Pelaku Penganiaya Perawat di Palembang Sempat Mengaku Polisi
Pelaku penganiayaan terhadap perawat RS Siloam Sriwijaya Palembang sempat mengaku sebagai polisi saat berupaya dilerai. Hal tersebut diakui oleh para perawat dan petugas keamanan yang ada pada saat JT menampar, menendang, dan menjambak perawat Christina Ramauli, hari Kamis, 15/04/2021.
Direktur Keperawatan RS Siloam Sriwijaya Palembang Benedikta Beti mengatakan pelaku JT terus memberontak saat berupaya dilerai. Bahkan ponsel petugas keamanan yang merekam kejadian tersebut pun dirampas dan dibanting ke lantai. Saat keributan tersebut terjadi, salah seorang keluarga pasien ruangan sebelah turut melerai.
"Kebetulan saat kejadian, keluarga pasien di sebelah ruangan kejadian itu anggota polisi. Orang tersebut melerai dan mengaku bahwa dirinya polisi. Saat anggota polisi tersebut berupaya melerai, JT pun mengaku sama-sama anggota kepolisian," ujar Benedikta saat konferensi pers, pada hari Jumat, 16/04/2021.
Baca juga: Viral Video Perawat Dianiaya Orangtua Pasien, Korban Sempat Berlutut agar Pelaku Tak Marah.
Usai kejadian, JT segera membawa anaknya pulang dari rumah sakit dan melengkapi administrasi. Pihak rumah sakit sempat melakukan penelusuran bahwa identitas JT yang sebenarnya bukan anggota kepolisian.
"Saat dicek dan diklarifikasi ternyata bukan polisi. Kami pun tidak berhak menahan pasien pulang karena secara administrasi semua sudah lengkap," tambah dia.
Sementara Direktur Utama RS Siloam Bona Fernando mengatakan saat ini perawat Christina sedang dirawat karena luka yang dialaminya. Korban pun mengalami trauma psikis usai kejadian tersebut.
"Kami menyesali tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap tenaga kesehatan, ini tidak bisa ditolerir. Kami sudah serahkan semuanya kepada kepolisian untuk mengusut tuntas kejadian kekerasan dan menindak pelaku kekerasan dengan tegas sesuai hukum yang berlaku," kata Bona.
Bona mengatakan manajemen RS sudah menyerahkan bukti rekaman CCTV dan para perawat yang menjadi saksi kejadian untuk melengkapi berkas perkara yang diperlukan kepolisian. Dalam kejadian yang memicu kekerasan tersebut terjadi, Bona menyebut korban sudah menjalankan tugas dan fungsinya sebagai perawat secara optimal dan sesuai standar operasional prosedur (SOP).
Christina mencabut selang infus karena anak JT sudah dinyatakan sehat dan diperbolehkan pulang. Namun Bona enggan membeberkan secara detail kronologi kejadian yang menyebabkan korban Christina dianiaya oleh JT karena sudah ranah polisi untuk menyelidikinya.
"Detail peristiwa sudah ada di kepolisian, laporan lengkap bisa minta ke Polres. Saya tidak akan berbicara soal kronologi lagi karena itu wewenang polisi," ungkap dia.
Manajemen rumah sakit mendukung penuh perawat Christina dalam menempuh proses hukum . Hingga saat ini, belum ada itikad baik dari pelaku JT untuk meminta maaf atau mediasi atas kejadian tersebut.
"Kita tunggu (mediasi). Terkait kasus ini, perawat yang melapor. Jadi saya serahkan sepenuhnya keputusan ke perawat. Kalau setelah laporan polisi pelaku minta maaf dan perawat memaafkan, ya apa salahnya," ujar Bona.
Sebelumnya, salah satu perawat di RS Siloam Sriwijaya Palembang, Sumatera Selatan, Christina Ramauli S (28) melaporkan salah satu keluarga pasien berinisial JT ke Polrestabes Palembang karena telah menganiaya dirinya, hari Jumat, 16/04/2021. Christina mengalami luka lebam di wajah dan perut.
Video kekerasan yang dialami Christina viral di media sosial setelah diunggah oleh akun instagram @perawat_peduli_palembang. Dalam video berdurasi 35 detik tersebut, terlapor JT yang mengenakan topi putih dan kaos merah terlihat menjambak Christina yang baru saja dibantu berdiri dari posisi duduk oleh rekannya.
Tampak petugas keamanan dan pengunjung rumah sakit melerai dan mencegah JT untuk kembali menganiaya Christina. Korban pun kemudian berlari meninggalkan JT untuk menyelamatkan diri. Kepolisian saat ini tengah melakukan penyelidikan.