Perubahan yang Revolusioner, mungkin itulah yang menjadi harapan semua komponen bangsa di negeri ini, yang disematkannya di pundak Presidennya.
Presiden dengan intelengensi & kemampuannya serta didukung oleh mayoritas pemilihnya, memiliki aset yang sangat berharga sebagai modal dasar membangun tatanan kehidupan yang lebih baik dan bisa mensejahterahkan rakyatnya, secara menyeluruh, yaitu bangsa yang flural, tanah yang subur, laut an yang luas yang menyimpan bermilyar harta karun.
Bangsa yang flural ini bisa menjadi sebuah kekuatan untuk maju melangkah.. namun juga kemajemukan ini yang ditunjang oleh struktur geografisnya yang berupa kepulauan, maka juga ini akan menjadi bahan bakar terjadinya sikap disintegrasi, yang disulut oleh siapa saja yang mau memanfaatkan situasi stabilitas nasional menjadi situasi yang instabilitas, dalam rangka menjegal kinerja Presiden dan kepemerintahannya.. lebih jauh lagi penjegalan oleh negara - negara yang tidak berharap negeri ini maju dan mandiri.
Bila melihat kemajemukan dengan jumlah penduduknya, komponen bangsa ini, menjadi sumber kekuatan bagi Presidennya.. Kemajemukannya bila seorang Presiden tidak dapat menjamahnya dari sudut culture dan dengan lincah, mampu mengikatnya kedalam satu wadah keinginan yang sama dengan benar, maka aset berharga ini akan menjadi sumber kendala, atau malah akan menjadi penghambat, jika muncul terjadi disorientasi arah pembangunannya, bila trek garis - garis haluan pembangunannya yang sudah ditetapkan, diletakan dan mulai running, harus tersendat oleh sebuah sikap yang emosional dari Presidennya, yakni terpancing untuk sekedar merespon oleh berbagai tanggapan - tanggapan situasional pada setiap momentnya, lebih parah lagi jika bertabrakan, hal ini biasanya pemicunya adalah bila keinginan untuk dimengerti dan dikasihani dari seorang Presidennya lebih dominan.. Sekalipun itu semua tidak ada mendingnya, harus kita akui, suka atau tidak suka kita sekarang punya Presiden seperti itu, dimana bumi dan tanah air ini adalah aset terbesarnya..
Itulah yang menjadi tantangan Presiden kita sekarang dalam mengujudkan programnya selangkah demi selangkah, Tantangannya bukan saja pengaruh internal dari hasutan external dan atau pengaruh external dari permintaan internal.. namun juga tantangan terberat dari alam, artinya bukan harus memiliki kemampuan menaklukan alam, hanya orang syaraf yang mengatakan itu..
Kejadian - kejadian fenomena alam yang akhir - akhir ini sering terjadi dan hampir tiap tahun terjadi, berdampak pada struktur tata kehidupan yang kembali porak poranda dan tentunya ini harus segera dibenahi, otomatis,, ibarat orang lagi menabung/ berinvestasi, dia harus menarik kembali sebagian dari tabungannya / modalnya, masih mending begitu, kalau pinjam, gmana?
Sayangnya, saat menyimak tele conference seorang Presiden dari Vietnam itu, menunjukkan seorang peminta bukan seorang yang pandai berterima kasih.. memperburuk harapan perbaikan kedepan negeri yang lebih baik..
diambil dari tulisan saya:
@facebookby Ahmad Hanafiah on Tuesday, 02 November 2010 at 20:39