Monday 3 January 2022

Banjir Aceh Utara Rendam 12 Kecamatan, Bocah SD Meninggal Terseret Arus

Banjir Aceh Utara Rendam 12 Kecamatan, Bocah SD Meninggal Terseret Arus

Banjir Aceh Utara Rendam 12 Kecamatan, Bocah SD Meninggal Terseret Arus








Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Utara menyatakan banjir di daerah itu kian meluas hingga merendam 12 kecamatan akibat masih tingginya curah hujan. Karena hujan deras dan meluap air dari krueng (sungai) yang dekat dengan desa tersebut.







Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Aceh Utara Murzani di Aceh Utara, Ahad, mengatakan sembilan kecamatan terendam banjir tersebut yakni, Kecamatan Dewantara, Kecamatan Sawang, Kecamatan Banda Baro, Kecamatan Geureudong Pase dan Kecamatan Cot Girek.


Selanjutnya, Kecamatan Lhoksukon, Kecamatan Matang Kuli, Kecamatan Pirak Timu, Kecamatan Tanah Luas, Kecamatan Kuta Makmur, Kecamatan Samudera dan Kecamatan Langkahan,


"Hingga sekarang intensitas hujan di wilayah banjir masih tinggi. Ketinggian banjir mencapai satu meter dan diprediksi terus bertambah," kata Murzani.


Banjir tidak hanya merendam pemukiman penduduk, tetapi juga badan jalan nasional Medan - Banda Aceh, sehingga membuat kemacetan karena sebagian sepeda motor dan mobil mogok.


Selain itu, pihaknya juga sudah mendirikan beberapa titik lokasi pengungsian dan bantuan masa panik juga mulai berdatangan. Kondisi Kota Lhoksukon dan sekitarnya saat ini sedang terjadi pemadaman listrik.



Bocah siswa SD Meninggal Terseret Arus



Salah seorang murid Sekolah Dasar (SD) bernama Andika (12) dilaporkan meninggal terseret banjir di Desa Meuria, Kecamatan Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara, hari Minggu, 02/01/2021.


Evakuasi korban tenggelam saat banjir di Aceh Utara. ©2022 Merdeka.com/HO-Polres Aceh Utara


Kapolsek Matangkuli, Asriadi pada wartawan hari Senin, 03/01/2021, menyebutkan, korban jatuh ke lokasi banjir dan terseret arus.






Awalnya, korban bersama temannya bermain di saluran irigasi sambil melihat air banjir.


Namun, korban terjatuh dan diduga tak bisa berenang.


Bocah tersebut ditemukan sekitar pukul 15.45 WIB, setelah 3 jam lebih tenggelam saat mandi bersama teman sebayanya. Lalu dibawa ke Puskesmas Matangkuli Aceh Utara untuk divisum. Petugas menyebutkan bocah tersebut sudah meninggal, kemudian baru dibawa pulang ke rumah orang tuanya.


Informasi yang diperoleh Serambinews.com, siang tadi, Andika bersama teman sebayanya bermain air banjir yang merendam kawasan itu. Tiba-tiba, tanpa diketahui temannya, Andik tenggelam karena terjatuh ke parit, sehingga langsung tenggelam.


Belakangan teman-temannya baru menyadari Andika tidak lagi bersama mereka, kemudian para bocah tersebut baru memberitahukan kepada warga lain di kawasan itu.


Tak lama kemudian warga dibantu polisi dan TNI berusaha mencarinya ke lokasi mereka bermain air, tapi tidak ditemukan. “Warga bersama polisi dan TNI membantu mencarinya dan memasang jaring di parit tersebut,” ujar M Saleh, relawan Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM) Aceh Utara, kepada Serambinews.com, pada hari MInggu, 02/01/2022.


Setelah tiga jam lebih warga mencarinya, kemudian bocah tersebut ditemukan tersangkut dalam gorong-gorong, kios jualan mi.





Setelah ditemukan bocah tersebut, kemudian langsung dievakuasi ke puskesmas untuk memastikan kondisinya. “Ternyata sudah meninggal, karena sudah lama tenggelam,” kata M Saleh. Bocah tersebut tenggelam sekitar pukul 12.00 WIB dan ditemukan sekitar pukul 15.45 WIB.


Diberitakan sebelumnya, guyuran hujan dari mulai hari Sabtu pagi, 01/01/2022, hingga malam mengakibat banjir yang sudah merendam Aceh Utara tiga hari lalu menjadi semakin meluas dan bertambah ketinggian air.


Pada Jumat, 31/12/2021, 28 desa di Aceh Utara terendam banjir setelah hujan yang mengguyur kawasan Aceh Utara dari Kamis malam, 30/12/2021, sampai hari Jumat siang, 31/12/2021.


Lalu, pada Sabtu, 01/01/2022, banjir meluas lagi, hingga sembilan kecamatan terendam. Setelah hujan lagi, pada Minggu (2/1/2022) banjir kembali bertambah lagi, menjadi 13 kecamatan yang terendam.


Masing-masing, Kecamatan Langkahan, Cot Girek, Lhoksukon, Syamtalira Aron, Matangkuli, Pirak Timu, Tanah Luas, Samudera, Geureudong Pase, Kuta Makmur, Nisam Antara, Sawang, Banda Baro dan Dewantara.


Dari 13 kecamatan tersebut yang terendam, empat kecamatan yang terparah dengan ketinggian air capai satu meter lebih, yaitu Matangkuli, Pirak Timu, Tanah Luas, Lhoksukon dan Langkahan.

No comments: