Pertengahan tahun 2021, 101 East menjelajahi perut kekerasan Port Moresby, salah satu kota paling berbahaya di dunia.
Port Moresby, ibu kota Papua Nugini, secara teratur menempati peringkat salah satu kota paling berbahaya di dunia.
Dari perampokan bersenjata dan pembajakan mobil hingga pembunuhan, geng-geng yang menguasai jalanan dikenal kejam. Mereka sering merekrut orang-orang muda dari pedesaan, yang pindah ke kota dalam upaya putus asa untuk keluar dari kemiskinan. Geng-geng itu menargetkan elit kaya di negara itu, banyak di antaranya menjadi kaya berkat sumber daya alam PNG yang kaya
Dengan akses yang jarang ke anggota geng dan polisi, 101 East menjelajahi perut kekerasan PNG.
Geng-geng bajingan di Port Moresby, Papua Nugini, telah membentuk organisasi kriminal yang memiliki hubungan dengan dunia bawah tanah internasional melalui pasar obat-obatan dan barang curian.
Polisi dengan kejam memerangi geng-geng pembunuh. Kekerasan endemik, kemiskinan ekstrem, kekayaan cabul dan korupsi di semua tingkatan.
Musim panas lalu, penyelesaian skor antara klan suku menyebabkan 32 orang tewas. Tapi itu tidak seberapa dibandingkan dengan apa yang terjadi di kota. Di sini polisi mengobarkan perang tanpa ampun melawan geng Raskols. Pada tahun 2020, Port Moresby menduduki peringkat ke-2 ibu kota paling kejam di dunia, tepat di belakang Caracas, Venezuela.
Badai angin topan atau angin puting beliung menerjang tiga desa di wilayah Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan pada Sabtu, 8 Januari 2021.
45 rumah warga di tiga desa, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan rusak akibat sapuan angin puting beliung, hari Sabtu, 08/01/2022. Menurut data pemerintah daerah, puting beliung menyebabkan kerusakan 21 rumah di Desa Lengkong, 20 rumah di Desa Raja, dan empat rumah di Desa Karang-Karangan, Kecamatan Bua.
Adapun rincian kerusakan rumah tersebut di antaranya, 21 rumah di Desa Lengkong, 4 rumah di Desa Karang-Karangan, dan 20 rumah di Desa Raja.
Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan pada Sabtu malam dilaporkan telah menyalurkan bantuan kepada warga yang terkena dampak.
Pelaksana Tugas Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman mengatakan, Dinas Sosial Pemprov Sulsel sudah menyalurkan bantuan kepada warga yang terkena dampak puting beliung.
Seorang warga Ilyas Bemba (55) yang menyaksikan datangnya puting beliung di Desa Lengkong mengatakan, bahwa saat datang sempat membelah atau kembar dan seperti membuat formasi.
“Saya lihat angin itu 2 warna, hitam dan putih, sementara berjalan datang angin berputar-putar kemudian membelah dua, ada di kiri dan ada di kanan, di tengah ada pondok warga dari kayu berukuran sekitar 4 kali 4 meter itu selamat. Setelah terbelah dua, kembali menyatu menghantam rumah,” kata Ilyas, saat dimintai konfirmasi di lokasi, hari Minggu, 09/01/2022.
Ilyas menuturkan, ia melihat angin puting beliung saat sedang mengoperasikan hand traktor di sawah dekat rumah warga yang menjadi korban pukul 16.00 Wita bersamaan dengan hujan.
“Kebetulan saya sedang operasikan traktor di sawah yang di samping rumah, saat hujan turun saya hentikan dan lari mencari tempat berlindung, tiba-tiba datang angin kencang, mungkin ini dibilang puting beliung," kata dia.
Korban angin puting beliung bakal mendapat bantuan perbaikan rumah.
Hal itu ditegaskan Bupati Luwu, Basmin Mattayang, saat meninjau korban yang ada di tiga desa di Kecamatan Bua.
Pada kesempatan itu, Basmin juga menyerahkan bantuan logistik.
"Kemarin setelah mendengar laporan bencana ini, saya segera instruksi dinas terkait untuk terjun ke lokasi," kata Basmin, pada hari Minggu, 09/1/2022.
Banjir bandang menerjang kawasan Perumahan Bumi Mangli Permai (BMP) dan Mangli Residence di Kelurahan Mangli, Kabupaten Jember, Jawa Timur pada Ahad sore hingga menyebabkan sebuah mobil terseret derasnya banjir.
Dalam video warga yang beredar di media sosial memperlihatkan sebuah mobil terseret banjir di Perumahan Bumi Mangli Permai, bahkan jalan perumahan menjadi sungai, sehingga warga naik ke atap atau pagar rumah yang lebih tinggi karena ketinggian banjir sudah mencapai 1 meter lebih.
Bupati Jember Hendy Siswanto dalam pesan suara yang diteruskan kepada semua OPD di lingkungan Pemkab Jember meminta semua perangkat daerah untuk siaga terhadap banjir yang terjadi di wilayah Kecamatan Panti hingga perumahan di kawasan Mangli.
"Kepada teman-teman OPD semuanya, saat ini terjadi banjir besar di daerah Panti dan turun ke Perumahan Bumi Mangli Permai. Mohon semua OPD bisa membantu," katanya.
Ia juga meminta semua OPD bisa membantu masyarakat dan waspada, serta meminta para camat untuk mengingatkan warga yang berada di kawasan Jember bagian utara.
Hendy bersama Wakil Bupati Jember M. Balya Firjaun Barlaman langsung turun meninjau lokasi banjir yang berada di dua Perumahan Bumi Mangli Permai dan Mangli Residence untuk mengetahui penyebab banjir dan memastikan warga korban banjir mendapat bantuan.
Sementara Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Heru Widagdo mengatakan hujan deras mengguyur Jember sejak pukul 14.00 WIB menyebabkan sejumlah kawasan banjir, salah satunya di Perumahan Bumi Mangli Permai.
"Tim Reaksi Cepat (TRC) Penanggulangan Bencana turun ke lokasi dan mengevakuasi sejumlah warga yang rumahnya terendam banjir cukup tinggi ke tempat yang aman," katanya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember masih melakukan pendataan terhadap rumah warga yang terendam banjir dan petugas masih di lapangan untuk melakukan asesmen, sehingga masih belum bisa memastikan total rumah yang terdampak banjir di Jember.
BPBD Jember mencatat sebanyak 150 rumah warga dan tiga fasilitas umum terdampak bencana banjir di Kabupaten Jember, Jawa Timur, pada Minggu sore karena hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang melanda di wilayah setempat.
"Ada tiga kecamatan yang terdampak bencana banjir, yakni Kecamatan Panti, Kaliwates dan Rambipuji," kata Sekretaris BPBD Jember Heru Widagdo di Jember, Minggu malam.
Pada Minggu pukul 13.00 WIB terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat selama lebih dari tiga jam di Kabupaten Jember, yang mengakibatkan sungai tidak mampu menampung debit air dan meluap ke permukiman warga setinggi 100-130 cm.
Sedikitnya 16 turis tewas dalam suhu beku setelah terdampar di kendaraan mereka di Pakistan utara, tempat ribuan orang berbondong-bondong menikmati salju, kata para pejabat, Sabtu.
Dengan sekitar 1.000 kendaraan masih terdampar, pemerintah telah menyatakan Murree, 64 km (40 mil) timur laut ibu kota Islamabad, sebagai daerah yang dilanda bencana.
“Untuk pertama kalinya dalam 15 hingga 20 tahun sejumlah besar turis berbondong-bondong ke Murree, yang menciptakan krisis besar,” Sheikh Rashid Ahmed, menteri dalam negeri Pakistan mengatakan dalam sebuah pesan video.
Menteri mengatakan bahwa sekitar 1.000 mobil terjebak di stasiun bukit, sebuah kota yang ditinggikan dari daerah terdekat, membenarkan bahwa "16 hingga 19 kematian telah terjadi di mobil mereka."
Satu Peleton tentara dan pasukan paramiliter telah dikerahkan untuk membantu pemerintah sipil dalam operasi penyelamatan, katanya.
Pada Jumat malam, pemerintah mengumumkan penutupan semua jalan menuju stasiun untuk menghentikan masuknya wisatawan lebih lanjut.
Perdana Menteri Imran Khan menyatakan keterkejutannya atas "kematian tragis" para turis. "Telah memerintahkan penyelidikan dan menerapkan peraturan yang kuat untuk memastikan pencegahan tragedi semacam itu," kata Khan dalam sebuah tweet .
Shocked & upset at tragic deaths of tourists on road to Murree. Unprecedented snowfall & rush of ppl proceeding without checking weather conditions caught district admin unprepared. Have ordered inquiry & putting in place strong regulation to ensure prevention of such tragedies.
Hujan salju, yang dimulai pada Selasa malam, berlanjut secara berkala, menarik ribuan wisatawan. Karena banyaknya pengunjung, banyak keluarga yang akhirnya terdampar di jalan.
Media lokal melaporkan bahwa lebih dari 100.000 kendaraan memasuki stasiun bukit.
Video yang dibagikan di media sosial menunjukkan seluruh keluarga, termasuk anak-anak, terbaring mati di kendaraan mereka yang tertutup salju.
Menjelang akhir pekan, media sosial Pakistan penuh dengan gambar dan video orang-orang bermain salju di sekitar Murree, kota resor indah yang dibangun oleh Inggris pada abad ke-19 sebagai sanatorium bagi pasukan kolonialnya.
Pihak berwenang memperingatkan pada awal akhir pekan lalu bahwa terlalu banyak kendaraan yang mencoba memasuki kota, tetapi bahkan itu gagal untuk mencegah gerombolan daytrippers dari ibu kota.
⛔️ MURREE: Interior Minister Sheikh Rasheed confirms atleast 16-19 deaths of tourists stuck in snow/snowstorm •Roads: Isbd-Murree closed till Sunday night •Civil Armed Forces called-in to help #Murree 🎥:Stranded Tourists, esp. women+children directed to nearby #PakArmy camp pic.twitter.com/RnOpRg2CAr
Banyak orang Pakistan mengeluh di media sosial hari Minggu bahwa para pelaku bisnis perhotelan dan pemilik wisma Murree telah memperparah masalah dengan mencongkel harga, mendorong orang-orang yang terdampar untuk menghabiskan malam di mobil mereka daripada membayar kamar.
"Segalanya akan berbeda jika masyarakat lokal dan hotel bekerja sama, tetapi reputasi dan perilaku masyarakat Murree sangat buruk dalam hal ini," kata seorang pejabat senior pemerintah kepada AFP tanpa menyebut nama.
A sad day for the tourism of Pakistan. So sad on the demise of the tourists including innocent children and weak women in Murree due to heavy snow fall. Pakistan is in need of an urgent tourism structure. Why state failed to take the precautionary measures on time? 1/3 pic.twitter.com/SeSUENk2UK
Namun, ada juga laporan tentang penduduk setempat yang membuka rumah mereka untuk turis yang terdampar dan menawarkan makanan dan selimut kepada mereka yang tertangkap di tempat terbuka.
"Apakah kematian disebabkan oleh flu atau keracunan karbon monoksida (CO)?," kata Dr. Faheem Yonus, kepala penyakit menular di University of Maryland UCH, dalam sebuah tweet. "CO tidak berbau, mematikan jika mobil yang diam dikubur di salju, knalpot yang tersumbat (peredam) dapat dengan cepat membunuh penumpang saat mereka menghirup CO."
Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor mengikuti instruksi Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat untuk menunda Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen.
Hal ini bukan tanpa alasan, pasalnya Kota Bogor kembali masuk Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2 dan mengantisipasi varian Omicron Covid-19.
“Rencana PTM 100 persen sudah keluar dari SKB 4 menteri (Menteri Pendidikan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri),” ujar Kadisdik Kota Bogor Hanafi.
Hanafi mengatakan, PTM 100 persen memungkinkan dilaksanakan dengan catatan tenaga pendidik sudah di vaksin semua. Saat ini Disdik sedang mengumpulkan bukti sertifikat vaksin dari tenaga pendidik di sekolah-sekolah. Tujuannya untuk menyisir tenaga pendidik yang belum di suntik vaksin dengan alasan non medis.
“Disdik berkoordinasi dengan Dinkes akan menjadwal ulang vaksinasi tenaga pendidik yang sekarang masih kurang sekitar 10 persen lagi,” katanya.
Hanafi menekankan, vaksinasi bagi tenaga medis wajib 100 persen. Pasalnya, jika ada yang tidak mau divaksin bukan karena alasan medis maka akan terkena sanksi sesuai di SKB 4 Menteri. Ia pun menghimbau agar tenaga pendidik yang belum vaksinasi untuk segera vaksin.
“Kami juga kejar target untuk vaksinasi anak-anak bisa dipercepat,” kata Hanafi.
Meski begitu, mengingat saat ini status Kota Bogor berada di level 2 dan sesuai instruksi Disdik Provinsi Jawa Barat, maka di wilayah Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) untuk PTM 100 persen ditunda sampai akhir Januari.
Dan setelah liburan ini, Kota Bogor akan melaksanakan PTM seperti sebelumnya yakni PTM 50 persen.
“Jadi PTM di Kota Bogor masih seperti sebelumnya 50 persen atau bergantian sesuai kebijakan sekolah. Pembagian raport pada Senin nanti pun akan dibagi jadwalnya, tidak serentak. Jadi prokes tetap terjaga,” tuturnya.
Sebuah video yang memperlihatkan aksi pengejaran pelaku tabrak lari di Cirebon tersebar di media sosial dan menjadi viral.
Dalam kejadian yang terjadi di kawasan Stadion Bima Kota Cirebon, hari Sabtu, 08/01/2022, itu terlihat beberapa warga mengendari sepeda motor memburu pelaku tabrak lari di jalan raya.
Aksi kejar kejaran ini begitu menegangkan bak menyaksikan adegan di film action. Si pelaku yang terus tancap gas.
Sementara warga yang mengejar menambah kecepatan untuk bisa menghadang, selip ke kiri dan ke kanan pun tak pelak dilakukan para warga karena pelaku terus berusaha melarikan diri dan tak ada niatan untuk berhenti.
"Terus terus pepet pepet," teriak pria dalam rekaman yang terus mengekor dari belakang itu.
Dalam video memperlihatkan kejar-kejaran alot terus terjadi karena si pelaku tak berniat menghentikan mobilnya dan malah terus melaju zigzag,.
Pada akhirnya mobil pelaku berhasil dihadang oleh warga yang mengejarnya.
Pelaku pun langsung jadi bulan-bulanan massa. Beruntung polisi datang dengan cepat dan langsung mengamankan pelaku dari amarah warga.
Sebelumnya pelaku yang mengendarai minibus Daihatsu Xenia F 1285 KS menabrak dari belakang sepeda motor Yamaha Mio M3 yang dikendarai oleh MH ( 24) Warga Desa Jadimulya Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Korban pun langsung dilarikan ke Rumah Sakit Permata untuk mendapatkan pertolongan, sementara pelaku bukannya bertanggungjawab malah tancap gas dan melarikan diri ke arah Jalan Tuparev.
Berdasarkan informasi dari berbagai sumber Kapolres Cirebon Kota, AKBP M Fahri Siregar, melalui Kasatlantas Polres Ciko membenarkan peristiwa tersebut dan mengaku telah melakukan penanganan.
"Kami menerima adanya laporan dugaan tabrak lari di Bima," ucap Kasat Lantas Polres Cirebon Kota, AKP Triyono Raharja.
Pihaknya juga menduga insiden tersebut akibat pengaruh alkohol.
"Diduga pengemudi dalam pengaruh alkohol, dirawat di RS Permata," ungkapnya lagi.
Atas kejadian ini korban yang berjumlah dua orang mengalami luka ringan dan sedang dirawat di RS Permata serta kerugian materil sebesar Rp. 1.500.000, sementara untuk kendaraan akan diamankan di Unit Laka Polres Cirebon Kota demi kepentingan penyelidikan dan penyidikan.
Adegan di Paris direplikasi di kota-kota besar dan kecil di seluruh Prancis. Kekuatan perasaan di antara mereka yang menentang undang-undang yang diusulkan tumbuh.
Hujan deras jarang menjadi pertanda baik untuk jumlah pemilih yang besar, tetapi di ibu kota Prancis pada hari Sabtu, puluhan ribu menentang cuaca dan turun ke jalan untuk mengekspresikan kemarahan dan penentangan mereka terhadap pembatasan terbaru yang ingin dilakukan pemerintah untuk mengatasi penyebaran dari COVID.
Di seluruh kota, Anda mendengar nyanyian "liberte", tuntutan kebebasan - kebebasan untuk memilih apakah akan divaksinasi atau tidak. Dan menuntut untuk tidak dihukum jika Anda memilih tidak.
Sederhananya, pemerintah berencana untuk melarang siapa pun yang tidak sepenuhnya divaksinasi dari tempat-tempat seperti bar dan restoran.
Bukti tes COVID negatif tidak akan cukup seperti saat ini dan itu telah memicu kemarahan banyak orang.
Nyanyian "liberte" bisa didengar di Paris. foto: AP
Di antara ribuan orang yang berbaris, kami bertemu Ava Pezzino, seorang wanita muda Prancis. Dia tidak mengenakan topeng meskipun wajib melakukannya di luar ruangan di Paris.
Dia memberi tahu kami: "Ini gila. Anda tidak dapat memisahkan orang. Anda tidak dapat menghukum orang".
Dia harus divaksinasi karena pekerjaannya dan dia tidak senang tentang itu.
Dia marah karena pemerintah ingin memperlakukan yang tidak divaksinasi secara berbeda.
"Kami harus datang karena kami tidak setuju dengan ini. Kami mengatakan kepada politisi kami untuk menghentikan ini. Tidak," katanya.
Dia menyebut bahasa yang digunakan Emmanuel Macron minggu ini "menjijikkan" ketika presiden berbicara tentang mempersulit hidup bagi yang tidak divaksinasi.
Presiden Prancis mengatakan :"he wanted to "p*** off" those who refuse to be jabbed."
Dan di antara kerumunan, ada poster yang membalikkan kata-kata Macron sendiri padanya.
Buatlah hidup sulit bagi kami dan kami akan membuat hidup sulit bagi Anda.
Adegan di Paris direplikasi di kota-kota besar dan kecil di seluruh Prancis. Kekuatan perasaan di antara mereka yang menentang undang-undang yang diusulkan tumbuh.
Sebagian besar orang memprotes dengan damai tetapi ada beberapa bentrokan dengan polisi.
Dan yang mengganggu, lusinan anggota parlemen yang mendukung rencana Macron telah menerima ancaman pembunuhan.
Di luar kantor daerah pemilihan Carole Bureau-Bonnard, masih mungkin untuk melihat jejak grafiti yang telah dicat di bagian depan gedung.
Prosesnya harus diulang berkali-kali. Dan dia dan keluarganya telah diancam secara pribadi.
Dia memberi tahu kami: "Banyak email dengan judul 'Kami akan membunuhmu'. Ancaman pemenggalan kepala, dan penusukan."
"Mereka berkata 'Kami adalah pembuat peluru, jadi peluru berikutnya yang mengenai Anda akan datang dari sini'. Dan kemudian saya juga menerima ancaman di rumah saya, menyebutkan vandalisme lebih lanjut.
"Ini sekarang telah mendapatkan momentum dan fakta bahwa kami diancam di rumah kami. Dan kami juga menerima peluru, dalam amplop yang dikirim ke rumah kami."
Dia menyebut ancaman itu "mengkhawatirkan" tetapi menegaskan undang-undang itu akan membuat perbedaan dan mudah-mudahan mendorong lebih banyak orang untuk ditusuk.
Dan faktanya sekitar 90% orang di Prancis telah memilih jalur vaksinasi.
Banyak dari mereka yang sepenuhnya tidak membutuhkan bukti vaksinasi, yang disebut kartu kesehatan, untuk mengakses bar dan restoran.
Namun suara dari mereka yang menolak vaksinasi, dan mereka yang menolak perlakuan berbeda untuk mereka yang menolak, sangat keras dan kemungkinan akan bertambah jika undang-undang tersebut disahkan.
Dari Venezuela hingga Ethiopia, negara-negara yang menjadi sasaran perubahan rezim oleh Washington tak pelak lagi melihat para pemimpin mereka dicap sebagai “orang kuat” yang didukung oleh “diktator” di Rusia atau China. Penerapan istilah ini baru-baru ini untuk Presiden Kazakh Kasym-Jomart Tokayev ketika AS menyatakan tidak bersalah dalam kerusuhan yang merusak dengan demikian merupakan tanda gelap dari masa yang akan datang.
"Ada beberapa klaim gila Rusia tentang AS berada di balik ini," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki pada hari Rabu tentang kerusuhan di Kazakhstan. “Jadi, izinkan saya menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan bahwa itu benar-benar salah dan jelas merupakan bagian dari pedoman disinformasi standar Rusia yang telah banyak kita lihat dalam beberapa tahun terakhir.”
Setelah peristiwa di Kazakhstan mengambil giliran yang menentukan pada hari Rabu, begitu pula orientasi media barat terhadap mereka. Sekarang, Tokayev telah menjadi orang kuat yang “didukung Rusia” dan Barat telah menemukan pemimpin oposisi lain yang memproklamirkan diri untuk menyusup ke dalam politik negara itu.
Pada 2 Januari, wilayah Mangystau barat Kazakhstan menyaksikan beberapa kota kaya minyak di dekat Laut Kaspia meletus dalam demonstrasi atas kenaikan tajam harga minyak. Namun, demonstrasi lain segera meletus di Almaty, kota metropolitan timur dan bekas ibu kota negara itu, yang menjadi jauh lebih ganas. Bangunan-bangunan umum diserbu, dipecat dan dibakar, dan para perusuh menyerang polisi dengan senjata, termasuk senapan.
Setidaknya 4.000 perusuh telah ditangkap, sementara ribuan lainnya terluka dan jumlah yang tidak diketahui tewas. Ratusan petugas polisi dan penjaga nasional juga terluka dan sedikitnya 18 orang tewas, termasuk dua orang yang dipenggal kepalanya. Tokyaev mengatakan pada hari Jumat bahwa sekitar 20.000 pria bersenjata telah menyerang Almaty dan menunjukkan bukti pelatihan asing.
Tokayev mengumumkan keadaan darurat, mengatakan para perusuh adalah teroris dengan dukungan asing, dan menggunakan klausul pertahanan bersama dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (Collective Security Treaty Organization / CSTO). Anggota CSTO Rusia, Armenia, Belarus, Tajikistan dan Kirgistan semuanya telah menjawab panggilan tersebut, mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Kazakhstan untuk melindungi gedung-gedung publik tetapi tidak terlibat dalam operasi penegakan hukum.
Kemudian pada hari Jumat, Reuters mewawancarai mantan menteri perdagangan dan bankir Kazakh yang bersembunyi di Paris dari tuduhan bahwa dia melakukan salah satu penipuan keuangan terbesar dalam sejarah: Mukhtar Ablyazov. Dalam wawancara tersebut, ia mengaku sebagai pemimpin oposisi Tokayev dan meminta Barat untuk "mencabik Kazakhstan dari Rusia."
"Jika tidak, maka Kazakhstan akan berubah menjadi Belarus dan (Presiden Rusia Vladimir) Putin akan menerapkan programnya secara metodis - penciptaan kembali struktur seperti Uni Soviet," kata Ablyazov kepada Reuters. “Rusia sudah masuk, mengirim pasukan. CSTO adalah Rusia. Ini adalah pendudukan Rusia.”
"Saya melihat diri saya sebagai pemimpin oposisi," kata Ablyazov juga. "Setiap hari para pengunjuk rasa menelepon saya dan bertanya: 'Apa yang harus kami lakukan? Kami berdiri di sini: Apa yang harus kami lakukan ?'"
"Saya tahu klise Soviet tentang mata-mata Barat, tetapi saya akan senang menjadi mata-mata Amerika atau Eropa karena dengan begitu kita akan hidup seperti orang-orang di Amerika atau Eropa - dan semua orang akan tertawa," katanya. "Sayangnya, Barat tidak membantu saya; Barat menghalangi saya."
Sebuah artikel yang diterbitkan Jumat di Layanan Kazakh Radio Free Europe/Radio Liberty (RFERL) yang didanai negara AS membuat pengamatan yang jitu tentang protes tersebut. Salah satu tuntutan pengunjuk rasa dari Partai Demokrat yang tidak terdaftar di negara itu (jangan dikelirukan dengan partai Ablyazov, Pilihan Demokratik), yang mengklaim tidak menjadi bagian dari “provokator” kekerasan yang membakar gedung-gedung publik dan menembaki polisi, adalah “penggelaran segera penjaga perdamaian asing" dari CSTO "untuk meningkatkan keamanan di tengah kekacauan."
Namun, sebagian besar retorika Ablyazov memiliki cerminan yang digunakan oleh media dan politisi Barat, termasuk New York Times dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
Berbicara pada hari Jumat di Washington, Blinken mengatakan "tidak jelas mengapa mereka merasa membutuhkan bantuan dari luar," mengacu pada pasukan keamanan Kazakh, yang dia katakan "tentu memiliki kapasitas untuk menangani protes dengan tepat."
Bahasa yang sama juga muncul dalam artikel Jumat di New York Times. Sebuah opini oleh Andrew Higgins, kepala biro Eropa Tengah dan Timur Times, berjudul “Di Kazakhstan, Putin Lagi Memanfaatkan Kerusuhan untuk Mencoba Memperluas Pengaruh.”
“Tetapi serangkaian pemberontakan terhadap orang kuat pro-Rusia juga dapat menanam benih-benih pemberontakan di dalam negeri, kata para analis,” tambah artikel itu.
“Kedatangan 2.500 tentara dari aliansi militer pimpinan Rusia di Kazakhstan di tengah berlanjutnya protes kekerasan adalah keempat kalinya hanya dalam dua tahun Moskow mengerahkan kekuatannya di negara-negara tetangga - Belarus, Armenia dan Ukraina menjadi tiga lainnya - itu Barat telah lama mencoba merayu,” tulis Higgins.
“Dan begitu pasukan Rusia tiba, mereka tidak terlihat atau mungkin pulang. Pasukan Rusia yang dikirim tiga dekade lalu sebagai 'penjaga perdamaian' ke wilayah Moldova yang memisahkan diri dan wilayah Abkhazia di Georgia masih ada di sana.”
Menurut Higgins, Tokayev adalah salah satu “pemimpin kuat yang dipercaya Kremlin untuk menjaga ketertiban,” tetapi sebelum Tokayev meminta penjaga perdamaian CSTO pada hari Rabu, dia tidak disebut sebagai dukungan Rusia.
Juga pada hari Jumat, Jonathan Landay, seorang reporter keamanan nasional Reuters di Washington, DC, juga menyebut Tokayev sebagai “presiden yang didukung Rusia.”
"Berharap untuk melihat 'yang didukung Rusia' di setiap referensi ke Kazakhstan mulai sekarang, sama seperti tidak ada 'Houthi' tetapi hanya 'Houthi yang didukung Iran,'" kata analis berita Steve Patt dalam tweet Jumat sebagai tanggapan. “Propaganda tidak pernah tidur.”
Pada hari Kamis, Psaki juga mempertanyakan validitas penyebaran CSTO, mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintahan Biden memiliki “pertanyaan tentang sifat permintaan ini dan apakah itu – itu adalah undangan yang sah atau tidak.”
Outlet lain telah mengabadikan kesalahpahaman serupa, termasuk Radio Publik Nasional AS, yang mengatakan pada hari Jumat bahwa "pasukan Rusia berada di Kazakhstan untuk membantu memadamkan protes anti-pemerintah yang mematikan," dan Axios, yang mengatakan pada hari Kamis bahwa "pasukan terjun payung Rusia turun ke kota terbesar di Kazakhstan. Kamis untuk membantu memadamkan pemberontakan terbesar dalam sejarah bekas republik Soviet.”
Penting untuk dicatat, sebagai catatan, bahwa pasukan penjaga perdamaian internasional berada di bawah arahan dan kendali CSTO, bukan Rusia, dan kursi bergilir organisasi tersebut saat ini dipegang oleh Armenia, bukan Rusia. Juga, untuk mengulangi hal di atas, penjaga perdamaian CSTO hanya berada di Kazakhstan untuk melindungi gedung-gedung publik, bukan untuk terlibat dalam operasi penegakan hukum.
Playbook Perubahan Rezim Daur Ulang
Jenis koordinasi pesan antara para pemimpin AS, media perusahaan, dan politisi oposisi di negara-negara sasaran telah terlihat sebelumnya dalam beberapa kesempatan.
Di Venezuela pada tahun 2019, ketika seorang tokoh oposisi tanpa nama bernama Juan Guaido secara sewenang-wenang dan sepihak menyatakan dirinya sebagai presiden sementara negara itu, meskipun hampir tidak memiliki pengikut di negara itu, ia mendapat dukungan luas dari AS dan kekuatan Barat lainnya - belum lagi media Barat - dan telah dijunjung tinggi oleh mereka sebagai pemimpin sah Venezuela, bukan Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Maduro telah menjadi "orang kuat" yang terus berkuasa oleh Rusia dan Kuba, yang akibatnya telah dihukum dan dijelek-jelekkan oleh AS.
Itu terlihat lagi di Ethiopia pada tahun 2021, ketika AS mendukung Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) melawan Perdana Menteri Abiy Ahmed. Ketika Abiy berhasil melawan serangan TPLF dan mendorong kelompok itu kembali ke Tigray dari bagian lain Ethiopia yang telah mereka duduki, New York Times melangkah untuk menggambarkannya sebagai orang kuat yang terus berkuasa oleh pesawat tak berawak yang dipasok oleh otoriter yang berpikiran sama di Eritrea, Turki, Uni Emirat Arab, Iran, dan China.
Mantan Presiden Bolivia, Evo Morales, juga dicap sebagai "orang kuat" pada 2019 oleh oposisi negara itu, yang menuduhnya mencoba mengubah hasil pemilu. Morales juga digambarkan sebagai "otoriter" yang didukung oleh orang kuat lainnya, termasuk Maduro.
Bahwa retorika ini sekali lagi muncul dalam konteks kerusuhan di Kazakhstan menunjukkan bahwa tuduhan yang oleh Psaki dengan angkuh dicap sebagai "gila" mungkin tidak terlalu gila dan atau mau cuci tangan.
Hujan deras yang melanda wilayah Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, membuat banjir dengan ketinggian satu meter menerjang tiga desa di Kecamatan Morotai Jaya.
Informasi yang dihimpun malutpost.id menyebutkan, sekitar 55 rumah di desa tersebut terendam. Air setinggi pinggul orang dewasa atau sekira 1 meter lebih. Banjir tersebut terjadi sejak pukul 05.00 dini hari dan baru surut pada pukul 09.00 WIT.
Jefi Bona, salah satu wrga Desa Bere-Bere Kecil mengatakan, banjir itu terjadi akibat luapan kali di desa tersebut.
Derasnya hujan juga membuat tanggul sungai jebol dan banjir merendam Desa Bere Bere Kecil, Titigogoli, dan Hapo.
Salah satu warga Desa Bere Bere Kecil, Jefi Bona, menyatakan banjir terjadi sejak pukul enam pagi, hari Jumat, 07/01/2021, dengan ketinggian air sekitar satu meter.
"Air meluap karena ada tanggul yang jebol, karena tidak mampu menahan air dari sungai. Terus info di Desa Titigogoli dan Desa Hapo juga kena," ungkap Jufri, Sabtu (8/1).
Menurut Jefi, normalisasi sungai sudah dilakukan sebelumnya, tapi air yang deras membuat debit air melimpah.
"Tinggi banjir bervariasi. Kalau kemarin yang paling tinggi itu air meluap sampai satu meter. Dan ada sebagian masyarakat yang mengungsi dan mengamankan barang-barang tapi tidak ada korban jiwa," tuturnya.
Jefi mengatakan masyarakat rata-rata berharap normalisasi lebih efektif lagi sehingga banjir tidak terulang.
Jika pemerintah daerah tidak mengantisipasi dengan pembuatan bronjong sungai berkualitas baik, sambungnya, banjir akan terus terjadi.
"Dipastikan akan terjadi lagi kalau tidak ada normalisasi yang lebih bagus. Tapi harapan yang paling penting adalah pembuatan atau penambahan bronjong," katanya. "Kemarin mereka dari Basarnas dan BPBD juga sudah turun ke lokasi."
Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pulau Morotai, Muslim Jumati, belum bisa dikonfirmasi hingga berita ini ditayangkan.
“Tidak ada korban jiwa hanya rumah terendam saja. Ketinggian banjir bervariasi ada ketinggian 1,5 meter. Ada ketinggian di atas pinggul orang dewasa,”kata Jefi.
Warga meminta, pemerintah membangun bronjong atau talud penahan di sekitar desa untuk mencegah banjir. Menurut merek, bronjong yang sudah dibangun sekarang tidak terlalu efektif.
“Harapan kami di sini, minta penanganan terkait dengan banjir ini secepatnya dan bronjong dibuat itu harus lebih tinggi lagi karena dan lebih efektif normalisasi sungai,” katanya