Sunday, 6 April 2025

The UK PM to announce end of globalization – Times

The UK PM to announce end of globalization – Times

The UK PM to announce end of globalization – Times




British Prime Minister Keir Starmer standing outside Number 10 Downing Street in London. ©Getty Images/Jack Taylor






British Prime Minister Keir Starmer will deliver a speech on Monday acknowledging that the era of globalization has come to an end, The Times has reported.







Starmer will make the address in response to US President Donald Trump imposing sweeping tariffs on the majority of America’s trading partners, including the UK, earlier this week, according to the article on Sunday.


The outlet said the prime minister will say that tariffs are “wrong,” but would also stress that he understands Trump’s “economic nationalism” and why the voters, who believe they have seen no benefits from free trade and mass immigration, support it.


Starmer will also stress that the fallout from the US charges on imports means that the government in London should “move further and faster” to boost economic growth at home.


An unnamed Downing Street official told The Times that “the world has changed, globalization is over and we are now in a new era.”


“We have got to demonstrate that our approach, a more active Labour government, a more reformist government, can provide the answers for people in every part of this country,” the official said.


The prime minister already stated in an article for The Telegram published yesterday that “the world as we knew it has gone” in the face of Trump’s tariffs. “First it was defense and national security. Now it is the global economy and trade. Old assumptions can no longer be taken for granted,” he said, adding that the British government would soon “turbocharge plans that will improve our domestic competitiveness, so we’re less exposed to these kinds of global shocks.”


Starmer also talked to French President Emmanuel Macron on the phone on Saturday, with the two leaders agreeing that “a trade war was in nobody’s interests, but nothing should be off the table,” according to the UK government’s readout. The British PM is not planning to call Trump regarding the tariffs.


The same day, the US president told Americans to “hang tough” in anticipation of the international community’s response to his economic policies.


”It won’t be easy, but the end result will be historic,” Trump insisted, adding that the tariffs represent “an economic revolution, and we will win… we will make America great again.”


Russian President Vladimir Putin has repeatedly spoken about the period of globalization, which started after the collapse of the Soviet Union in 1991, coming to an end.


In late 2023, Putin noted that “it is obvious that the globalization model, which was formed to a large extent by Western states – naturally, in their own interests – has outlived its usefulness and is in deep crisis. A new, more just and democratic system of international relations is being formed, which meets the needs of the global majority.”
















Iran ‘ready for any war’ – senior commander

Iran ‘ready for any war’ – senior commander

Iran ‘ready for any war’ – senior commander




FILE PHOTO: Hossein Salami. ©Fatemeh Bahrami/Anadolu via Getty Images






Iran will not bow to the pressure of foreign nations and is ready to respond to any kind of aggression, Major General Hossein Salami, chief commander of the elite Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC), has said.







Speaking during a meeting with senior IRGC commanders on Saturday, Salami said that Iran is “absolutely not concerned about a war. We will not initiate a war but are ready for any war.” He added that Iran has developed strategies to overcome any adversary and to repel psychological operations and direct military attacks alike. “However, we will not take a single step back in the face of the enemy,” Salami stressed.


He noted that an Israeli attack on Tehran’s consulate in Syria in April 2024, which left several senior Iranian military officers dead, marked the beginning of “a global confrontation” in the Middle East.


According to Salami, the Iranian retaliatory strike, which involved hundreds of missiles and drones, managed to overcome what he called “the most fortified airspace in history.” “Our missiles penetrated their illusions of security,” the general said, referring to Israel.


West Jerusalem, however, said at the time that the raid only resulted in minor damage to some of its military installations. Salami noted that Israel is still vulnerable to Iran’s military capabilities. “We have acquired the knowhow and formulas to overcome this enemy and have incorporated them into all elements of our weaponry and equipment,” he remarked.


The general’s comments come as the conflict in Gaza rages on and amid continued between the US and Iran. In late March, Secretary of State Marco Rubio warned that Washington could “take action” to prevent Iran from acquiring a nuclear weapon. “We have the ability to do that and to go further, perhaps even threaten the regime,” he said.


At the same time, the US urged Iran to renew talks over restoring the 2015 nuclear deal that Washington unilaterally withdrew from three years afterward. Trump claimed in his first administration that it did little to deter Tehran from getting a nuclear weapon. Iran has insisted that its nuclear program serves only peaceful purposes.





















Rupiah Ambruk Dolar Sudah Tembus Rp 17.000 Melebihi Krisis Moneter 1998

Rupiah Ambruk Dolar Sudah Tembus Rp 17.000 Melebihi Krisis Moneter 1998

Rupiah Ambruk Dolar Sudah Tembus Rp 17.000 Melebihi Krisis Moneter 1998




Analis Pasar Uang Ibrahim Assuaibi mengatakan nilai tukar rupiah menyentuh level Rp. 17.000 per dolar AS. Level tersebut terpantau pada perdagangan Domestik Non-Deliverable Forward (DNDF) di pasar valas pada Jumat malam, 4 April 2025. (Foto: Bank Indonesia)






Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) telah menyentuh level Rp. 17.000an/US$ di non-deliverable forward (NDF). Kondisi ini mencetak sejarah baru bagi Indonesia bahkan lebih buruk dari krisis moneter tahun 1998 dimana nilai tukar saat itu sebesar Rp. 16ribu lebih per dolar AS.







Masyarakat Indonesia tengah menyoroti anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencapai Rp17 ribu di bulan April 2025 ini.


Kabar ini dilansir dari Refinitiv, pada hari Minggu, 06/04/2025, pukul 08:10 WIB, nilai tukar mata uang Garuda telah mencapai Rp17.059/US$ atau merupakan posisi terendah sepanjang sejarah.


Nilai tukar rupiah di pasar NDF jauh lebih lemah dibandingkan pada penutupan perdagangan reguler terakhir sebelum libur Lebaran, hari Kamis, 27/03/2025, rupiah berada pada posisi Rp. 16.555/US$ atau menguat 0,12%. Artinya rupiah tampak berpotensi melemah sangat signifikan di pekan depan.


Untuk diketahui, NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.


Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasarspot.



Penyebab nilai tukar rupiah melemah terhadap dollar



Pasca pengumuman kebijakan tarif impor dari Presiden AS Donald Trump, potensi perang dagang dikhawatirkan mengganggu ekonomi global. Belum lagi inflasi AS yang masih tinggi.


Penurunan suku bunga The Fed rencananya baru akan dilakukan setelah perang dagang berakhir, dengan ekspektasi ekonomi global lebih stabil.


“Rencana The Fed menurunkan suku bunga sebanyak 3 kali dalam tahun 2025 kemungkinan besar hanya tinggal mimpi. Ini yang membuat indeks dolar kembali mengalami penguatan yang cukup signifikan,” sebut Ibrahim Assuaibi, Analis Pasar Uang, hari Sabtu, 05/04/2025.


Di samping itu, Ibrahim menyebut situasi geopolitik global yang masih memanas turut menjadi katalis negatif bagi nilai rupiah. Terbaru, Rusia kembali meluncurkan misil ke ibukota Ukraina, Kryvyi Rih, pada hari Jumat lalu, 04/04/2025. Serangan ini menelan 18 korban jiwa.


Di tengah situasi geopolitik yang masih tegang, ditambah potensi perang dagang akibat kebijakan tarif Trump, Bank Indonesia (BI) perlu aktif bergerak demi menopang rupiah di pasar spot.


Ibrahim menyebut BI setidaknya akan melakukan triple intervensi di pasar pada perdangan hari Senin nanti, 07/04/2025. “Tetapi kemungkinan besar intervensi itu pun juga tidak akan berpengaruh terlalu besar,” tambahnya.


Ibrahim memproyeksi rupiah akan dibuka di level Rp 17.050 di pasar spot pada hari Senin, 07/04/2025.



BI Jamin Jaga Rupiah



Bank Indonesia (BI) buka suara mengenai pengumuman Kebijakan Tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menyampaikan tiga poin dari pemantauan yang dilakukan bank sentral RI itu.


Pertama, Denny menyampaikan BI terus memonitor perkembangan pasar keuangan global dan juga domestik pasca pengumuman kebijakan tarif Trump yang baru pada 2 April 2025. Kemudian, BI mendapati pasca pengumuman tersebut dan kemudian disusul oleh pengumuman retaliasi tarif oleh China pada 4 April 2025, pasar bergerak dinamis di mana pasar saham global mengalami pelemahan dan yield US Treasury mengalami penurunan hingga jatuh ke level terendah sejak Oktober 2024.


"BI tetap berkomitmen untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah, terutama melalui optimalisasi instrumen triple intervention (intervensi di pasar valas pada transaksi spot dan DNDF, serta SBN di pasar sekunder) dalam rangka memastikan kecukupan likuiditas valas untuk kebutuhan perbankan dan dunia usaha serta menjaga keyakinan pelaku pasar," lanjut Ramdan dalam keterangannya, pada hari Sabtu, 05/04/2025.
















Zelensky ‘like a crazy person’ – Carlson to US treasury secretary

Zelensky ‘like a crazy person’ – Carlson to US treasury secretary

Zelensky ‘like a crazy person’ – Carlson to US treasury secretary




Tucker Carlson. ©Getty Images






Ukrainian leader Vladimir Zelensky acted like “a crazy person” during talks over a mineral resource deal with the US, particularly given Washington’s assistance in keeping the Kiev afloat, American journalist Tucker Carlson has said.







Carlson made the remarks while interviewing US Treasury Secretary Scott Bessent, who claimed that Zelensky had on three separate occasions derailed the highly anticipated agreement, which would grant the US access to and control over Ukraine’s mineral resources.


Bessent recalled that the saga started in early February during his talks with Zelensky in Kiev, adding that the two had had a “spirited discussion” about the deal at the time, which would supposedly usher in a “long-term partnership” between the two countries. However, the Ukrainian leader refused to sign the agreement at that time.


Zelensky then promised to do so at the Munich Security Conference, but he failed to follow through; the signing ceremony was rescheduled to take place during Zelensky’s visit to Washington on February 28, Bessent continued.


“There was a lot of back-and-forth the following week… Then he got to the Oval Office and blew up what should have been the easiest thing to do in the world…” he said, recalling that everything was ready for the signing ceremony.


Bessent was referring to the quarrel between Zelensky and Donald Trump, during which the US president accused the Ukrainian leader of ingratitude over past military assistance and his reluctance to conclude a ceasefire with Russia.


At this point, Carlson voiced surprise over Zelensky’s behavior, calling him “an unelected president of a client state whose bureaucrats are being paid directly by American taxpayers.”


He added that he would not expect Zelensky – whom he called a “highly precarious position” – “to assume a high-handed tone with American officials, and berate them, and sniff a lot, and basically act like a crazy person.”


Bessent responded by describing Zelensky as “a performer, kind of a vaudevillian” who was “thrown into a fraught time” and had to rise to the occasion, but got “stuck.” According to the secretary, Zelensky is also likely not always getting the best advice from his team.


Still, Bessent signaled that the US expects a new round of talks with Ukraine within days, adding that “I’m hopeful we can get this thing signed and go back to a win-win situation.”


Last month, Bloomberg reported that the draft resource deal granted the US a “right of first offer” on Ukrainian infrastructure and resource projects, with local MP Yaroslav Zheleznyak calling the draft “horrifying.” Several senior officials in Kiev told the Financial Times that the agreement could undermine their nation’s sovereignty, divert profits abroad and increase the country’s dependence on Washington.
















Aksi Unjuk Rasa Besar- Besaran Anti-Trump Berlangsung di Seluruh Negara Bagian Amerika Serikat

Aksi Unjuk Rasa Besar- Besaran Anti-Trump Berlangsung di Seluruh Negara Bagian Amerika Serikat

Aksi Unjuk Rasa Besar- Besaran Anti-Trump Berlangsung di Seluruh Negara Bagian Amerika Serikat










Orang-orang yang menghadiri pawai tersebut meneriakkan yel-yel dan memegang poster yang menandakan penolakan mereka terhadap Presiden Trump dan pemotongan anggaran pemerintah federal yang dilakukan pemerintahannya.


“Hei hei, ho ho. Trump dan Musk harus pergi!” “Beginilah rupa demokrasi!” — “Tidak ada raja!” — “Tidak ada tiran!” — “Jangan ikut campur.” — “Jangan ikut campur.” — “Penelitian kita.” — “Penelitian kita.” “Rakyat, bersatu, tidak akan pernah terpecah belah.” [sorak-sorai] — “Siapa yang berkuasa?” — “Kita berkuasa!” “Jangan ikut campur!”







Puluhan ribu pengunjuk rasa berkumpul di kota-kota di seluruh negera bagian Amerika Serikat pada hari Sabtu untuk menyuarakan penolakan terhadap pemotongan anggaran pemerintah federal dan kebijakan-kebijakannya oleh pemerintahan Trump.


Dengan membawa poster-poster buatan sendiri dan meneriakkan "Jangan Campur Tangan," para pengunjuk rasa turun ke jalan dalam lebih dari 1.200 demonstrasi di seluruh negeri meskipun hujan turun di banyak kota, menurut penyelenggara.


Beberapa tokoh penting Demokrat, termasuk sejumlah anggota Kongres, bergabung dalam protes dan mendesak masyarakat untuk tidak menoleransi apa yang mereka sebut sebagai salah urus pemerintahan dan pelanggaran terhadap norma konstitusional.


"Para pendiri kami menulis Konstitusi yang tidak dimulai dengan 'Kami para diktator,'" kata Jamie Raskin, D-Md dari politisi partai Republik., kepada massa yang berkumpul di National Mall di Washington, D.C., tempat para penyelenggara mengatakan lebih dari 100.000 orang berkumpul.


Ia mengecam pemerintahan atas beberapa kebijakannya, termasuk penerapan tarif oleh Presiden Donald Trump di hampir setiap negara.








"Tarif mereka tidak hanya bodoh - tarif itu ilegal, tidak konstitusional, dan kami akan membalikkan keadaan ini," katanya.


Stan dan Cindy Prusik, yang menghadiri rapat umum di D.C., mengatakan kepada ABC News bahwa mereka khawatir tentang masa depan anak-anak dan cucu mereka beserta ekonomi.


"Saya tidak bisa tidur nyenyak. Saya takut," kata Cindy Prusik. "Kami punya uang yang kami tabung sepanjang hidup kami, uang pensiun kami -- tidak akan ada. Saya takut dengan apa yang akan terjadi dengan dunia, apalagi pasar Amerika. Saya kesal karena kami telah menjadikan negara-negara yang sebelumnya adalah teman kami sebagai musuh. Semuanya begitu tidak pasti."


"Kita memiliki anak perempuan -- kita harus melindungi anak perempuan kita dan cucu-cucu kita," tambah Stan Prusik.


Paul Osadebe, seorang pengacara untuk Departemen Perumahan dan Pembangunan Perkotaan, berbicara selama demonstrasi di Washington dan mengatakan bahwa ia telah diminta oleh pemerintahan Trump dan Departemen Efisiensi Pemerintahan milik Elon Musk untuk menerima tawaran pembelian.


Osadebe, seorang pengurus serikat pekerja di AFGE Lokal 476, mengatakan kepada massa bahwa para oligarki tidak "menghargai Anda atau hidup Anda atau komunitas Anda."


"Kami melihat bahwa mereka tidak peduli siapa yang harus mereka hancurkan atau siapa yang harus mereka sakiti untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan," katanya.


Maxwell Frost, D-Fla dari Partai Republik., menggemakan pernyataannya dengan peringatan bahwa keadaan akan semakin buruk.


"Mereka ingin kita percaya bahwa jika kita memberi mereka semua kendali, semuanya akan baik-baik saja," katanya. "Namun, berita terbaru, mereka memegang kendali, dan lihatlah di mana kita berada sekarang: kesenjangan yang sangat besar di seluruh negeri."


Para demonstran berunjuk rasa menentang Presiden Donald Trump dan penasihatnya Elon Musk selama protes 'Hands Off!' di halaman Monumen Washington, di Washington, D.C., 5 April 2025.
Ken Cedeno/Reuters




"Pemerintah federal menganggap negara ini milik mereka dan mereka berada di atas hukum," kata penyelenggara aksi unjuk rasa Boston. "Mereka mengambil semua yang bisa mereka dapatkan hak kami, perawatan kesehatan kami, data kami, pekerjaan kami, layanan kami dan menantang dunia untuk menghentikan mereka."


Beberapa jajak pendapat menunjukkan tingkat persetujuan terhadap Presiden Trump sedikit menurun.


Satu jajak pendapat Reuters/Ipsos yang dirilis awal minggu ini menemukan bahwa tingkat persetujuannya telah turun menjadi 43%, titik terendah sejak Trump memulai masa jabatan keduanya pada bulan Januari. Ketika ia dilantik pada tanggal 20 Januari, tingkat persetujuannya adalah 47%.


Jajak pendapat yang sama menemukan bahwa 37% orang Amerika menyetujui penanganannya terhadap ekonomi, sementara 30% menyetujui strateginya untuk mengatasi biaya hidup di AS.


Jajak pendapat terbaru lainnya, dari Harvard Caps/Harris, menemukan bahwa 49% pemilih terdaftar menyetujui kinerja Trump saat menjabat, turun dari 52% bulan lalu. Namun, jajak pendapat yang sama menemukan bahwa 54% pemilih percaya bahwa ia melakukan pekerjaan yang lebih baik daripada yang dilakukan Joe Biden sebagai presiden.


Tidak ada laporan tentang gangguan besar atau penangkapan dalam demonstrasi tersebut.


Gedung Putih belum memberikan komentar langsung tentang peristiwa tersebut.































Saturday, 5 April 2025

Lembaga Pajak AS PHK 20000 karyawan dan menutup kantor Hak Sipil — Imbas Tarif Trump

Lembaga Pajak AS PHK 20000 karyawan dan menutup kantor Hak Sipil — Imbas Tarif Trump

Lembaga Pajak AS PHK 20000 karyawan dan menutup kantor Hak Sipil — Imbas Tarif Trump




Kantor pusat Internal Revenue Service di Washington. (Stefani Reynolds/Bloomberg)






Lembaga pajak Amerika Serikat, Internal Revenue Service, berencana untuk menghilangkan 20.000 pekerjaan — hampir seperempat dari tenaga kerjanya — dalam PHK yang dimulai hari Jumat, sebagai bagian dari upaya pemangkasan biaya pemerintahan Trump, menurut catatan yang diperoleh oleh The Washington Post dan orang-orang yang mengetahui rencana tersebut.







Lembaga tersebut mengatakan akan menghilangkan Kantor Hak Sipil dan Kepatuhan, memecat sekitar 130 karyawan dari divisi yang bertanggung jawab untuk melindungi pembayar pajak dari diskriminasi dalam kode pajak, audit, dan investigasi. Karyawan yang tersisa di sana akan dipindahkan ke departemen lain.


Pengurangan tenaga kerja tersebut sudah diperkirakan dan terjadi karena lembaga tersebut telah kehilangan beberapa eksekutif dan ribuan karyawan, termasuk agen yang mengaudit pengembalian pajak, selama musim pajak. Ini juga merupakan bagian dari rencana yang lebih luas dari tim pemotongan biaya Presiden Donald Trump dan Elon Musk, Layanan DOGE AS, untuk mengecilkan pemerintah federal.


"Tindakan ini diambil untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas IRS," kata email yang dikirim kepada karyawan.


Juru bicara Departemen Keuangan Amerika Swrikat mengatakan pemotongan tersebut "akan menjadi bagian dari — dan didorong oleh — perbaikan proses dan inovasi teknologi yang akan memungkinkan IRS mengumpulkan pendapatan dan melayani pembayar pajak dengan lebih efektif." Departemen tersebut sebelumnya mengatakan kebijakannya adalah tidak mencantumkan nama pada pernyataan juru bicara.


IRS tidak segera menanggapi permintaan komentar.


Perampingan tersebut telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pejabat pajak bahwa pemerintah dapat melihat penurunan tajam dalam pendapatan pajak tahun ini karena para penipu pajak melihat peluang untuk memanfaatkan berkurangnya IRS.


Pejabat Departemen Keuangan dan IRS bulan lalu memproyeksikan bahwa penerimaan pajak akan menunjukkan penurunan lebih dari 10 persen pada batas waktu pengajuan 15 April, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2024, The Post melaporkan. Itu akan berjumlah lebih dari $500 miliar dalam pendapatan federal yang hilang.


Lebih dari 4.000 karyawan menerima tawaran pengunduran diri yang ditangguhkan awal tahun ini. Sebanyak 7.000 karyawan percobaan tambahan — mereka yang umumnya bekerja di lembaga tersebut kurang dari setahun — diberhentikan pada bulan Februari, meskipun mereka dipekerjakan kembali berdasarkan perintah pengadilan. Setidaknya beberapa dari karyawan tersebut telah diberi tahu bahwa mereka diharapkan untuk kembali bekerja pada tanggal 14 April, menurut email yang dilihat oleh The Post.


Tidak jelas apakah pengurangan tenaga kerja yang diharapkan mencakup karyawan yang menjadi sasaran awal tahun ini. IRS mempekerjakan sekitar 100.000 orang pada bulan Januari.


Sekitar 50 orang yang bekerja di bidang keamanan siber dan TI dipecat minggu lalu, menurut dua orang yang mengetahui PHK tersebut. Sebuah kantor yang mengawasi upaya modernisasi lembaga tersebut telah ditutup, dan penjabat komisaris, kepala sumber daya manusia, penjabat penasihat umum, dan beberapa deputi tinggi lainnya telah mengundurkan diri atau diturunkan jabatannya.


Pemutusan hubungan kerja dan perekrutan kembali telah mengganggu dan telah memberikan "dampak yang menghancurkan pada moral," kata Duncan Giles, presiden cabang Indiana dari serikat pekerja IRS. Para pekerja terus-menerus "khawatir tentang 'Baiklah, apakah saya akan mendapatkan pekerjaan hari ini, besok, minggu depan?'" katanya.





















Sweet Victory is Sweet Seventeen - Timnas Indonesia U17 1 vs Korsel 0 Piala Asia

Sweet Victory is Sweet Seventeen - Timnas Indonesia U17 1 vs Korsel 0 Piala Asia

Sweet Victory is Sweet Seventeen - Timnas Indonesia U17 1 vs Korsel 0 Piala Asia




Duel Timnas Korea Selatan U-17 vs Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025.
©Dok. PSSI






Piala Asia U17 2025 menjadi awal Sweet Victpry is Sweet Seventeen bagi Timnas Indonesia U-17. Timnas Indonesia dengan gemilang mengalahkan Korea Selatan dengan skor 1-0. Gol dicetak Evandra Florasta di injury time, hadiah dari tendangan pinalti.







Laga Timnas Indonesia vs Korea Selatan tersaji di pertandingan perdana Grup C Piala Asia U-17 2025. Duel berlangsung di Stadion Prince Abdullah Al Faisal, Jeddah, hari Jumat, 04/04/2025, malam WIB.


Pada babak pertama, Korsel lebih banyak menguasai bola dan menyerang. Kim Yegeon memberikan ancaman serius kepada Indonesia pada menit ke-11 saat tendangan kaki kirinya digagalkan oleh mistar gawang.


Tiga menit kemudian, Indonesia membalas serangan Korsel dengan peluang satu lawan satu yang didapatkan Mierza Fijatullah. Namun striker bernomor punggung 9 itu ragu-ragu dalam mengeksekusi bola sehingga peluang emas itu terbuang sia-sia.


Pada 15 menit terakhir, gawang Indonesia masih belum lepas dari gelombang serangan Taeguk Warriors Muda. Kesalahan antisipasi bola Putu Panji membuat Jung Heejung mendapatkan bola muntah. Heejung menendang bola dengan keras, namun masih menyamping.


Lima menit setelahnya, Yegeon memberikan ancamannya lagi dengan tendangan kaki kirinya yang menyamping di sisi kiri gawang setelah diblok oleh Putu Panji.


Pada menit ke-45, Yegeon menunjukkan bahwa dirinya menjadi pemain berbahaya. Setelah berkali-kali mengancam lewat tembakannya, kali ini pemain bernomor 10 itu memberikan umpan kunci di mulut gawang kepada Lim Yechan yang masih tak menemui sasaran. Skor babak pertama berakhir dengan 0-0.


Korea Selatan dominan di babak pertama dengan 9 shots (2 on target). Namun, Indonesia mampu menahan imbang tanpa gol hingga masa jeda.


Memasuki babak kedua Korsel terlihat kesulitan menembus barisan pertahanan Garuda Asia yang dikawal Putu Panji dkk dengan laga memasuki satu jam pertandingan.


Dafa kemudian harus melakukan penyelamatan rendah ke gawangnya dari tembakan luar kotak penalti Jin Geonyoung. Gawang Garuda Asia pun bisa selamat setelah umpan silang Kim Jisung mengenai mistar sebelum tembakan Jang Woosik dari jarak dekat masih mengenai net samping pada menit ke-70.


Timnas U17 kemudian mendapatkan tendangan penjuru pertama laga pada menit ke-74 walau eksekusi peluang masih mendarat langsung ke tangan kiper lawan.


Kemelut akibat lemparan ke dalam tersebut membuahkan penalti setelah bola mengenai salah satu pemain bertahan lawan dari jarak dekat.


Evandra Florasta maju untuk mengeksekusi tembakan dan mencetak gol setelah tembakan awalnya sempat ditepis kiper.


Ia menyambar bola muntah untuk menjebol gawang Korsel.


Garuda Asia pun bertahan sampai akhir dan mengamankan tiga poin penting dari laga perdana ini.


Timnas Indonesia U-17 kalahkan Korea Selatan di Piala Asia. (Foto: Dokumen PSSI)





Susunan Pemain



Indonesia U-17: Dafa Al Gasemi, Muhammad Al Gazani, Fabio Azkairawan, Daniel Alfrido, Mathew Baker, I Putu Apriawan; Evandra Florasta, Muhamad Zahaby Gholy, Nazriel Alfaro Syahdan; Fadly Alberto Hengga, Mochamad Mierza Fijatullah.


Korea Selatan U-17: Park Dohun; Kim Minichan, So Yoonwoo, Lim Yechan, Koo Hyeonbin; Park Byeongchan, Kim Yegeon, Kim Jihyuk, Oh Haram, Jon Geonyoung; Jung Heejung.