Wednesday 26 October 2016

TENTANG AULIA اولياء

TENTANG AULIA اولياء


Aulia, menjadi menarik untuk dibahas, oleh sebab penjelasan Mahfud MD di Republika. Aulia dari penjelasan Mahfud MD, sudah membuat kesimpulan, arti pada aulia. Namun tidak menjelaskan kenapa artinya seperti yang disebutnya. Jika Mahfud sedang mengajar mengaji itu tidak akan jadi masalah. Tapi ketika ini dijelaskan dipublik sama dengan ingin membakukan arti tersebut.




Dalam koridor kajian, hal ini akan menjadi bias bukan menjernihkan, selain menggiring masyarakat khususnya umat muslim menarik arti aulia dari apa yang disampaikan Mahfud MD. Padahal apa yang disampaikannya jauh dari sebuah kerangka kajian.


Artinya disini, tidak lengkap tidak memenuhi tata bahasa ( sharaf ), apalagi seolah apa yang disampaikannya itu sudah definitif begitu. Apalagi dihubungkan dengan Nahu, Mahfud hanya mengangkat contoh, itu pun cuma satu ayat tentang aulia.


Memang, sekedar untuk mengetahui arti Aulia itu, cukup dengan pengkamusan. Namun ini pun akan tidak tam juga. Karena dalam aulia itu sendiri bukan pola dasar. Ia merupakan pola tambahan. Maka tidak cukup dengan pengkamusan.


WALAYA, ini bisa menjadi waliyyun bisa menjadi aulia bisa menjadi tawalla. Ini kan harus dikupas biar jelas. Kemudian dalam menentukan makna, maka makna tidak bisa ditentukan. Karena dalam kamus banyak pilihan makna.


Disini bukan mau menjelaskan detail atau menjawab penjelasan dari Mahfud MD tentang aulia. Yang jelas aulia bukanartinya pemimpin. Ingat alQuran bukan bahasa arab, tapi dinisbatkan dengan bahasa arab. Sayangnya di google sudah dibikin definitif alQuran bahasa arab. Ini seperti mau menggiring kesadaran masal umat islam kalau alQuran bikinan Nabi Muhammad.


Saya ingin tegaskan ke Mahfud MD, satu contoh saja dalam bahasa Indonesia kata "seru", maknanya bisa situasi yang menegangkan. Tapi jika diberi akhiran "an", jadi seruan, maknanya sudah lain lagi. Itu yang dimaksud jika mau menjelaskan harus lengkap, bernilai tabayyana rusydu minal ghayyi. Tidak juga menurut tafsiran sendiri. Karena alQuran itu ayyatin bayyinatin.




Dan kekisruhan ini gara - gara kebrengsekan seorang ahok yang merasa diri hebat. Bahkan merasa diri tahu alQuran, pernah duduk dalam pelajaran agama islam. Jika pernah duduk, seharusnya mampu menjaga diri, menjaga toleransi ucapan, seperti pendeta yang selalu santun bersama umat yang lainnya.


Juga kekisruhan ini oleh kebrengsekan orang mencatut ayat untuk kepentingannya. Ya sebelas dua belas dengan yang menjajakan ayat guna menjarah keperawanan anak gadis, istri orang. Dan menjarah harta orang lain.


Saya sudah memaafkan ahok sejak ia berkata itu di pulau seribu. Meski kata maafnya masih tampak kurang ajar.


Demikian tentang Aulia, untuk menjelaskan ini harus dibuka ilmunya menyeluruh, serta diurai satu persatu pilihan arti katanya. Kan makna "See" pada bahasa inggris itu bisa melihat bisa juga mengerti.


Tadinya ini tidak pernah dikupas, tapi situasi semakin keruh. Bahkan mau menunjuk diri tafsirnya yang benar. Seperti lupa alQuran itu ahsanu tafsira. Bukan wallahualam bimuradhi seperti kata si nusron.


Wassalamu'alaikum warrahmatullahi wanarakaatuhu.





1. Wudhu Pembuka Shalat
2. Shalat - Rukun Shalat
3. Shalat - Shalat Rawatib
4. Tata Cara Shalat Dan Bacaannya
5. Shalat Pembentuk Manusia Tangguh Beretika
6. Marhaban Sahrul Ramadhaani
7. Shaum Pembinaan Hidup Sabar
8. Hidup Berkualitas Di Bulan Ramadhan
9. HILAL
10. Catatan Kecil Tentang Zakat Pembangunan SDM Dan SDA
11. Kiblat Ke Masjidil Jaraam Atas Perintah ALLAH
12. Niaga Dari Sudut AlQuran Dan Sunnah Muhammad II
13. Idul Fithri
14. THR Dan Lebaran
15. Halal Bil Halal
16. Idul Adha
17. Tentang Auliaa
18. Kata INSYAA-ALLAH





mailto:ahmad.hanafiah33@gmail.com

Informasi detail, dapat dihubungi di :







No comments: