Showing posts with label Cerpen. Show all posts
Showing posts with label Cerpen. Show all posts

Wednesday 9 June 2010

Cinta Murni seMurni Cintanya

Cinta Murni seMurni Cintanya
"Dir, kamu sibuk ga? tanya murni, disela - sela obrolan Murni dengan Dira diterasnya rumah bu Marli uminya Dira di minggu pagi diiringi suara hujan depan rumah.


Dira adalah wanita cantik, sexy dan periang, seorang anak dari kalangan keluarga jetset, whatever aneh bin ajaib, anaknya bisukmala, bisa masuk kekalangan mana aja, kaya, miskin, cantik, jelek, cacat, sempurna, tidak pernah dibeda - bedakannya. Dia anak yang paling asyik, bisa bertemen dengannya adalah pilihan bukan kebetulan.




Temen - temennya selalu merasa kehilangan, kalau tidak ada dia katanya, "ga ada loe ga rame". Barangkali pesan itu juga kayanya nyontek dari lontaran temen- temennya.


Dira ini tidak pernah menolak diajak sama temennya, kecuali seks bebas, drug dan narkoba. Seneng karaoke, dugem, ngtrack dsb, sepertihalnya dia slalu bersemangat kalau diajak ke majlis ta'lim tiap minggu pagi, esq dsb.


Memang benar selama ini yang temen - temennya tahu, kalau Dira itu tidak pernah sok pahlawan, tidak suka tampil ke depan ngajak temen-temennya, dis selalu ngikutin teman - temannya, tapi bukan berarti jadi pengekor. Dia juga bergaul dengan siapa saja, tapi bukan juga jadi anak yang plin plan, kesana mau, kesini hayu, tidak begitu. Ia memang gadis yang supel dan bersahaja yang bikin nganngenin semua teman - temannya.


Buat Dira, temen adalah segalanya, bisa bersandar dan bisa juga jadi sandaran. Walaupun begitu, sayangnya Dira sama papa - mamanya dan adiknya yang semata wayang, alaim besarnya, bisa dibilang bak malaikat kecil, sayangnya segede gunung.


Hmm ibadahnya gmana dia?


Soal ibadah?


Jangan ditanya dah!


Meski kadang, suka telat - telat dikit, tapi Dira ga pernah ninggalin yang namanya shalat lima waktu, cuma memang Dira punya sedikit masalah sama melapalkan ayat - ayat suci.


Namun Dira sangat bersyukur karena H. Adi Alek Sanusi,Mz, masih diberi umur buat ngajarin ngaji Dira dan adiknya, membaca tuturutan atau juz'amma, walau usianya sudah sepuh.


Itulah Dira si gadis cantik berkilbab, sekipun tidak handal membaca, menghapal ayat suci. But its ok, masih bisa dimaapkan, memang betul perlu sedikit polesan agama, itu juga yang disadari abahnya, abah Mista. Kalau sudah dipoles maka akan menjadi lengkaplah kesempurnaan Dira, wanita idaman pria sejati.


Dira anak dari seorang pejabat, bapaknya seorang Menteri, Uminya Direktur bank ternama. Dira juga suka koq pake fasilitas kepunyaan bapaknya, yang kepunyaan bapaknya itu juga adalah pasilitas negara.


Tapi, Dira tidak pernah malu, Dira juga tidak pernah risih kalau ia lagi paka mobil punya Uminya yang Uminya terima itu sebagai kuda kerja, artinya ya pasilitas juga dari perusahaan Uminya.




Dira:"Salah sendiri, kenapa tuh barang ada di rumah gue, gue kan cuma menjalankan pesan ustadz, di dunia ga baek kalo ada yang lu dapatkan menjadi mubajir, ya pas lagi ga di pake sama bonyok gue, sayangkan kalo ga gue pake, orang mau bilang apa, bodo, salahin dirinya aja sama Tuhan, kenapa dia ga dikasih.."


Bujubuneeeng.. Dira.. Dira.. begitulah Dira, setiap kali ia menjawab kekhawatiran temennya waktu di mobil dalam perjalanan menuju salah satu majlis ta'lim zikir bersama, atau sindiran dari gank manja mami di kampusnya.


Dira :"Gue dah nyangka, dari tadi gue pratiin ada yang lu pikirin, ntar ya Mur, gue telpon Usep dulu."


Tak lama Dira pijit no cantik Usep, langsung nyambung.


Dira :"wa..alaikumsalaaam, weh seneng gue ama lu sep, ga pake lama gue kalo ngbel lu.. Sep, sore ini gue ga bisa.. Gue ada tamu, sori ya sep, salam buat temen2, tapi abis pada ngband ntar mampir ke rumah, gue nitip goreng sukunnya kho aming.. Haha, ya elu gue kan minta tolong, bisa ya sep?.. Teng sep.. alaikumsalam..klik"


Mira :"Dir, duh gue jadi ga enak, jangan dibatalin Dir.. Mending lain kali aja gue ngomongnya., gue pamit aja ya!"


Ratap Murni setelah Dira selesai kontak temennya.


Dira :"Murni Murni.. Kalo mau pamit ya tadi dong sebelum gue kontak Usep.. hehe.. Udeh deh, gue sekarang siap denger omongan lu.. eh lagian lu dengerkan anak2 tadi gue pan udah minta dibeliin goreng sukun ke sukaan lu.. Mereka biasanya paling cepet 3 jam latihan.. Jadi kita ada waktu lama ngobrolnya.. Dikamar gue aja yuk."


Komen Dira, sambil berdiri, tangan kirinya ngegendong stoples ranginan tangan kanannya bawa gelas jeruk minumannya. Murni ga bisa mengelak, dia pun akhirnya ngintil Dira dari belakang sambil tangan kirinya bawa dus pizza yg isinya tinggal dua potong, tangan kanannya bawa minuman jeruk sama kaya Dira, bedanya masih penuh...


Keduanya masuk kamar, sementara di luar hujan tambah deras. Dira menyalakan televisi dan dvd playernya, ia stel lagu I Really Like You - Carly Rae Jepsen kesukaannya. Kemudian ambil handuk lalu ke luar dari kamar masuk ke kamar mandi.


Marni duduk diatas ranjang matanya membaca update teman - temannya di smartphone di salah satu media tenar saat itu sambil jari lentiknya menggeser layar menelusuri semua update dan komentar teman - temannya, sementara mulutnya berdesah ikut menyanyikan suara cantik Carly Rae Jepsen, beat musiknya cukup menghangatkan suasana pagi yang di guyur hujan.


"Tok.. tok.. tok.. suara pintu kamar Dira yang terbuka diketuk bi iyah sambil membawa baki di tangannya berisi dua mangkuk lontong sayur kesukaan Dira.


ok...bersambung...

MENJOESOERI KALI KETJIL

MENJOESOERI KALI KETJIL

Jana menjoesoeri sepandjang sisi soengai jang dikanannja pematang sawah jang loeas dan disebelah kirinja beloekar teroes menoedjoe hoetan ketjil. Sementara 4 ekor kerbaoenja dibiarkannja mandi dikali.




Disepandjang menjoesoeri kali, mata jana tak lepas memandangi kali bening.. sebening katja baroe beli di toko. Hari ini Jana ingin sekali makan pake ikan..


Tiba-tiba dari kedjaoehan Jana mendengar sajoep - sajoep ada jang berteriak.


"janaaa.! main bal tidaaak?! boeroe soedah di toenggoe pak engkoesss!


"heii Tjéng, ijaa.. bentar lagii.. akoe ke sanaaa ja!"balas jana sama Atjéng.


"ijaaa..!":oedjar Atjéng.


Atjeng dan 3 temannja poen berlaloe sambil berlari.. Ketjuali Adang, dia tertarik melihat Jana jang sedang tjari ikan.


"Jan, kamoe tidak pasang boemboeng ja?"tanja Adang.


"pasang Dang, coema boemboengkoe ilang.. terpaksa akoe pakai tangan sadja" djawab Jana sambil memasoekin seekor oedang ke tjelananja, sementara matanja jang tadjam seperti elang teroes mengintjar boeroeannja, oedang dibalik bebatoean.


"Kaoe tidak bareng sama jang lain, Dang?": tanja Jana sambil meraba tangannya ke balik batoe.


"Tidak Jan, bareng sadja sama kamoe nanti, ja.. soedah banjak ikan jang kaoe dapat Jan?":tanja Adang jang merhatiin jana diatas kali.


"Akoe baroe dapat 5 ekor oedang, ajolah toeroen kaoe, bantoe akoe nih"adjak Jana sambil menjipratkan air ke Adang. Adang membalas sambil melempar batoe ke sebelah djaoeh kali, biar tjipratanja bisa mengenai jana.


Dan bjoeoer...r...rr...!! akhirnya basah djoega toeboeh Jana. Akhirnja Adang toeroen ke kali, sambil bertjanda maen air, main tjiprat - tjipratan sama jana.


"Oo..i..ja, Jan, Akoe loepa, abahkoe kemaren pasang boemboeng.. Ajo kita liat! kaloe banjak kita bagi doea ja, Jan?!": sela Adang


Laloe kedoeanja pergi menoedjoe tempat dimana boemboeng bapaknja Adang. Benar sadja, ternjata banjak ikannja, besar - besar lagi, seoekoeran telapak tangan mereka.


Dengan riangnja mereka poen bergegas mengangkat boemboeng itoe.


"Waaah.. wah..waahh... ini banjak sekali Dang.. ada 8! besar-besar lagi, akoe minta 2 sadja Dang?!": pinta Jana.


"Kita bagi doea sadja Jan, tak habislah 5 ekor koe makan sama mak bapakkoe dan sama si ai.. Ajo kita poelang, biar tidak terlambat latihan bal!




Mereka poen poelang sambil menggiring kerbaoe-kerbaoenja Jana. Tampak sekali riang berseri - seri wadjah kedoea botjah terseboet. Jana senang betoel, dia soedah membajangkan maknja, pasti soedah boeatin boemboenja dan sambal goang kesoekaannja lengkap dengan daoen singkong dan pohpohan jang ada dipakarangan luasnja.


"Hemmm... mm... nikmatnjaa..a..!.. goemam jana dalam hatinja, membajangkan  apa jang bakal diboeat maknja.


Maknja soedah tahoe kemana hari itoe Jana pergi, soalnja maknja soedah dikasih tahoe sama Jana.  waktoe Jana pas poelang sekoela, kalaoe hari ini Jana pergi maoe tjari ikan.


"Mak pasti boeatin boemboenja Jan, djangan loepa, bantoe bapak doeloe di sawah.."pesan mamaknja..


Di sana Jana liat bapaknja jang lagi istirahat di bale - bale sawah, santai sambil kipas-kipasan pake toedoeng.


"Bah, akoe maoe ke kali, liat boemboeng,": ujar Jana.


"Boleh, sekalian ja, Jan, titip kerbaoenja, tolong di mandikan, Abah haroes ke bale desa, beli poepoek..": djawab bapaknja.


15 tahun kemudian.



Yana kini kembali pulang ke Desanya, genap sudah 22 tahun ia tinggalkan kampung halamannya dimana ia dulu sering mencari udang di kali kecil dekat rumahnya.


Hari ini Yana pulang bersama istrinya yang berkebangsaan Belanda - Jawa dan anaknya yang masih satu tahun, dengan membawa mobil mewah.


Lama merantau di negeri orang, di Belanda, Jana menyelesaikan studinya dan langsung diterima bekerja di perusahaan philip..


Yana bukan keturunan maling kundang, dia dan bapaknya terpisah dari maknya sama adeknya, Ai..


Setelah 15 tahun, hari ini Yana akan menemui Maknya yang dari surat-surat maknya yang ditulis sama Ai, masih tinggal di desanya, Ai pun sekarang sudah di karunia 5 orang anak, 3 laki 2 perempuan, suaminya Adang Permana Sjahpoetra, sahabat Yana itu.


Dan Adang sekarang sudah menjadi seorang pengusaha kerupuk dan rangginang di kampungnya.


Yana menghentikan mobilnya, lalu keluar, dia memandangi kali ketjil itu, matanya berkaca-kaca, istrinya Elzha Adam Ibrahim, Adam Ibrahim nama belakang dari Yana, sedangkan nama bapaknya Ibrahim, panggilannya bapak Iim, meninggal di amsterdam, dimakamkan disana.


Beliau mendekati suaminya, memeluk lalu membelai rambut kepalanya. Elzha tahu apa yang dirasakan suaminya, kepedihan yang dalam.




Kali ketjil itu, telah menyelamatkan sekaligus memisahkan dirinya dan bapaknya dengan maknya dan ai hampir 15 tahun.


Jana Adam Ibrahim terbawa lamunan, tenggelam dalam kenangan 15 tahun yang silam..


Dan kisahnya..


Kala itoe sendja..



~ Bersambung ~