Tuesday, 21 June 2016

Wudhu Pembuka Shalat

Wudhu Pembuka Shalat

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuhu



Tentang wudhu, dalam satu hadits:


 "مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الْوُضُوْءُ، و تَحْرِيْمُهَاا للتَّكْبِيْرُ و تَحْلِيْلُهَا السَّلَامُ"


"Kunci pembuka shalat itu wudhu, dimulai dengan takbir diakhiri dengan salam"




Inilah pembeda antara iman dan syahadat, dimana iman adalah pandangan dan sikap hidup hasil dari pembinaannya, yakni syahadatain.


Syahadatain sebagai bentuk pernyataan, dimana pernyataan tersebut diaktualisasikan dengan pembinaannya, yakni shalat.


Shalat itu sendiri adalah membentuk manusia menjadi berpola pikir mukmin.


Pelaksanaan Shalat diatur ALLAH dalam alQuran dalam surat bani israel ayat 78, yang disebut shalat"mauquta" atau yang kita kenal shalat wajib, yaitu shalat lima waktu yang disebut shalat dhohor, ashar, mahhrib, 'isya' dan subuh.


Teknik shalat hadits Rasulullah menyampaikan;


"صَلُّوْا كَمَا رَاَيْتُمُوْنِيْ اُصَلِّيْ "


"Lakukan kalian shalat sepertihalnya kalian melihatku (nabi Muhammad) melakukan shalat"


Diawal telah disampaikan, bahwa kunci pembuka shalat itu wudhu, lalu bagaimana teknik wudhu?


Teknik wudhu, yang pokok dalam teknik wudhu diterangkan alQuran dalan surat almaidah ayat 6. Termasuk masalah tayamum dan ketika berjunub.


Dalam surat almaidah ayat 6, intinya yang menjadi pokok adalah membasuh wajah, membasuh kedua lengan sampai siku, membasuh kepala dan kedua kaki sampai mata kaki.


Ini adalah pokok, tidak bisa digantikan, misalkan ada contoh kasus dalam tulisan yang ada diluar sana karena sayang dengan jilbab yang sudah repot ke salon enggan untuk sekedar membuka hijab, kemudian ini dilegalisir oleh hadits liar, yang membolehkan cukup membasuh kain jilbab.


Jika ini yang dimaksud, ini haditsnya tanggung, kenapa nggak sekalian saja sepatu yang dibasahi atau sarung tangan yang dibasahi???...




Jadi intinya yang pokok ini tidak bisa digantikan, karena air wudhu ini bukan sekedar perlambang dari air saja, tapi ini juga masalah thaharah bersuci.


Demikian sedikit komplementernya dan konstateringnya.


Kembali ke masalah wudhu, tambahan lainnya yang dibasuh itu banyak hadits sahih yang menerangkan ini, yang dikenal sunnah wudhu, yakni berkumur, membersihkan lubang hidung, kedua telinga dan mengusap punduk.


Sedangkan yang disebut dalam alQuran adalah yang pokok atau wajib disebut dengan fardhu wudhu.


Hadits bukhori menjelaskan demikian:


" هَاذَا وُضُوْءًُ، لَا يُقْبَلُ اللّهُ الصَّلَاةَ اِلَّا بِهِ "


"Yang demikian itu Wudhu, shalat tidak diterima ALLAH kecuali dengan wudhu  "
Mengenai air apa saja yang digunakan air wudhu ada 7, yaitu air hujan, air laut, air sungai (termasuk air ledeng), air sumur, air dari mata air, air es dan  embun.


Mengenai air yang dikecualikan Rasulullah menyampaikan;


"اَلْمَاءُ اِلَّا اِنْ تَغَيَّرَ رِيْحُهُ اَوْطَعْمُهُ اَو لَوْنُهُ بِنَجَاسَةٍ تَحْدُثُ فِيْهِ"


"Air itu suci menyucikan kecuali berubah bau, rasanya atau rupanya oleh najis yang kena kepadanya" (baihaqi).


Demikian tentang wudhu sebagai pembuka shalat.


Berikutnya tentang shalat dan shaum dijudul yang lain.


Semoga bermanfaat bagi saya dan keluarga.


Wassalaamu'alaikum Warahmatullahi wabarakaatuhu.





1. Wudhu Pembuka Shalat
2. Shalat - Rukun Shalat
3. Shalat - Shalat Rawatib
4. Tata Cara Shalat Dan Bacaannya
5. Shalat Pembentuk Manusia Tangguh Beretika
6. Marhaban Sahrul Ramadhaani
7. Shaum Pembinaan Hidup Sabar
8. Hidup Berkualitas Di Bulan Ramadhan
9. HILAL
10. Catatan Kecil Tentang Zakat Pembangunan SDM Dan SDA
11. Kiblat Ke Masjidil Jaraam Atas Perintah ALLAH
12. Niaga Dari Sudut AlQuran Dan Sunnah Muhammad II
13. Idul Fithri
14. THR Dan Lebaran
15. Halal Bil Halal
16. Idul Adha
17. Tentang Auliaa
18. Kata INSYAA-ALLAH

Sunday, 12 June 2016

Hidup Berkualitas di Bulan Ramadhan

Hidup Berkualitas di Bulan Ramadhan


Assalaamu 'alaikum warahmatullahi wabaratuhu



Hidup berkualitas di bulan Ramadhan adalah keseimbangan gerak budaya dengan pasti alam. Tubuh sebagai alam kecil dari totalitas seluruh alam semesta membutuhkan asupan makanan yang thayyib.




Makanan Thayyib, makanan berkualitas. Makanan berkualitas bagi umat muslim itu berstandard alQuran, yaitu yang diminta ALLAH dalam surat albaqarah 57, teristimewa surat almaidah 88, thayyib itu yang halal, halal uang dibelanjakan dan halal makanan yang dimakan. Khusus binatang ternak disembelih dengan cara alQuran. Jadi bukan masalah murah atau mahalnya makanan, tapi jelas dari mana sumber makanan yang dibeli terutama daging ya.


Daging ini menjadi favorit diburu di bulan ramadhan ini. Datang daging beku dari sudut pemerintah untuk menekan lonjakan harga daging. Meski dari sudut kesehatan ini layak makan, tapi harus jelas sehat berdasarkan alQuran. Karena "Thayyib sudah pasti sehat sebaliknya sehat belum tentu thayyib". Jadi makanan itu harus thayyib bagi umat muslim agar tercapai kesimbangan dalam menjalankan ibadah.


Keseimbangan ini menjadi penting bagi umat muslim yang berharap hidup berkualitas / lii ulii albaab.


Mudah - mudahan ini bermanfaat bagi saya yang slalu berharap hidup mardhatillah.


Wassalaamu'alaikum waraatullahi wabarakaatuhu





1. Wudhu Pembuka Shalat
2. Shalat - Rukun Shalat
3. Shalat - Shalat Rawatib
4. Tata Cara Shalat Dan Bacaannya
5. Shalat Pembentuk Manusia Tangguh Beretika
6. Marhaban Sahrul Ramadhaani
7. Shaum Pembinaan Hidup Sabar
8. Hidup Berkualitas Di Bulan Ramadhan
9. HILAL
10. Catatan Kecil Tentang Zakat Pembangunan SDM Dan SDA
11. Kiblat Ke Masjidil Jaraam Atas Perintah ALLAH
12. Niaga Dari Sudut AlQuran Dan Sunnah Muhammad II
13. Idul Fithri
14. THR Dan Lebaran
15. Halal Bil Halal
16. Idul Adha
17. Tentang Auliaa
18. Kata INSYAA-ALLAH

Friday, 3 June 2016

HILAL

HILAL

Assalaamu'alaikum warahmaatullahi wabarakaatuhu


Tulisan ini meneruskan notes facbook saya:
https://mobile.facebook.com/notes/ahmad-hanafiah/hilal

Hilal, alQur-an menyebutnya Al Ahillatu (albaqarah ١٨٩), bentuk jamak dari alhilaalu artinya ahlilhay-ati, bulan yang terlihat diawal bulan(bulan tsabit). Artinya bukan itu saja, orang arab juga menyebut hilal kalau ada titik bulatan ceper putih di kuku.








Hilal juga berarti duf'atul minal muthar, hujan. Dari kata hilal inilah, nanti ketemu dengan halliluyaa ( ﻫﻠﻠﻮﻳﺎ ) juga ketemu dengan kata attahlalu (ﺍﻟﺘّﻬﻼﻝ ) atau attahlil (التّهليل) atau tahlil. Itu tambahan saja, sebab yang mau dibahas bukan itu, tapi kembali ke judul, HILAL.


Membahas masalah hilal tidak terlepas dari masalah penentuan waktu awal ramadhan dan akhir ramadhan. Tentang waktu ini juga ada kaitan dengan masalah waktu di eropa dan amerika latin, apalagi bagi muslim yang tinggal di kutub utara di eskimo atau antartika.


Mereka yang disana bisa lebih lama dan atau sebaliknya dalam menjalankan ibadah shaum, sebab ini dipengaruhi orbitasi perputaran bumi terhadap matahari ( S. Ibrahim ayat 16 sd 40 teristimewa ayat 33 dab Yassin  36 sd 41), jika hitungan puasa berdasarkan waktu terbit dan tenggelamnya matahari dari sudut bumi.


Maka karena itu kita coba mengurai itu berdasarkan apa yang tertuang dalam alQur-an.


Hilal, kembali pada petunjuk ALLAH dalam alQur-an s.baqarah ayat ١٨٩, disitu tegas oleh kata ﻗﻞ ﻫﻲ , "wamaaqiitu linnaasi.. "


Kalau arti umum, tanda-tanda waktu bagi manusia.


Hiya menunjuk kepada al-ahillatu, hilal.


Mawaaqiitu, ini bentuk tambahan dari alwaqtu, waktu, dalam sharaf bentuk kata benda menunjuk kepada objek dan atau menunjuk kepada ruang dan waktu.








Jadi hilal, yang demikian itu adalah tanda waktu untuk menentukan ruang dan waktu bagi manusia di bumi ini. Pada ayat ini tidak dirangkai dengan kalimat selanjutnya. Karena yang menjadi tekanannya pada kata "hilal" dan "waktu".


Pada ayat ini pun tidak dijelaskan tentang bagaimana caranya dan bagaimana perhitungannya (الحساب). Ini di urai pada hadis  dan ayat lain dalam alQuran ( akan dijabarkan pada tulisan lain dengan judul perhitungan waktu satu hari dan satu bulan berdasarkan keterangan alQuran) bagaimana melakukan hisab.


Untuk tahu ini, dibutuhkan penjelasan alQuran agar tidak liar, yakni lepas dari menempatkan rujukan alQuran sebagai penjelasannya. Apalagi diukur oleh asumsi dan hasil kira - kira dan atau pengalamanan dan pengetahuan. Kembali kepada kata hilal, lihat sebagai panduan pada s. Yunus ayat ٥, s.Arrahman ayat ٥, s. Az zumar ayat ٥, yasin ٣٨، ٣٩، ٤٠ ..dst..


Ini yang kita kupas lebih lanjut mengenai perbedaan sahrun, qomar dah hilal.


Demikian uraian kali ini semoga menjadi pengingat bagi saya pribadi dan keluarga.


Wassalaamu'alaikum warahmaatullahi wabarakaatuhu





1. Wudhu Pembuka Shalat
2. Shalat - Rukun Shalat
3. Shalat - Shalat Rawatib
4. Tata Cara Shalat Dan Bacaannya
5. Shalat Pembentuk Manusia Tangguh Beretika
6. Marhaban Sahrul Ramadhaani
7. Shaum Pembinaan Hidup Sabar
8. Hidup Berkualitas Di Bulan Ramadhan
9. HILAL
10. Catatan Kecil Tentang Zakat Pembangunan SDM Dan SDA
11. Kiblat Ke Masjidil Jaraam Atas Perintah ALLAH
12. Niaga Dari Sudut AlQuran Dan Sunnah Muhammad II
13. Idul Fithri
14. THR Dan Lebaran
15. Halal Bil Halal
16. Idul Adha
17. Tentang Auliaa
18. Kata INSYAA-ALLAH