Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) telah menyentuh level Rp. 17.000an/US$ di non-deliverable forward (NDF). Kondisi ini mencetak sejarah baru bagi Indonesia bahkan lebih buruk dari krisis moneter tahun 1998 dimana nilai tukar saat itu sebesar Rp. 16ribu lebih per dolar AS.
Masyarakat Indonesia tengah menyoroti anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencapai Rp17 ribu di bulan April 2025 ini.
Kabar ini dilansir dari Refinitiv, pada hari Minggu, 06/04/2025, pukul 08:10 WIB, nilai tukar mata uang Garuda telah mencapai Rp17.059/US$ atau merupakan posisi terendah sepanjang sejarah.
Nilai tukar rupiah di pasar NDF jauh lebih lemah dibandingkan pada penutupan perdagangan reguler terakhir sebelum libur Lebaran, hari Kamis, 27/03/2025, rupiah berada pada posisi Rp. 16.555/US$ atau menguat 0,12%. Artinya rupiah tampak berpotensi melemah sangat signifikan di pekan depan.
Untuk diketahui, NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasarspot.
Penyebab nilai tukar rupiah melemah terhadap dollar
Pasca pengumuman kebijakan tarif impor dari Presiden AS Donald Trump, potensi perang dagang dikhawatirkan mengganggu ekonomi global. Belum lagi inflasi AS yang masih tinggi.
Penurunan suku bunga The Fed rencananya baru akan dilakukan setelah perang dagang berakhir, dengan ekspektasi ekonomi global lebih stabil.
“Rencana The Fed menurunkan suku bunga sebanyak 3 kali dalam tahun 2025 kemungkinan besar hanya tinggal mimpi. Ini yang membuat indeks dolar kembali mengalami penguatan yang cukup signifikan,” sebut Ibrahim Assuaibi, Analis Pasar Uang, hari Sabtu, 05/04/2025.
Di samping itu, Ibrahim menyebut situasi geopolitik global yang masih memanas turut menjadi katalis negatif bagi nilai rupiah. Terbaru, Rusia kembali meluncurkan misil ke ibukota Ukraina, Kryvyi Rih, pada hari Jumat lalu, 04/04/2025. Serangan ini menelan 18 korban jiwa.
Di tengah situasi geopolitik yang masih tegang, ditambah potensi perang dagang akibat kebijakan tarif Trump, Bank Indonesia (BI) perlu aktif bergerak demi menopang rupiah di pasar spot.
Ibrahim menyebut BI setidaknya akan melakukan triple intervensi di pasar pada perdangan hari Senin nanti, 07/04/2025. “Tetapi kemungkinan besar intervensi itu pun juga tidak akan berpengaruh terlalu besar,” tambahnya.
Ibrahim memproyeksi rupiah akan dibuka di level Rp 17.050 di pasar spot pada hari Senin, 07/04/2025.
BI Jamin Jaga Rupiah
Bank Indonesia (BI) buka suara mengenai pengumuman Kebijakan Tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menyampaikan tiga poin dari pemantauan yang dilakukan bank sentral RI itu.
Pertama, Denny menyampaikan BI terus memonitor perkembangan pasar keuangan global dan juga domestik pasca pengumuman kebijakan tarif Trump yang baru pada 2 April 2025. Kemudian, BI mendapati pasca pengumuman tersebut dan kemudian disusul oleh pengumuman retaliasi tarif oleh China pada 4 April 2025, pasar bergerak dinamis di mana pasar saham global mengalami pelemahan dan yield US Treasury mengalami penurunan hingga jatuh ke level terendah sejak Oktober 2024.
"BI tetap berkomitmen untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah, terutama melalui optimalisasi instrumen triple intervention (intervensi di pasar valas pada transaksi spot dan DNDF, serta SBN di pasar sekunder) dalam rangka memastikan kecukupan likuiditas valas untuk kebutuhan perbankan dan dunia usaha serta menjaga keyakinan pelaku pasar," lanjut Ramdan dalam keterangannya, pada hari Sabtu, 05/04/2025.
No comments:
Post a Comment