Pondok Pesantren (Ponpes) As-Sunnah di Desa Bagik Nyaman, Kecamatan Aikmel, Lombok Timur diduga dibakar massa. Kejadian tersebut terjadi pada Minggu dini hari, 01/01/2022.
Kapolres Lombok Timur, AKBP Herman Suriyono menjelaskan, Ponpes As-Sunnah diserang oleh massa tak dikenal pada pukul 02.30 Wita.
"Kurang lebih 300 orang melakukan penyerangan di Markas As-Sunnah. Sejumlah kendaraan roda empat dan roda dua dirusak, satu unit roda empat dibakar," ujar Kapolres Lombok Timur, AKBP Herman Suriyono dikonfirmasi wartawan.
"Kurang lebih 300 orang melakukan penyerangan di Markas As-Sunnah. Sejumlah kendaraan roda empat dan roda dua dirusak, satu unit roda empat dibakar," ujar Kapolres Lombok Timur, AKBP Herman Suriyono dikonfirmasi wartawan.
Akibat kejadian tersebut, lebih dari 11 unit kendaraan bermotor rusak, di antaranya 4 unit kendaraan roda empat jenis mini bus dan 7 unit motor.
Selain kendaraan, beberapa bagian bangunan ponpes juga mengalami kerusakan, termasuk pondasi masjid Ponpes As-Sunnah.
Perusakan Ponpes di Lombok Timur Diduga Dipicu Potongan Video soal Makam
Kepala Bidang Humas Polda NTB Kombes Pol Artanto menyatakan akan mencari pelaku perusakan Pondok Pesantren As-Sunnah di Desa Bagik Nyaman, Kecamatan Aikmel, Lombok Timur, pada hari Minggu dini pukul 02.00 WITA, 02/01/2022.
Pihaknya telah berupaya melakukan pendekatan dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat agar tidak ada aksi serupa.
Ia meminta masyarakat tidak terprovokasi dengan video di media sosial yang diduga menjadi pemicu perusakan karena hanya merupakan potongan.
Diduga massa terprovokasi potongan video yang isinya mendiskreditkan makam leluhur orang Lombok, ini yang memicu dan akhirnya massa melakukan aksi perusakan," kata Artanto, Minggu.
Sejauh ini aparat kepolisian telah memintai keterangan sejumlah saksi atas kejadian tersebut.
Ia mengatakan, beberapa bagian bangunan ponpes rusak akibat aksi perusakan tersebut, termasuk pondasi bakal masjid Ponpes As-Sunnah.
Dalam laporan kepolisian disebutkan massa mengunakan penutup wajah. Mereka datang berbaris tanpa teriakan dan langsung merusak pagar depan markas As-Sunnah.
Mereka juga merusak pos satpam klinik Ponpes.
Kendati demikian, Artanto memastikan tidak ada korban luka atas peristiwa tersebut.
"Tidak ada korban luka. Namun tim kita langsung bergerak mengamankan lokasi dan melakukan olah TKP bersama tim Inafis Polda NTB," terang Artanto.
Sebut Makam Leluhur 'T4i Anjing', Massa Serbu Ponpes Wahabi
Penceramah Wahabi Mizan Qudsiah sebut makam para leluhur dengan ucapan “Tain Acong (Tai Anjing) massa grebek pondok As-Sunnah.
Dikutip Islampers dari Arrahmahnews Kelompok massa berjumlah sekitar 100 orang pukul 2 dini hari, pada hari Minggu (02/01/2022), datangi Pondok Pesantren (Ponpes) As-Sunnah, Kecamatan Aikmel, Lombok Timur (Lotim).
Massa menggunakan penutup wajah dan langsung merusak pagar depan Pondok Pesantren atau Markas Assunnah yang terbuat dari spandek.
Massa merusak lima kendaraan roda empat dan tujuh sepeda motor. Beberapa kendaraan di antaranya dibakar massa. Tidak hanya itu, pos satpam dan klinik di As-Sunnah juga turut dirusak massa yang marah.
Pukul 02.20 Wita, Anggota Koramil, Polsek Aikmel dan Polsek Wanasaba tiba di lokasi kejadian dan mencegah keributan tersebut meluas.
Massa akhirnya membubarkan diri pukul 2.30 Wita. Sementara kendaraan yang terbakar berusaha dipadamkan.
Namun kejadian tidak berhenti disana. Tiba-tiba pukul 3.00 Wita dini hari, massa melakukan perusakan dan pembakaran di Masjid As-Syafii Desa Mamben Daya, Kecamatan Wanasaba, Lombok Timur.
Masjid itu bukan masjid yang jadi, namun masjid yang masih dalam proses pembangunan.
“Masjid belum sepenuhnya jadi. Itu baru lokasi pembangunan. Hanya ada tiang-tiang aja. Jadi belum sepenuhnya jadi masjid,” kata Kabid Humas Polda NTB, Artanto.
Berawal dari ceramah
Peristiwa tersebut berawal dari ceramah Ustadz Mizan Qudsiah, pemimpin Pondok Pesantren As-Sunnah.
Penyerangan akibat potongan video ceramah Mizan Qudsiah yang diduga melecehkan makam leluhur di Lombok.
“Makam Selaparang, Bintaro, Sekarbela, Loang Baloq, Ali Batu, Batulayar, kuburan tain acong, keramat tain acong (tai anjing),” katanya dalam potongan video.
Masyarakat meyakini kelompok As-Sunnah beraliran Wahabi yang sering menyatakan akitivitas baik agama maupun tradisi masyarakat Lombok haram. Seperti misalnya ziarah kubur atau mengkeramatkan makam leluhur.
Mizan Qudsiah telah mengklarifikasi ceramahnya. Dia mengatakan bukan bermaksud menghina makam leluhur di Lombok. Kalimat “Tain acong” dalam bahasa Indonesia adalah “tai anjing” karena memang ada Makam Tain Basong di Lombok. Kata ‘basong’ dan ‘acong’ dalam bahasa Sasak sama-sama memiliki arti anjing.
Namun masyarakat tidak mudah percaya begitu saja. Mengingat banyak sekali rentetan ketegangan antara masyarakat setempat dengan kelompok Wahabi.
Video ceramah yang diunggah di YouTube berjudul “Wisata Religi ke Kuburan – Ustadz Mizan Qudsiah” tidak lagi dapat ditonton, karena telah diubah ke setelan privasi.
Namun Video itu sudah terlanjur beredar luas di upload ulang.