Sunday 26 June 2016

Inggris Akhirnya Jadi Keluar Dari Uni Eropa

Inggris Akhirnya Jadi Keluar Dari Uni Eropa

Setelah hampir satu tahun kerajaan Inggris bersabar menahan diri untuk tidak keluar dari keanggotaan uni eropa, menanti hasil dari kinerja David Cameron yang diharapkan mampu melaksanakan keinginan kerajaan Inggris. Akhirnya Inggris keluar dari keanggotaan uni eropa melalui proses jajak pendapat, yang hasilnya kemaren, jumat, 24 juni 2016, diumumkan resmi keluar dari Uni Eropa.


Ini menarik karena ada beberapa dimensi yang tidak terlihat dari luar alasan, latarbelakang, motivasi sebenarnya atas keputusan United Kingdom, dari masalah pengungsi, ketua uni eropa, jean cloud dan beberapa kebijakan yang dianggap Inggris merugikan secara politik, ekonomi dan sosial budaya termasuk ras. Meski salah satu founding fathernya adalah tokoh PD II dari Inggris, Sir Winston Leonard Spencer Churchill.


Namun tidak bisa dipungkiri, inggris hanyalah mewadahi saja, atau bisa disebut mengayomi atas gagasan orang - orang Yahudi yang sudah menjadi warga negara eropa yang sebagian pendirinya pun sudah berganti nama menjadi nama berbau german, netherland dan perancis. Sehingga apa yang terjadi dulu hingga sekarang lebih condong ingin mempertahankan kemauan yahudi untuk menjaga eksistensinya di benua eropa.


Bersambung, sahur dulu, nanti dikupas lebih dalam..


Hari ini senin 27 Juni 2016,
Kita lanjutkan lagi.


Exsodus besar - besaran pengungsi pertengahan tahun 2015, yang diklaim akibat perang isis di suriah, ke negara - negara eropa, di tengah krisis ekonomi yang melanda yunani dan spanyol.


Hal yang tidak masuk akal dalam kondisi ekonomi terpuruk eropa seperti ingin disebut sebagai juru selamat bagi para pengungsi. Dan yang antusias bahkan terus membuat slogan adalah german. Sementara Inggris saat itu tidak demikian, bahkan membatasi. Dua kondisi ini yang menimbulkan tanda tanya besar.


Dan tidak ada yang tidak mungkin jika orang yahudi sudah punya hasrat, mereka melalukan apa saja bahkan aktivis kemanusiaan, artis bisa mereka pengaruhi demi tercapainya tujuan.


Tujuan utama mereka sebetulnya sudah gagal, dengan robot yang mereka ciptakan, yaitu ISIS. kegagalan ini mereka bikin strategi baru, dengan memberikan hadiah bagi orang yang terlantar dan terusir diungsikan, dibalik itu juga sekaligus juga membangun citra tentang kemanusiaan, yang mendorong orang yang tersentuh untuk merogoh koceknya.


Kerajaan Inggris bukan tidak tahu tentang hal ini, karena mereka pun sebetulnya terlibat, namun secara pasif. Sekalipun inti utama Inggris ingin keluar dari uni eropa dan mee, yakni masalah kepentingan inggris yang tidak diakomodir di uni eropa, dari masalah perdagangan, investasi, pendistribusian produk inggris, keberadaan inggris di timur tengah dan afrika.


Semua kegiatan ekonomi sudah didominasi oleh uni eropa, namun ketika krisis mereka (uni eropa) mendorong inggris terjun lebih dalam lagi untuk memulihkan ekonomi eropa. Bagi Kerajaan inggris, ini seperti " anda yang berbuat saya juga yang harus nanggung. Dan ingat, datangnya Cameron ke Indonesia, hanya membawa misi uni eropa ( german ), tidak ada agenda Inggris atau memang lupa atau sudah merasa diwakilkan oleh malaysia dan australia. Karena harusnya sebagai PM inggris lebih mengedepankan misi kerajaan Inggris. Dan ini yang tidak terlontar dari Cameron.


Kembali kemasalah rencana Inggris, brexit, yang akhirnya jadi juga exit. Dan berbagai resiko yang akan ditanggung inggris tentunya sudah dipertimbangkan dengan matang oleh kerajaan inggris jika Inggris nanti keluar dari uni eropa, seperti sekarang bukti awalnya, nilai tukar Poundsterling melemah, ini bukan masalah besar bagi inggris.


Babak barunya adalah kita menunggu hasil dari kerja yahudi setelah berhasil mengumpulkan duit dari orang - orang terkaya di dunia.


Sementara pelentingannya sudah mulai tampak terlihat kepermukaan, ketika LGBT kian massive didengungkan.


David Cameron harakiri, bukan karena gagal mengemban tugas dari kerajaan inggris ketika akan mengusungkan komisioner di uni eropa. Tapi karena ekses dari referendum itu sendiri, kondisi seperti itu manusia terpelajar sekalipun (terpelajar dalam arti akademik) bisa kembali bersikap bar bar ( tidak beretika ) ketika sudah menjadi alat dari satu tujuan.


Kita lihat sejarah berikutnya dari babak baru setelah gagalnya USA menitipkan misinya melalui robot ISIS. Dan tidak bisa dipisahkan juga jatuhnya beberapa crane di mekah.


Wassalaam.

No comments: