Rekayasa Beras disiapkan untuk Melemahkan Imunitas Tubuh Terhadap Virus Corona
Rekayasa Beras disiapkan untuk Melemahkan Imunitas Tubuh Terhadap Virus Corona
Kenapa Barat mengembangkan rekayasa Beras dari IRRI C4, Organik, Golden Rice, tidak pada Gandum sebagai bahan makanan pokok mereka ?
Mereka berdalih pengembangan rekayasa beras untuk mengatasi kemiskinan di negara - negara berkembang.
Dimotori oleh Gates Foundation mengembangkan jenis beras transgenik di Nigeria, mereka menyebut rekayasa beras ini mengandung Vitamin A. Padahal beras itu yang dibutuhkan karbohidrat dan Vitamin A berlimpah di negara berkembang di Asia dan Afrika yang dapat Anda dapatkan pada sayuran.
Kemudian IRRI C4 ini juga diprakarsai oleh Gates Foundation dengan Inggris pada tahun 2012, jenis varietas ini dibuat (R and D) di silicon valley. lengkapnya bisa Anda baca di sini
Alasan yang dikemukakan adalah hemat air karena tidak banyak menggunakan pupuk nitrogen. IRRI varietes C4 adalah rekayasa gula dengan beras (C3). Alasan inilah kemudian mendorong negara di Asia Afrika turut membudidayakan sekaligus mempromosikannya secara sukarela.
korelasi yang bisa dilihat adalah pencanangan dekade vaksin oleh Bill Gates di situs Gates Foundation tahun 2010 sampai 2020. Dan kemudian diformalkan oleh WHO "dekade vaksin" dari tahun 2011 - 2020. Anda dapat membacanya di bawah ini:
Jadi tahun 2020 adalah puncak dari misi mereka dengan vaksin dengan menyebarkan virus corona. Penjajakan virus corona terjadi pada pertengahan tahun 2012. Saat itu di temukan di Timur Tengah dan tidak ada kematian.
Jadi jangan heran jika dalam satu dasa warsa bermunculan virus, dari flu burung, rubella, ebola dan sarCov. Anda bisa memberikan istilah kata Novel pada virus corona. itu seperti cerita novel skenario penjualan vaksin dengan berbagai jenis virus.
Dan bukan hanya pada jenis beras. Rekayasa pada tanaman buah - buahan. Tahun 2014 Apel Washington mengandung bakteri. Kemudian ditarik. Dimana sebelumnya sudah beredar dan bukan tidak mungkin ada yang sudah mengkonsumsi. Dan apa kasus ini kemudian hilang ?
Bulan Maret 2020 Finlandia mengembalikan jeruk asal Israel yang mengandung bakteri.
Jadi orang menjadi tidak kebal terhadap virus karena ada rekayasa sebelumnya. Virus corona berasal dari kelalawar. Bukan karena keleawar terinfeksi. Tapi virus ini memang ada pada kelelawar. Dan manusia hidup damai dengan kelelawar dalam jutaan tahun.
Kesimpulannya adalah mulai tidak lagi menanam dan mengkonsumsi jenis beras yang dikembangkan oleh Amerika Serikat.
New York menjadi kota besar AS pertama yang membuka kembali semua sekolah
New York menjadi kota besar AS pertama yang membuka kembali semua sekolah
Adrian Thompson memberikan pelukan panjang kepada putrinya Adriana saat dia mengantarnya untuk hari pertama sekolah menengah untuk instruksi langsung pada hari Kamis. Credit...James Estrin/The New York Times
Kota New York kini telah membuka kembali semua sekolah umum sebagai tonggak penting pemulihan kota dari posisinya sebagai episentrum global pandemi dan tanda harapan bagi upaya goyah negara untuk mengembalikan anak-anak ke ruang kelas.
Pelajar SMP dan SMA diterima di gedung sekolah pada Kamis, menyusul anak-anak SD yang sudah mulai awal pekan ini.
Sekitar setengah juta siswa, dari anak usia tiga tahun dalam program pra-K hingga sekolah menengah atas, telah kembali ke sekolah untuk pertama kalinya sejak Maret.
"Saya senang mereka kembali," kata Judy Spanyol, juru masak di Sekolah Menengah Akademi Bedford di Brooklyn, Kamis. "Mereka harus kembali. Mereka telah merindukan lingkungan sekolah, bersosialisasi. Berada di rumah tidak baik bagi mereka. Mereka harus dekat dengan anak-anak seusia mereka." Sekitar 480.000 anak lainnya telah memilih untuk memulai tahun sekolah hanya dari jarak jauh, sebuah indikasi betapa waspada banyak warga New York yang mengirim anak-anak mereka kembali ke ruang kelas di kota yang masih takut akan gelombang kedua virus.
Terlepas dari penolakan politik yang cukup besar terhadap pembukaan kembali dan masalah perencanaan yang signifikan yang memaksa Walikota Bill de Blasio dua kali menunda dimulainya kelas tatap muka, New York, yang sejauh ini memiliki sistem sekolah terbesar di negara itu, sekarang menjadi satu-satunya distrik besar di negara itu yang telah membuka kembali semua sekolahnya.
Beberapa kabupaten besar lainnya tidak ketinggalan, meskipun mereka menghadapi tantangannya sendiri. Sekolah-sekolah di Miami-Dade akan dibuka kembali pada hari Senin, atas perintah komisaris pendidikan negara bagian Florida, meskipun ada tentangan kuat dari serikat guru. Dan para pemimpin sekolah di Houston, Washington, DC, dan San Diego berencana membawa setidaknya beberapa siswa kembali ke ruang kelas akhir bulan ini.
Tetapi selama musim panas, banyak distrik di seluruh negeri membatalkan rencana untuk menawarkan instruksi secara langsung karena virus melonjak di banyak negara bagian dan pembukaan kembali menjadi masalah politik yang sangat partisan, sebagian karena Presiden Donald Trump menempatkan sekolah sebagai pusat dari dorongannya untuk membuka kembali. negara.
Upaya pembukaan kembali New York telah diganggu oleh masalah politik dan masalah logistik sejak De Blasio mengumumkan pada Juli bahwa sekolah akan dibuka kembali secara hibrid, dengan anak-anak melapor ke sekolah satu hingga tiga hari seminggu untuk memungkinkan adanya jarak sosial.
Federasi Persatuan Guru, serikat guru kota yang kuat, segera mulai memberikan peringatan tentang perlunya langkah-langkah keselamatan, termasuk sistem ventilasi yang ditingkatkan di ruang kelas dan program pengujian yang lebih kuat di sekolah.
Suhu siswa diperiksa ketika mereka tiba untuk kelas enam di Queens pada hari Kamis. Kredit ... Todd Heisler / The New York Times
Di beberapa titik selama musim panas, serikat guru menyatakan bahwa sekitar 1.400 gedung sekolah di kota itu belum siap untuk dibuka kembali dan menuntut walikota untuk membatalkan tanggal mulai.
Dan pada satu titik di pertengahan September, serikat yang mewakili guru dan kepala sekolah menyampaikan peringatan mendesak:"Jika walikota membuka kembali sekolah sesuai jadwal, kata mereka, anak-anak akan melapor ke ruang kelas tanpa guru, karena kekurangan staf yang sangat besar".
Pada saat Tuan de Blasio menunda dimulainya instruksi secara langsung untuk kedua kalinya pada pertengahan September, beberapa orang tua dan pendidik secara terbuka mempertanyakan apakah ruang kelas akan dibuka sama sekali atau apakah walikota akan kembali ke instruksi semua jarak jauh. Awal pekan ini, serikat yang mewakili kepala kota mengatakan anggotanya telah kehilangan kepercayaan pada kemampuan Mr de Blasio untuk membuka kembali sekolah dan meminta negara untuk mengambil alih upaya tersebut.
Namun, de Blasio terus maju, dengan alasan bahwa membuka kembali sekolah adalah keharusan moral. Siswa di kelas pra-K dan anak-anak dengan disabilitas lanjut kembali ke kelas minggu lalu.
Berbicara pada konferensi pers Rabu, walikota mengatakan kunjungannya ke sebuah sekolah dasar awal pekan ini menegaskan pandangannya bahwa sekolah harus dibuka kembali. "Kami melihat banyak orang dewasa dengan air mata berlinang juga, air mata kegembiraan karena mereka bisa melihat anak-anak yang mereka cintai lagi," katanya. "Melihat semua orang bersatu kembali benar-benar sangat kuat." Sekarang, setelah berbulan-bulan keributan dan reaksi keras dari para pendidik dan orang tua, Bapak de Blasio adalah satu-satunya walikota kota besar yang berhasil membuka kembali sistem sekolah sepenuhnya.
Tetapi mengembalikan anak-anak ke ruang kelas tidak berarti bahwa pembukaan kembali sekolah telah berhasil.
Kota ini masih menghadapi banyak tantangan. Tidak jelas seberapa efektif pembelajaran hybrid yang secara pendidikan efektif; beberapa siswa akan melapor ke kelas hanya satu hari dalam seminggu dan belajar di rumah sepanjang waktu tanpa instruksi langsung dari guru mereka, dan yang lain akan belajar dari jarak jauh bahkan dari gedung sekolah.
Departemen Pendidikan belum mengatakan bagaimana itu akan memastikan bahwa anak-anak membuat kemajuan meskipun jadwal sekolah mereka terganggu.
Beberapa anak tidak akan mendapatkan instruksi secara langsung bahkan di bawah sistem baru: Beberapa sekolah menengah telah meminta siswa untuk tinggal di rumah jika mereka mampu, agar sekolah menawarkan jadwal penuh dari jarak jauh tanpa harus menggandakan staf pengajar mereka. Dan beberapa anak masih belum memiliki perangkat atau akses internet untuk masuk kelas jarak jauh.
Ada juga pertanyaan keamanan yang mendesak. Kota, yang telah kehilangan lebih dari 20.000 warga New York karena virus, melihat tingkat positif tes meningkat awal pekan ini menjadi lebih dari 3 persen sebelum jatuh lagi; Mr de Blasio mengatakan dia akan secara otomatis menutup seluruh sistem sekolah umum jika angka tersebut mencapai 3 persen selama tujuh hari rata-rata bergulir.
Para ahli juga secara luas memperkirakan bahwa banyak ruang kelas dan beberapa gedung sekolah akan tutup dalam beberapa hari dan minggu mendatang karena hasil tes anak-anak dan guru positif. Sekolah akan ditutup sementara jika setidaknya ada dua kasus yang dikonfirmasi di ruang kelas terpisah.
Beberapa penutupan diharapkan dan tidak selalu menimbulkan kekhawatiran, kata pejabat kesehatan masyarakat, tetapi seluruh sistem dapat ditutup jika wabah signifikan terdeteksi.
Airlangga: Penyembuhan Covid-19 Nasional Sudah 74,43 Persen, Hampir Sama Dengan Global
Airlangga: Penyembuhan Covid-19 Nasional Sudah 74,43 Persen, Hampir Sama Dengan Global
Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN), Airlangga Hartarto/Net
Angka kesembuhan pasien Covid-19 diklaim mencapai 74,43 % secara nasional, atau hampir sama dengan rata-rata kesembuhan secara global yang mencapai 74 %.
Hal itu disampaikan Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN), Airlangga Hartarto dalam peresmian atap panel surya Pabrik Coca Cola Amatil Bekasi, Jawa Barat, pada hari Rabu, 30 September 2020.
“Terkait pandemi secara nasional, penyembuhannya kita sudah 74,43 persen, fatality ratenya 3,75 persen. Dengan global 74 persen jadi hampir sama, lalu fatality rate-nya (global) itu 3 persen,” kata Airlangga.
Dalam kesempatan tersebut, Airlangga yang juga melayani sebagai Menteri Koordinator dalam mengapresiasi kebijakan penanganan Covid-19 di Jawa Timur yang sesuai dengan arahan Presiden Jokowi.
Penanganan yang dimaksud dalam mikro termasuk tingkat RT, RW, Kelurahan, dan Kecamatan. Hal itu dinilainya dapat menahan penyebaran Covid-19.
“Tapi kegiatan sosial dan ekonominya bisa berjalan, termasuk di Bekasi, Karawang, dan Bogor,” jelasnya.
Sementara itu jumlah pasien Covid-19 yang sembuh di DKI Jakarta menempati urutan pertama dari tiga provinsi terbesar di Indonesia, bersama dengan Sulawesi Selatan dan Jawa Barat.
Data terbaru menunjukkan, jumlah pasien sembuh terbanyak harian di Jakarta per 30 September 2020 dengan 1.456 kasus dan kumulatifnya mencapai 60.231 kasus.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr. Widyastuti, MKM, peningkatan pasien Covid-19 yang sembuh ini terjadi berkat kerja sama masyarakat, pemerintah, dan pihak swasta dalam menerapkan perubahan perilaku masyarakat yang memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, dan menyatakan tangan pakai sabun.
"Tingkat kesembuhan tadi Partisipasi masyarakat yang perlu dijaga tetap sehat," ujar dr. Widyastuti dalam talkshow bertajuk “Update Kesembuhan Covid-19: Tingkat Kesembuhan Makin Tinggi” di Pusat Media Satuan Tugas Penanganan Covid-19 (Satgas Covid-19) Gedung BNPB Jakarta pada Kamis sore (1/10).
Lebih lanjut dr. Widyastuti menjelaskan, pemerintah DKI Jakarta juga mempersiapkan tiga wisma untuk pasien positif Covid-19 tanpa gejala atau OTG.
Pihaknya menjalin kerjasama dengan pemerintah pusat dan Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk membuka tiga hotel di Jakarta yang juga khusus pasien OTG.
Sementara itu, lanjut dr. Widyastuti, rumah sakit yang menjadi tempat pasien dapat dibekalan khusus, termasuk psikososial.
Dia menyebut bahwa pandemi Covid-19 ini merupakan hal yang baru, sehingga psikososial harus di kedepankan.
"Yang sakit yakin cepat sembuh dan keluarga ikut menjaga kondisi lingkungan, termasuk tenaga kesehatan untuk jaminan sosial," paparnya.
Pada kesempatan yang sama, Koordinator Operasional RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran Jakarta Kolonel CKM dr. Stephanus Dony mengatakan minggu ini ada penurunan kasus walau belum signifikan. Pasien yang datang lebih banyak dari pasien dipulangkan dengan gejala ringan dan sedang.
Secara kumulatif ada 13 ribu lebih sudah sembuh dan 10 ribu lebih di atas 70 persen.
"Ini sangat berpengaruh dari pola perilaku yang diberikan," ujarnya.
Sementara itu, terkait dengan Tower 8 Flat Isolasi Mandiri, dokter yang sebagai kepala kesehatan Kodam Jaya menyebutkan sesuai keputusan pengelolaan yang semula menyatu dengan RS Darurat Covid-19 yang diputuskan secara terpisah. Tower 8 menyatu dengan manajemen hotel yang dipersiapkan untuk OTG.
"Perencanaan awal Menara 8 jadi satu tapi kita mengikuti kebijakan. Tapi apapun itu kita sama-sama bekerja untuk penanganan Covid-19," tutupnya.
Apa yang diperoleh Rusia dari pertempuran lima tahun di Suriah ?
Apa yang diperoleh Rusia dari pertempuran lima tahun di Suriah ?
Presiden Rusia Vladimir Putin merangkul Presiden Suriah Bashar al-Assad di kediaman Bocharov Ruchei di resor Laut Hitam Sochi [File: Mikhail Klimentyev/Kremlin Pool via AP]
Pada 30 September 2015, Federasi Rusia secara resmi memasuki perang saudara Suriah ketika pemerintahan Presiden Bashar al-Assad semakin terancam.
Sejak 2011, pertempuran hebat dan desersi massal telah melemahkan Tentara Arab Suriah. Bahkan dukungan dari Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran, pengerahan milisi Iran dan tentara bayaran Rusia, dan pengiriman persenjataan Rusia secara teratur tidak cukup untuk menghentikan kemajuan kelompok oposisi dan kekerasan bersenjata.
Pada Maret 2015, pemerintah Suriah kehilangan ibu kota provinsi kedua, Idlib, ketika Jeish al-Fattah, koalisi lepas dari berbagai kelompok bersenjata, memimpin serangan yang berhasil di kota di barat laut negara itu.
Ibukota provinsi Raqqa, dengan sumber minyak dan air yang strategis, telah direbut tahun sebelumnya dan telah menjadi benteng utama kelompok ISIS yang sedang bangkit.
Selain itu, pemerintah Suriah telah kehilangan kendali atas sebagian besar provinsi - Idlib, Aleppo, Raqqa, Deir Az Zor, Hassakeh, Deraa dan Quneitra - dan berjuang untuk mengontrol Hama, Homs, dan pedesaan Damaskus.
Intervensi Rusia menghentikan kemajuan oposisi, yang didukung oleh Barat, Turki dan Teluk, dan secara efektif mempertahankan rezim Baath di Damaskus. Hal ini membuka jalan bagi kehadiran Rusia yang lebih tegas di Timur Tengah, membuat beberapa pengamat berbicara tentang "kebangkitan Rusia" atau bahkan membuat kesejajaran dengan dinamika regional era Perang Dingin.
Jadi, setelah lima tahun upaya perang di Suriah, di mana posisi Rusia saat ini? Apakah Kremlin telah mencapai tujuannya dan telah menantang dominasi AS di kawasan itu ?
Mengapa Rusia campur tangan ?
Beberapa pengamat mengaitkan keputusan Rusia untuk campur tangan secara resmi di Suriah dengan kunjungan Jenderal Qassem Soleimani pada Juli 2015 ke Moskow, mendiang komandan Pasukan Quds dari IRGC, yang dibunuh oleh Amerika Serikat di Baghdad pada awal Januari tahun ini. Jenderal Iran itu konon meyakinkan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengirim pasukan Rusia dan menyelamatkan pemerintah Suriah.
Namun, Kremlin tampaknya tidak perlu diyakinkan. Jatuhnya al-Assad akan mengancam kepentingan Rusia dan menyingkirkan sekutu regional lainnya. Ini akan menjadi pukulan besar bagi Moskow, terutama setelah penggulingan Muammar Gaddafi Libya yang didukung Barat pada 2011, yang secara pribadi ditentang dan dikritik oleh Putin, yang saat itu adalah perdana menteri, dan dikritik oleh Presiden Rusia Dmitry Medvedev.
Keputusan untuk campur tangan di Suriah juga mencerminkan ketakutan Kremlin terhadap apa yang disebut "revolusi warna" dan potensi keberhasilan mereka yang memicu pemberontakan anti-pemerintah besar-besaran di Rusia sendiri. Setahun sebelumnya, revolusi Maidan yang pro-Barat di Ukraina memicu reaksi tajam di Moskow, yang menyebabkan aneksasi Krimea dan intervensi militer Rusia di wilayah Donbas. Hal ini, pada gilirannya, memicu sanksi Barat, yang merugikan perekonomian Rusia, khususnya kalangan bisnis yang dekat dengan Kremlin.
Hubungan tegang dengan Barat juga memotivasi Moskow untuk menempatkan pasukan di Suriah. Mengingat kebuntuan pada krisis Ukraina, intervensi dalam konflik Suriah, yang melibatkan banyak kekuatan Barat, memberi pemerintah Rusia front lain di mana ia dapat menekan Barat untuk bernegosiasi.
Kebangkitan ISIS memberikan kesempatan untuk membungkus intervensi dalam retorika anti-teror, memastikan dukungan domestik, sementara keengganan pemerintahan Obama untuk terlibat lebih dalam dalam konflik Suriah, untuk menghindari "pengulangan Irak" dan kesimpulan dari Iran Kesepakatan nuklir meyakinkan Moskow bahwa tidak akan ada bentrokan langsung dengan AS.
Apa yang telah dicapai Rusia secara politik di Suriah ?
Kekuatan militer superior Rusia berhasil menggeser dinamika di Suriah dengan relatif cepat. Meskipun tujuan yang dinyatakan dari operasinya adalah untuk melawan kelompok "teroris", tentara Rusia, bersama dengan sekutu Suriahnya, pertama-tama menargetkan kelompok oposisi moderat yang didukung oleh Barat, yang pada saat itu sudah menderita perpecahan internal dan harus bertarung di dua front melawan Damaskus dan ISIL.
Kurang dari setahun kemudian, pasukan Rusia, bersama dengan milisi yang didukung Iran dan pasukan pemerintah Suriah, mengepung Aleppo Timur, dan pada November, memaksa kelompok bersenjata oposisi untuk menyerah dan meninggalkan kota. Ini adalah titik balik dalam konflik, karena hal itu menandai mundurnya kekuatan oposisi dan mengantarkan poros baru antara Rusia, Iran dan Turki, berusaha untuk menyelesaikan krisis Suriah sambil mengecualikan kekuatan Barat dan Arab.
Pada Januari 2017, format Astana (sekarang Nur-Sultan) diluncurkan yang mempertemukan oposisi Suriah, termasuk kelompok-kelompok bersenjata yang sebelumnya didukung oleh Barat tetapi kemudian sebagian besar ditinggalkan, dan pemerintah Suriah, bersama dengan Rusia, Iran, dan Turki. Belakangan tahun itu, dengan format ini, Rusia berhasil membentuk empat zona de-eskalasi di mana semua pihak berkomitmen untuk menghentikan aktivitas militer. Ini menghilangkan beban pertempuran di berbagai front dan memungkinkan pasukan pemerintah Suriah, bersama dengan sekutu Rusia dan Iran mereka, untuk mengambil alih satu wilayah yang dikuasai oposisi demi satu. Sebagian provinsi Idlib sekarang membentuk zona de-eskalasi terakhir yang tersisa dalam kendali oposisi.
Dalam kurun waktu lima tahun, Rusia tidak hanya berhasil mempertahankan pemerintah Suriah tetapi juga melenyapkan dan meminggirkan oposisi moderat, penantang utama legitimasi al-Assad dan satu-satunya kekuatan politik-militer lainnya yang partisipasinya dalam pemerintahan akan dapat diterima. ke arah barat.
Peran utama Rusia di Suriah juga memberinya pengaruh regional di luar perbatasan Suriah. Ini memaksa Turki untuk terlibat kembali, menyusul krisis dalam hubungan yang disebabkan oleh jatuhnya jet tempur Rusia oleh pasukan Turki, pada 2015. Upaya kudeta yang gagal terhadap pemerintah Recep Tayyip Erdogan, pada 2016, mempercepat proses tersebut.
Keberhasilan Rusia di Suriah juga mendorong negara-negara lain di Timur Tengah untuk mengupayakan hubungan yang lebih baik dengan Moskow di tengah poros AS keluar dari wilayah tersebut. Para pemimpin Arab Saudi, Qatar, Mesir, wilayah Kurdi di Irak utara, Sudan, dan Israel semuanya melakukan kunjungan ke Moskow dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini memungkinkan Rusia untuk memasuki keributan Libya, meskipun terlambat, dan mencari suara di masa depan negara dengan mendukung serangan komandan militer pemberontak Khalifa Haftar di ibu kota Tripoli.
Terlepas dari peningkatan keterlibatan diplomatik di kawasan dan prestise di kancah internasional yang menyertainya, Rusia belum benar-benar mencapai tingkat pengaruh yang sama dengan yang dimiliki AS.
“Jelas bagi semua orang sekarang bahwa (Rusia) sekarang adalah negara adidaya dan (Rusia) memainkan peran penting di Timur Tengah. Tetapi pada saat yang sama, ada batasan pada sumber daya ekonomi dan politiknya, ”kata Leonid Isaev, dosen senior di Sekolah Tinggi Ekonomi.
Moskow juga gagal memanfaatkan posisinya dalam konflik Suriah untuk memulai dialog dengan Barat mengenai sanksi atau bahkan membuat Eropa Barat berkomitmen untuk mendanai rekonstruksi Suriah yang dilanda perang.
Pada saat yang sama, Rusia tidak memiliki kendali penuh atas Damaskus. Terlepas dari sikap meremehkan Putin yang berulang kali terhadap al-Assad, yang katanya secara pribadi tidak dia sukai, dia bukan satu-satunya pembuat keputusan di Suriah.
"Ada saling pengertian antara Iran dan Rusia di Suriah dan ada pembagian wilayah pengaruh dan kompetensi," kata Kirill Semenov, seorang analis Timur Tengah yang berbasis di Moskow. “Sulit untuk mengatakan siapa yang dapat lebih mempengaruhi Assad. Rezim ini cukup independen dan mampu menggunakan Moskow dan Teheran untuk memastikan kelangsungan hidupnya".
Selain itu, berlanjutnya kehadiran militer Turki dan Amerika di Suriah utara yang kaya sumber daya juga menjamin Ankara dan Washington bersuara di masa depan Suriah. Ini juga mencegah kemajuan pasukan pemerintah Suriah dan sekutu Iran dan Rusia mereka untuk membangun kembali kendali teritorial penuh Damaskus.
Apa yang diperoleh Rusia secara ekonomi ?
Rusia memasuki perang Suriah di tengah krisis ekonomi akibat merosotnya harga minyak dan dampak krisis Ukraina. Hal ini awalnya menimbulkan kekhawatiran dalam negeri tentang biaya memasuki perang.
Menurut pemerintah, enam bulan pertama operasi menelan biaya $464 juta, yang dibandingkan dengan pengeluaran AS di Irak (hampir $2 triliun dalam 16 tahun atau sekitar $125 miliar per tahun), adalah jumlah yang relatif sederhana.
Dua tahun setelah dimulainya intervensi, anggaran pertahanan Rusia turun dari 5,5 persen dari produk domestik bruto (PDB) ($79 miliar) pada 2016 menjadi 3,7 persen ($61,4 miliar) pada 2018, mengurangi ketakutan pengeluaran berlebihan untuk militer.
Pada saat yang sama, pemerintah Rusia telah mempresentasikan operasi di Suriah sebagai kesempatan untuk menguji dan mempromosikan persenjataan Rusia (sesuatu yang juga dilakukan oleh eksportir senjata besar lainnya, seperti AS dan Israel, di wilayah tersebut). Pada 2017, kementerian pertahanan mengatakan sekitar 600 senjata baru telah diuji dalam aksi militer di Suriah.
Perang Suriah juga telah meningkatkan bisnis tentara bayaran di Rusia, terutama kelompok Wagner yang terkait dengan Yevgeny Prigozhin, seorang pengusaha Rusia yang dijuluki "koki Putin", yang melayani acara yang dihadiri oleh presiden Rusia. Dalam beberapa tahun terakhir, ada laporan tentang tentara bayaran Wagner yang dipekerjakan di Venezuela, Mozambik, Madagaskar, Republik Afrika Tengah, Libya dan tempat lain.
Prigozhin, bersama dengan pengusaha Rusia lainnya yang dianggap dekat dengan Kremlin, Gennady Timchenko, telah memenangkan beberapa kontrak yang menguntungkan di Suriah.
Uni Eropa dan AS adalah mitra dagang utama Rusia dan keduanya telah menjatuhkan sanksi berat terhadap Suriah, yang lebih baik dihindari oleh bisnis Rusia.
Ini juga mempersulit proses rekonstruksi di daerah yang rusak parah akibat pertempuran di mana pemerintah Suriah telah mendapatkan kembali kendali. Rusia sendiri belum memberikan pendanaan yang signifikan untuk rekonstruksi dan gagal meyakinkan Uni Eropa atau negara-negara Teluk untuk melakukannya.
Situasi ini semakin diperburuk oleh masalah ekonomi Suriah yang semakin dalam, termasuk jatuhnya mata uangnya, yang diperdalam oleh krisis di Lebanon. Garis kehidupan finansial, yang dapat diperpanjang Teheran sejak awal perang, juga telah mengering karena sanksi AS terhadap ekonomi Iran.
Sementara peluang ekonomi belum begitu signifikan bagi ekonomi Rusia, pengaruh politik yang diperoleh Rusia dengan intervensinya di Suriah membuka pintu untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dengan negara-negara lain di kawasan.
"(Rusia) memiliki beberapa aset politik yang coba dijualnya ke negara-negara Teluk... Sebagai gantinya, (Rusia) mencari kerja sama ekonomi dan investasi yang lebih kuat dengan Teluk," kata Isaev.
Dalam beberapa tahun terakhir, Rusia telah menandatangani janji investasi dan kesepakatan bernilai miliaran dolar dengan Arab Saudi, UEA, dan Qatar. Perusahaan Rusia juga memperoleh kontrak energi yang menguntungkan di Mesir, Lebanon, wilayah Kurdi, dan Turki.
Otoritas Rusia sensitif terhadap kekhawatiran ini dan diduga telah melaporkan korban yang tidak dilaporkan di antara pasukan dan gagal mengakui kerugian di antara tentara bayaran. Namun, jumlah korban tewas sebenarnya diyakini mencapai ratusan, jauh lebih rendah daripada di perang Afghanistan. Pada Maret 2019, kementerian pertahanan Rusia secara resmi mengklaim bahwa 116 tentara telah tewas di Suriah sejak 2015.
Kremlin sangat ingin mendeklarasikan kemenangan di Suriah dan menciptakan kesan bahwa konflik tersebut hampir selesai. Putin sendiri mengumumkan penarikan pasukan Rusia dua kali, pada 2016 dan 2017, meskipun prajurit Rusia terus dikerahkan di darat. Pada bulan Agustus, sebuah bom pinggir jalan menewaskan seorang jenderal besar Rusia di dekat kota Deir Az Zor.
Meskipun tidak ada gerakan anti-perang yang aktif di Rusia dan kekhawatiran tentang nasib rakyat Suriah, publik Rusia semakin lelah dengan konflik tersebut. Survei pada April 2019 oleh lembaga survei independen Levada Center menunjukkan bahwa sekitar 55 persen responden mengatakan Rusia harus mengakhiri operasi militernya di Suriah, naik dari 49 persen pada 2017.
Sentimen ini tampaknya terkait dengan persepsi yang berkembang bahwa pemerintah Rusia memiliki masalah domestik utama yang harus diselesaikan dan tidak dapat membuang energinya untuk konflik luar negeri.
"Rusia sekarang memiliki banyak masalah internal... seperti dampak ekonomi dari penguncian COVID, pasca referendum konstitusi, pemilihan parlemen tahun depan," kata Isaev. Sekarang, saya tidak yakin kami begitu tertarik dengan konflik Suriah.
Menurut dia, prioritas kebijakan luar negeri Rusia saat ini antara lain krisis politik di Belarusia dan konflik antara Armenia dan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh. Ini telah mendorong ke latar belakang perang Suriah, di mana pemerintah Rusia terutama tertarik untuk melestarikan status quo dan mempertahankan konflik yang membeku.
Kremlin: Rusia Memiliki Informasi CIA Bekerja Dengan Alexei Navalny, Mengirimkan Instruksi kepadanya
Kremlin: Rusia Memiliki Informasi CIA Bekerja Dengan Alexei Navalny, Mengirimkan Instruksi kepadanya
Moskow telah berulang kali menekankan bahwa Berlin tidak memiliki bukti untuk mendukung tuduhannya bahwa tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny diracuni dengan agen saraf dari kelompok Novichok.
Juru bicara Presiden Rusia Dmitry Peskov mengatakan pada hari Kamis bahwa Moskow memiliki informasi bahwa tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny bekerja sama dengan Badan Intelijen Pusat AS (CIA). Pernyataan bombsell itu muncul beberapa jam setelah tokoh oposisi Rusia, yang saat ini berada di Jerman, mengklaim bahwa Vladimir Putin berada di balik dugaan keracunannya.
"Ini bukan pasien yang bekerja dengan layanan khusus Barat - ini adalah layanan khusus Barat yang bekerja dengannya, ini adalah kata-kata yang lebih tepat. Ya, kami memiliki informasi seperti itu, saya bahkan dapat lebih spesifik: staf CIA bekerja dengannya hari ini. Ini bukan pertama kalinya dia menerima instruksi berbeda, "kata Peskov kepada wartawan, ketika diminta mengomentari pernyataan Volodin.
Juru bicara itu juga menunjukkan bahwa sejauh menyangkut tuduhan Navalny terhadap Presiden Putin, mereka tidak berdaya.
"Kami pikir tuduhan seperti itu terhadap presiden Rusia sama sekali tidak berdasar dan tidak dapat diterima. Selain itu, kami menganggap beberapa pernyataan dalam artikel tersebut menghina, sangat menghina dan tidak dapat diterima. Kami ingin menyelidiki kasus ini dengan pasien Berlin dan menentukan alasan untuk apa yang terjadi. Untuk melakukan itu, kami perlu mendapatkan informasi dari mereka yang menemukan jejak keracunan dalam analisis, "kata Peskov kepada wartawan.
Sebelumnya pada hari itu, Navalny mengatakan kepada majalah Jerman Der Spiegel bahwa dia "bersikeras" bahwa "Putin berada di balik kejahatan itu dan saya tidak memiliki versi lain tentang apa yang terjadi".
Ketika ditanya apakah Putin terlibat dalam menyelamatkan nyawa Navalny, Peskov, pada gilirannya, mengatakan dia tidak dapat mengkonfirmasi hal ini, menambahkan, "Saya tahu dengan pasti bahwa dokter Omsk terlibat dalam menyelamatkan" tokoh oposisi Rusia itu.
Kasus Navalny
Bulan lalu, Presiden Putin mengatakan kepada mitranya dari Prancis Emmanuel Macron selama percakapan telepon bahwa tuduhan tidak berdasar terhadap Moskow terkait situasi di sekitar Navalny tidak dapat diterima, dan bahwa Jerman perlu membagikan materi kasusnya dengan Rusia sehingga situasinya dapat diklarifikasi.
Sebelumnya, Moskow menyatakan bahwa dokter Rusia tidak menemukan zat beracun dalam sistem Navalny sebelum dia diangkut ke Jerman, menambahkan bahwa Berlin tidak memberikan bukti untuk mendukung klaimnya bahwa kondisi Navalny adalah hasil keracunan oleh agen saraf kelas militer dari kelompok Novichok.
Rusia menggarisbawahi bahwa mereka tidak memproduksi zat kelompok Novichok sejak Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) memverifikasi penghancuran stok senjata kimia negara itu pada awal 1990-an.
Navalny jatuh sakit parah saat dalam penerbangan dari Siberia ke Moskow pada 20 Agustus. Dia kemudian ditempatkan di sebuah rumah sakit di kota Omsk di Siberia, di mana para dokter Rusia melakukan perjuangan tanpa henti untuk hidupnya, saat dia mengalami koma dan menggunakan ventilator paru buatan. Dua hari kemudian, Navalny diangkut ke klinik Charite yang berbasis di Berlin untuk perawatan lebih lanjut.
Macron mengutuk pernyataan 'permusuhan' Turki atas pertempuran Nagorno-Karabakh
Macron mengutuk pernyataan 'permusuhan' Turki atas pertempuran Nagorno-Karabakh
Pertempuran antara Azerbaijan dan Armenia memasuki hari keempat dalam letusan konflik terbesar dalam beberapa dekade [Aziz Karimov / AP)
Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Rabu mengutuk apa yang dia sebut pernyataan 'sembrono dan berbahaya' Turki yang mendukung Azerbaijan dalam upayanya untuk mengambil kembali wilayah Nagorno-Karabakh yang memisahkan diri.
Ankara mengatakan pada Selasa bahwa pihaknya "sepenuhnya siap" untuk membantu Azerbaijan memulihkan Nagorno-Karabakh, karena konflik bersenjata meningkat dengan tetangganya Armenia di wilayah tersebut.
"Saya telah mencatat pernyataan politik Turki yang menurut saya sembrono dan berbahaya," kata Macron kepada wartawan di ibu kota Latvia Riga selama kunjungan ke negara bagian Baltik Uni Eropa.
"Prancis tetap sangat prihatin tentang komentar kasar yang dibuat Turki pada jam-jam terakhir, yang pada dasarnya menghilangkan segala hambatan dari Azerbaijan dalam apa yang akan menjadi penaklukan kembali Karabakh utara. Itu tidak akan kami terima," tambahnya.
Dia juga tampaknya menyuarakan dukungan untuk Yerevan: "Saya katakan kepada Armenia dan kepada orang Armenia, Prancis akan memainkan perannya."
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu segera menanggapi komentar Macron dalam sebuah wawancara dengan kantor berita pemerintah Anadolu di mana dia mengatakan bahwa solidaritas Prancis dengan Armenia sama dengan mendukung "pendudukan" Armenia di wilayah tersebut.
Meskipun terjadi eskalasi, Macron mengatakan terlalu dini untuk berbicara tentang konflik regional.
Dia mengatakan akan membahas ketegangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu malam dan Presiden AS Donald Trump pada Kamis sebelum melaporkan situasinya kepada para pemimpin Dewan Eropa Uni Eropa.
Armenia dan Azerbaijan telah dikurung selama beberapa dekade dalam sengketa wilayah atas Nagorno-Karabakh dan saling menyalahkan karena memicu bentrokan sengit yang meletus Minggu dan sejak itu menyebabkan hampir 100 kematian yang dikonfirmasi.
PBB menyerukan diakhirinya pertempuran
Kedua belah pihak sejauh ini menentang seruan untuk gencatan senjata.
Ankara telah mendukung Azerbaijan dalam konflik tersebut dan pada Selasa kementerian pertahanan Armenia mengatakan sebuah jet F-16 Turki yang terbang untuk mendukung pasukan Baku telah menjatuhkan pesawat perang SU-25 Armenia. Ankara dengan keras membantah klaim tersebut.
Rusia juga meminta Turki, yang memandang Azerbaijan sebagai sekutu dekatnya dan Armenia sebagai musuh bersejarahnya, untuk berhenti menyatakan dukungan untuk Azerbaijan dan mengupayakan solusi diplomatik untuk eskalasi, yang paling mematikan sejak 2016.
Uni Eropa pada Senin memperingatkan kekuatan regional untuk tidak ikut campur dalam pertempuran di Nagorno-Karabakh, dan mengutuk "eskalasi serius" yang mengancam stabilitas regional.
Debat Kepresidenan Pertama di AS: Bagaimana Trump Berhasil Terlihat 'Lebih Kuat' Daripada Biden di 'Adu Argumentasi'
Debat Kepresidenan Pertama di AS: Bagaimana Trump Berhasil Terlihat 'Lebih Kuat' Daripada Biden di 'Adu Argumentasi'
Para ahli memperkirakan siapa yang harus dipertimbangkan sebagai pemenang debat presiden AS pada 29 September antara Presiden Donald Trump dan calon dari Partai Demokrat Joe Biden.
Press melaporkan pada hasil Sebuah jajak pendapat CNN mengungkapkan bahwa setidaknya 68% responden percaya bahwa calon dari Partai Demokrat Joe Biden memenangkan debat hari Selasa, sementara 28% bersikeras bahwa Presiden Donald Trump lebih baik dari mantan wakil presiden AS.
'Tidak Ada Yang Menang Tadi Malam'
Acara Selasa itu sama sekali bukan debat, sesuatu yang "dengan cepat berubah menjadi pertandingan gaul yang tidak mendidik", menurut Mark Shanahan, profesor dan kepala Departemen Politik dan Hubungan Internasional di Universitas Reading yang berbasis di Berkshire.
Para pejabat menyebutkan faktor-faktor lain yang juga diyakini telah berkontribusi pada peningkatan tingkat bunuh diri di antara anggota aktif dan cadangan militer, termasuk penyebaran zona perang, bencana nasional di seluruh AS, dan kerusuhan sipil yang telah terjadi di semua bagian dari AS sejak 25 Mei pembunuhan seorang pria Afrika-Amerika, George Floyd.
"Penyimpangan Trump dari kebenaran menjadi semakin luas seiring berlalunya acara, sementara Biden terlalu mudah diseret untuk menanggapi cibiran presiden daripada mencetak poin yang berguna dari kebijakan dan prinsipnya sendiri," kata Shanahan.
Dia menegaskan bahwa presiden AS harus kembali membuktikan dirinya sebagai "pemimpin yang kredibel yang telah mencapai banyak hal untuk negaranya. Namun, pencapaian politik Trump" sebagian besar hilang dalam pertunjukan ego yang memar, menindas, dan marah ", menurut analis.
Trump telah memenangkan "sedikit, jika ada, pemilih mengambang; ini mungkin telah bermain untuk pangkalan, tetapi itu jelek dan sering tidak jelas", Shanahan menegaskan, mengklaim bahwa "tidak ada yang menang tadi malam" dan bahwa "publik Amerika mungkinlah yang pecundang terbesar ".
Trump 'Lebih Kuat' Selama Debat
POTUS "tampil kuat" tetapi "sedikit memudar" saat debat akan segera berakhir, kata Ethan Ralph, komentator politik dan pendiri situs web The Ralph Retort.
"Dia (presiden AS) berusaha keras dalam banyak hal, tetapi saya pikir dia mungkin telah menahan terlalu banyak. Saya benar-benar tidak berpikir ada sisi negatif bagi Trump untuk pergi dengan kecepatan penuh dan mengangkat beberapa kecenderungan Biden terhadap perilaku menyeramkan. Mungkin kita akan melihatnya di debat nomor 2 atau 3 ", Ralph menambahkan.
Dia mengklaim bahwa selama debat Selasa, POTUS tampak "lebih kuat" dari Biden, yang "kebanyakan bermain aman" dan "mengoceh dari waktu ke waktu".
POTUS 'Punya Keuntungan'
Trump "menjadi yang teratas karena dia memiliki keunggulan dalam pencapaiannya atas Biden", yang pembelaannya "terdiri dari seringai sarkastik dan penghinaan kekanak-kanakan", komentator politik yang berbasis di AS Mike Hoxard berpendapat.
"Pemenang debat akan diperebutkan dengan panas, tetapi Trump diuntungkan karena pengalamannya sebagai presiden dan momen 'gotcha' -nya dengan komentar Jenderal Flynn. Kembalilah dan lihat itu. Itu satu-satunya saat Biden tidak menanggapi. Miliknya ekspresi berbicara banyak dan itu adalah momen penting yang tidak akan difokuskan oleh kebanyakan media, "kata Hoxard.
Pakar merujuk pada momen selama debat ketika presiden AS menuduh calon Demokrat berada di balik gagasan untuk mengejar Jenderal Flynn dengan Undang-Undang Logan, undang-undang federal Amerika yang mengkriminalisasi negosiasi warga AS yang tidak sah dengan pemerintah asing yang berselisih dengan Amerika.
Hoxard mencatat bahwa "Biden terkejut, jika tidak bersalah, raut wajahnya dan dia tidak menjawab".
Jenderal Michael Flynn didakwa memberikan "pernyataan palsu dan curang" kepada FBI tentang percakapan dengan Duta Besar Rusia untuk AS Sergei Kislyak di tengah kampanye pemilihan presiden AS 2016.
Departemen Kehakiman memutuskan untuk membatalkan kasus terhadap mantan penasihat keamanan nasional itu pada Mei 2020 dengan alasan informasi yang baru ditemukan dan fakta bahwa FBI telah melakukan penyelidikan "tanpa dasar investigasi yang sah".
Pada hari Selasa, Presiden Donald Trump dan calon dari Partai Demokrat Joe Biden tidak bersuara ketika berdebat dalam debat pertama dari tiga debat presiden, yang secara khusus berfokus pada pemilihan November, perubahan iklim, dan pandemi COVID-19.