Griezmann akhirnya menguburkan harapan Jerman menyamai rekor Spanyol, dua kali juara di partai bergengsi secara berturut - turut, Piala Dunia dan Piala Eropah. Dua golnya membuktikan ia layak disejajarkan dengan pendahulunya Tiery Henry, terutama gol ke duanya, dengan dingin dalam sontekan sederhana mampu memperdaya Manuel Neur.
Semifinal terbaik, laga Perancis vs Jerman, pantas disandangkan. Kedua tim bermain terbuka sejak menit awal sampai peluit pertandingan usai dibunyikan, menyuguhkan laga yang enak ditonton. Sempat meragukan atas hadiah wasit tendangan finalti buat Perancis dan gol Griezmann pada saat itu seperti keberpihakan wasit pada tuan rumah. Namun itu terbayarkan oleh gol kedua dari Griezmann.
Perancis ke final dan akankah Griezman bakal menunjukkan aksinya kembali di final seperti laganya di semifinal?
Ini yang menarik untuk dikupas, karena final nanti seperti final ulangan di liga Champion kemaren, antara Atletico Madrid vs Real Madrid. Griezmann berlaga untuk Alteticlo dan Cr7 untuk Real Madrid.
Sekarang keduanya kembali bakal bertemu, bakal beraksi, bersama tim yang berbeda, gaya yang berbeda dan orang yang berbeda. Di klub bersama bintang sepakbola sedang di timnas bersama para pemain dengan modal semangat yang sama, semangat patriotik membela bendera negaranya masing - masing.
Bersama tim dengan kekuatan tim yang berbeda, bisa dipastikan hasil akhirnya pun bakal berbeda, tidak bakal sama seperti di laga final Liga Champion, dimana Real Madrid tampak superior atas Atletico Madrid. Griezman di timnas Perancis bersama pemain yang sudah tidak bisa diragukan lagi kemampuan dan kolektivitasnya, mampu mengoyak gawang islandia dan memperdaya Jerman ditambah hasil mengkilap di babak pengisihan.
Dilaga dini hari tadi yang terlupakan oleh Jerman, membiarkan Griezmann bergerak bebas tidak pernah dikawal ketat oleh back pemain Jerman. Mungkin tim Jerman masih menganggap Griezmann tidak masuk dalam daftar sebagai pemain striker idola, striker berbahaya atau memang ada rekayasa, mengingat Perancis sebagai tuan rumah penyelengara. Ujungnya berakibat fatal bagi Jerman.
Kini di partai laga nanti, Griezmann, pasti bakal jadi pemain yang dijaga ketat oleh lawannya, Portugal. Namun meski begitu akankah Griezmann mampu keluar dari penjagaan ketat kembali mengulang suksesnya di semifinal kemaren?
Atau
Pelatih Perancis, apakah mampu memberikan sesuatu yang berbeda, memberikan strategi dan trik baru, keluar dari penjagaan ketat pemain bertahan Portugal ?
Atau
Sebaliknya, malah menjadi antiklimak dari laga taktis dinamis para pemain Perancis seperti di laga sebelumnya, begitu juga dengan Portugal ?
Mengingat setelah melihat dari laga babak perdelapan final dan semifinal, dimana kedua tim, timnas Perancis dengan Portugal, memang sama - sama menunjukkan grafik yang meningkat, baik dalam gaya, performa dan kolektivitasnya, maupun dalam membuat sebuah proses terjadinya gol dan cara memasukan bola ke gawang lawan. Sekalipun berdasarkan data statistik, Perancis menang dari Portugal, dalam jumlah gol yang mampu dilesakan ke gawang lawan lawan lebih banyak daripada Portugal, serta lebih sedikit kemasukan bola daripada Portugal, juga head to head keduanya selama 5 tahun terakhir ke belakang. Tapi besok adalah partai Final, tentu data itu tidak penting lagi, karena partai final yang berperan dominan adalah mental, ketenangan dan konsentrasi.
Sedikit diunggulkan Perancis karena faktor tuan rumah. Masih teringat di laga final piala dunia antara Perancis vs Brasil, dimana Perancis sebagai tuan rumahnya, tiba - tiba mampu menumbangkan Brasil yang pada saat itu tim yang paling diunggulkan karena performanya selama turnamen. Dan di final, Brasil jadi seperti tim ayam sayur, laga itu seperti itu laga antiklimak Brasil sepanjang turnamen. Inilah misteri partai Final. Kadang selalu terbesit kalimat di otak selalu meragukan jika yang menjadi tuan rumahnya Perancis.
Buat Portugal ini adalah pertaruhan bagi CR7, mampukah menghapus keraguan orang, tidak pernah sukses bersama tim nasionalnya.
Besok lusa, sama - sama kita jadi saksi bersama, jika ALLAH berkenang masih memberi ruang waktu bagi kita hidup.