bahwa kontingen Rusia berkekuatan 100.000 orang sedang mempersiapkan "dorongan cepat dan besar-besaran ke Ukraina dari berbagai lokasi", menambahkan di bawah bahwa "Amerika dan lainnya tidak mengatakan perang pasti, atau bahkan mereka tahu pasti Putin serius tentang satu".
Demikian pula, Militarytimes.com mengakui bahwa tidak jelas apakah konsentrasi pasukan di wilayah barat Rusia benar-benar "mengumumkan serangan yang akan segera terjadi" terhadap Ukraina. Moskow secara konsisten menolak tuduhan AS, dengan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mencela mereka sebagai "histeria buatan".
Mengapa Histeria 'Invasi Rusia' Tidak Menahan Air
"Ini bukan ketakutan 'invasi Rusia' pertama di media Barat", kata Mark Sleboda, seorang veteran militer AS dan analis urusan dan keamanan internasional. "Yang terakhir seperti itu kembali pada bulan Maret/April tahun ini, tapi ketakutan-mongering serupa telah terjadi secara teratur selama 6 tahun terakhir".
Veteran militer itu menekankan bahwa tidak ada ancaman "invasi Rusia yang akan segera terjadi ke Ukraina". Dia menjelaskan bahwa Ukraina adalah negara berpenduduk sekitar 40 juta orang dengan angkatan bersenjata lebih dari 250.000 orang, yang berarti bahwa "setiap intervensi militer Rusia yang substansial di Ukraina akan membutuhkan kekuatan yang terkumpul sekitar 300.000-500.000 tentara untuk memulai". Namun, laporan media Barat berbicara tentang penumpukan pasukan Rusia "di suatu tempat di dekat perbatasan Ukraina (atau setidaknya lebih dekat ke perbatasan Ukraina daripada ke perbatasan China) dari sekitar 90.000 tentara Rusia".
"Pengamat yang cermat akan mencatat bahwa ini kira-kira jumlah yang sama dari pasukan Rusia yang telah berada di sekitar perbatasan Ukraina sejak Maidan Putsch yang didukung AS menggulingkan pemerintah yang terpilih secara demokratis di Kiev pada 2014 dan memulai konflik sipil untuk menaklukkan Ukraina timur. untuk perebutan kekuasaan itu", kata analis keamanan.
Selain itu, setelah keributan media AS, militer rezim Kiev, layanan perbatasan negara, dan Sergei Nikiforov, juru bicara Presiden Zelenskiy, telah membantah adanya penumpukan militer Rusia di perbatasan negara itu pada bulan lalu, catat Sleboda.
Sementara itu, peserta Uni Eropa dari Normandia Empat, Prancis dan Jerman, tidak hanya gagal menekan kepemimpinan Ukraina untuk memulai diskusi dengan republik Donbass yang memisahkan diri di bawah Kesepakatan Minsk, tetapi telah mengulangi klaim yang tidak berdasar tentang potensi "invasi" Rusia ke Ukraina dan memperingatkan Moskow tentang "konsekuensi serius".
Sleboda mencatat bahwa pada saat yang sama, AS dan sekutu NATO-nya baru-baru ini meningkatkan pengiriman senjata mematikan ke Kiev. AS dan Inggris saat ini membantu Kiev dalam pembangunan pangkalan militer baru di Laut Hitam dan Laut Azov, berjanji untuk mengirim lebih banyak "penasihat" militer dan pasukan khusus ke negara Eropa Timur. Untuk bagiannya, Pentagon telah menghidupkan kembali diskusi tentang masuknya Ukraina ke NATO.
Tidak mengherankan bahwa Moskow menganggap tindakan AS dan sekutu NATO Eropa-nya sebagai upaya untuk mengacaukan kawasan itu, menghancurkan Perjanjian Minsk, dan mengubah Ukraina menjadi protektorat NATO de facto dan meneruskan pos militer melawan Rusia, menurut veteran militer AS.
Penumpukan NATO di Ukraina Dapat Menghasilkan Hasil yang Tidak Diinginkan
Latihan militer gabungan NATO baru-baru ini di dekat perbatasan Rusia serta contoh sebelumnya dari aliansi yang melanggar perairan teritorial negara itu di Laut Hitam, hanya menambah kekhawatiran Moskow.
Selain itu, 10 pembom strategis AS melatih opsi untuk menggunakan senjata nuklir melawan Rusia hampir secara bersamaan dari arah Barat dan Timur selama latihan Global Thunder, menurut Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu. Menteri pertahanan menyoroti pada 23 November bahwa pesawat AS telah datang dalam jarak 20 km (12,4 mil) dari perbatasan Rusia. Selama latihan, penerbangan strategis AS melakukan 30 penerbangan selama sebulan, yang 2,5 kali lebih banyak dari periode yang sama tahun lalu, kata Shoigu.
Menurut Sleboda, "maksud yang jelas dari keributan pedang 'Dr Strangelove-esque' yang memfitnah dan terus terang ini adalah untuk membuat Rusia tunduk pada keunggulan dan hegemoni militer global AS dan untuk memaksa Kremlin mundur dan menyerah pada tuntutan AS. di hotspot geopolitik seperti Ukraina dan Suriah".
Selain itu, mereka tampaknya berusaha membuat pemerintah Rusia mempertimbangkan kembali kemitraan strategis yang kuat dan berkembang yang dimiliki Rusia dengan China, catat analis keamanan. Namun, keadaan buruk yang terus-menerus dari analisis "ahli Rusia" di Washington "tentu saja hanya akan mengarah pada reaksi yang berlawanan dari negara Rusia - pembangkangan dan aliansi yang semakin tegas dengan China", sarannya.
Dengan demikian, selama percakapan video hari Selasa, Menteri Pertahanan Rusia Shoigu dan timpalannya dari China Wei Fenghe menekankan bahwa perilaku provokatif AS menimbulkan ancaman militer bagi Moskow dan Beijing dan sepakat untuk mengintensifkan latihan strategis dan patroli bersama.
Potensi Serangan Kiev Terhadap Donbass
Sementara itu, Kiev telah terlibat dalam peningkatan provokasi militer terhadap Ukraina timur pada bulan lalu yang bertentangan dengan kesepakatan Minsk II, menurut Sleboda.
Beredarnya berita palsu tentang "invasi Rusia" ke Ukraina di media AS adalah bagian dari rencana Washington untuk mendorong Kiev menghidupkan kembali konflik militer di Donbass, menurut Sergei Naryshkin, direktur Dinas Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR). Berbicara kepada penyiar Rossiya One pada 27 November, kepala intelijen Rusia mengatakan bahwa AS sengaja memberi sekutunya informasi palsu tentang persiapan Rusia untuk aksi militer di Ukraina.
Sementara AS mencoba untuk mengipasi kebuntuan militer di Donbass, Sleboda meragukan bahwa rezim Kiev yang didukung AS "benar-benar percaya bahwa ia dapat menaklukkan Donbass di Ukraina timur":
"Tujuan dari setiap provokasi militer rezim Kiev di Donbass adalah untuk memacu dukungan politik, militer, dan ekonomi Barat yang tertinggal dan mencoba sekali lagi untuk mendapatkan pipa gas Nord Stream 2 - yang akan menghilangkan subsidi miliaran dolar dari Rusia dari Kiev. setiap tahun dalam biaya transit gas - dibunuh oleh pemerintah Jerman yang baru.Sebut saja amukan dan seruan putus asa untuk perhatian Barat oleh negara klien Kiev yang manja", saran analis keamanan.
Namun, "mengingat meledaknya krisis politik, energi, ekonomi, dan pandemi di negara itu, dengan peringkat persetujuan Zelenskiy anjlok menjadi 24%", skenario ofensif Donbass adalah "risiko dan kemungkinan yang sangat realistis yang dapat diluncurkan oleh Kiev, meskipun ada konsekuensi potensial", Sleboda menyimpulkan.
Markas besar PBB di New York City dikunci selama beberapa jam pada Kamis setelah seorang pria terlihat mondar-mandir di luar salah satu gerbang utamanya dengan apa yang menurut polisi tampak seperti senapan.
Seorang pria bersenjatakan senapan yang berdiri di luar markas besar PBB di New York City telah ditahan, kata seorang sumber polisi.
Sebelumnya pada hari itu, area di luar markas besar PBB di New York ditutup menyusul laporan seorang pria bersenjatakan senapan mendekati gedung.
"Kami telah menerima telepon tentang seorang pria bersenjata yang terlihat di dekat 42d Street dan First Avenue," kata seorang sumber polisi.
First Avenue dan jalan-jalan di sekitar markas besar PBB diblokir dan sebuah helikopter terlihat terbang di atas gedung di tengah kota Manhattan.
Personel PBB didesak untuk berlindung di tempat di tengah operasi polisi yang sedang berlangsung.
"Dinas Keamanan dan Keselamatan UNDSS ingin menginformasikan bahwa ada aktivitas polisi yang sedang berlangsung di 1st Avenue antara jalan 42 dan 43," kata pernyataan itu. “Seluruh personel dan delegasi di UNHQ dengan ini diminta untuk berteduh di tempat.”
Pria itu, yang tampaknya berusia 60-an, ditahan tanpa insiden sekitar pukul 13:30, sekitar tiga jam setelah polisi mengatakan dia pertama kali terlihat di luar pos pemeriksaan keamanan di First Avenue Manhattan.
Selama kebuntuan, pria itu memegang benda yang diarahkan ke tenggorokannya sendiri, kemungkinan senjata api. Gerbang di pagar yang mengelilingi kompleks PBB ditutup, dan pria itu tampaknya tidak mencoba menembus batas keamanan. Polisi mengatakan tidak ada bahaya bagi masyarakat.
Orang-orang di dalam markas besar PBB pada awalnya diberitahu untuk berlindung di tempat, tetapi kemudian diizinkan untuk bergerak di sekitar kompleks dan datang dan pergi dari pintu masuk lain. Majelis Umum dan Dewan Keamanan PBB keduanya bersidang Kamis.
Juru bicara PBB Stéphane Dujarric mengatakan "tidak ada indikasi" bahwa pria itu adalah pegawai atau mantan pegawai PBB.
Rincian termasuk tuntutan pidana tidak segera tersedia.
Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan Kamis bahwa orang yang tidak divaksinasi akan dikeluarkan dari toko yang tidak penting, tempat budaya dan rekreasi, dan parlemen akan mempertimbangkan mandat vaksin umum, sebagai bagian dari upaya untuk mengekang infeksi virus corona yang sekali lagi mencapai 70.000 kasus baru yang dikonfirmasi di periode 24 jam.
Berbicara setelah pertemuan dengan para pemimpin federal dan negara bagian, Merkel mengatakan langkah-langkah itu diperlukan mengingat kekhawatiran bahwa rumah sakit di Jerman dapat menjadi kelebihan beban dengan orang yang menderita infeksi covid-19, yang lebih mungkin serius pada mereka yang belum divaksinasi. .
"Situasinya negara kita serius," kata Merkel kepada wartawan di Berlin, menyebut tindakan itu sebagai "tindakan solidaritas nasional."
Badan pengendalian penyakit Jerman melaporkan 73.209 kasus baru yang dikonfirmasi pada hari Kamis. Institut Robert Koch juga melaporkan 388 kematian baru akibat covid-19, sehingga total sejak awal pandemi menjadi 102.178.
Sekitar 68,7 persen populasi di Jerman telah divaksinasi lengkap, jauh di bawah minimal 75 persen yang ditargetkan pemerintah. Dia mengatakan para pejabat juga setuju untuk mewajibkan masker di sekolah, memberlakukan batasan baru pada pertemuan pribadi dan menargetkan 30 juta vaksinasi pada akhir tahun.
Merkel juga mengatakan bahwa parlemen akan memperdebatkan kemungkinan penerapan mandat vaksin umum yang akan mulai berlaku pada awal Februari.
Menteri Keuangan Olaf Scholz, yang diperkirakan akan terpilih sebagai kanselir oleh koalisi kiri-tengah minggu depan, mengatakan minggu ini bahwa dia mendukung mandat vaksin umum, tetapi lebih suka membiarkan anggota parlemen memilih sesuai dengan hati nurani pribadi mereka.
Meningkatnya kasus covid-19 selama beberapa minggu terakhir dan kedatangan varian omicron baru telah memicu peringatan dari para ilmuwan dan dokter bahwa layanan medis di negara itu dapat menjadi kewalahan dalam beberapa minggu mendatang kecuali tindakan drastis diambil.
Beberapa rumah sakit di selatan dan timur negara itu telah memindahkan pasien ke bagian lain Jerman karena kekurangan tempat tidur perawatan intensif.
Eropa saat ini menghadapi lonjakan kasus virus corona yang memaksa negara-negara di kawasan itu untuk memperketat pembatasan. Mulai Sabtu 4 Desember, Prancis akan mewajibkan semua pengunjung dari negara-negara di luar UE untuk memberikan hasil tes Covid-19 negatif saat masuk ke negara itu, terlepas dari status vaksinasi.
Sementara itu, penguncian nasional Austria yang dimulai pada 22 November diperpanjang hingga setidaknya 11 Desember, di tengah data awal yang mengisyaratkan pembatasan saat ini berfungsi untuk mengekang penyebaran virus corona.
Ursula von der Leyen minggu ini mengatakan diskusi diperlukan untuk membuat vaksin wajib di Eropa.
Machday kedua BWF World Tour Finals 2021, empat wakil Indonesia berlaga hari ini, dua menang, dimana satu kemenangan diraih oleh ganda putra Kevin/Marcus tanpa laga, satu lagi dari ganda campuran Praveen/Melati. Dua kekalahan dari Ganda Putra Yeremia/Pramudya dan Greysia/Apriyani.
Pebulu tangkis ganda putra Indonesia, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan takluk pada pertandingan kedua Grup B BWF World Tour Finals 2021 dari wakli Malaysia, Ong Yew Sin/Teo Ee Yi,hari Kamis, 02/12/2021. Mereka kalah dalam pertandingan sengit dengan skor 21-12, 11-21, 18-21.
Atas hasil itu, Pramudya/Yeremia gagal melaju ke babak semifinal, setelah dua kali mengalami kekalahan. Pada pertandingan pertama, mereka kalah dari Takuro Hoki/Yugo Kobayashi asal Jepang.
Sedangkan Greysia Polii/Apriyani Rahayu menjalani laga yang tak mudah di hari kedua BWF World Tour Finals 2021, pada hari Kamis, 02/12/2021.
Greysia/Apriyani menghadapi lawan asal Korea Selatan, Kim Soyeong/Kong Heeyong. Ganda putri Indonesia kalah dengan straight set,15-21,18-21.
Meski kalah, ganda putri andalan Indonesia ini peluang untuk ke fase berikutnya masih ada. Di laga, juara Olimpiade Tokyo ini menghadapi ganda putri Malaysia, Pearly Tan/M. Thinaah, besok.
Nomor ganda campuan, pasangan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti berhasil menang atas Marcus Ellis/Lauren Smith dengan straight set langsung 21-15,21-13. Kemenangan ini membuka peluang bagi Praveen/melati ke babapk empat besar.
Di hari esok, Praveen/Meati akan berhadapan dengan Tang Chun Man/Tse Ying Suet. Menang menjadi wajib jika ingin lolos ke babak berikutnya.
Nomor ganda putra, setelah ganda India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty, mundur dari pertandingan grup A melawan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo pada pertandingan kedua BWF World Tour Finals 2021. Hasil ini membuat Marcus/Kevin sudah memastikan melaju ke babak semifinal secara otomatis.
Chirag Shetty mengundurkan diri atas saran dokter setelah mengalami masalah pada lutut kanannya. Atlet berusia 24 tahun itu diketahui telah menjalani pemulihan akibat cedera lutut sejak Olimpiade Tokyo 2020.
Dengan keluarnya Rankireddy/Shetty dari persaingan grup A, wakil Cina Taipei, Lee Yang/Wang Chi-Lin dan wakil Denmark, Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen menghadapi laga hidup mati pada pertandingan di lapangan dua hari ini.
Seluruh rangkaian pertandingan babak penyisihan grup hari kedua BWF World Tour Finals 2021 dapat akan dimulai pukul 09.00 WIB dan akan disiarkan secara langsung di TVRI Nasional dan TVRI Sport-HD.