Friday 18 October 2019

Tahun Kebangkitan Pelajar Di Dunia

Tahun Kebangkitan Pelajar Di Dunia


Tahun ini para pelajar usia belasan berdemo di beberapa negara dengan aksi tuntutan yang beragam. Ini menunjukkan kepada dunia, bahwa mereka tidak bisa lagi dipandang sebelah mata sebagai anak ingusan. Dan juga satu fenomena baru awal kebangkitan darah muda, darah pembaru. Fase dimana selama ini golongan tua selalu merasa yang berhak atas pengelolaan, pengayoman, perlindungan dan perkasa, menganggap pelajar adalah bagian dari anak - anak yang mentah dengan asam garam kehidupan. Kali ini jangan sekali - kali menganggap demikian, kehidupan yang merusak golongan tua kemudian kerusakan itu dibikin istilah asam garam kehidupan.






Bermula di bulan Mei 2019, di London, Paris, Greta, ratusan ribu pemuda di seluruh dunia berpartisipasi dalam aksi mogok sekolah, menuntut aksi perubahan iklim, mengindahkan seruan oleh remaja Swedia Greta Thunberg untuk mengadakan demonstrasi di seluruh dunia pada hari Jumat.


Kemudian yang paling fenomenal, aksi Joshua Wong di Hongkong, yang berani dengan penuh gairah menjadi garda terdepan dalam aksi tuntutan menentang undang-undang ekstradisi ke China, ia siap dipenjara dengan aksi unjuk rasanya.


Dan bulan September 2019, di Indonesia, pelajar STM turun ke jalan ikut berpartisipasi bersama mahasiswa menuntut dihapusnya revisi KUHP. Dan aksi ini mereka membuat tagar #STMMelawan. Aksi ini pun mengundang perhatian masyarakat dunia dari sebuah photo anak stm membawa bendera merah putih yang viral, hasil jepretan wartawan kompas.


Hari ini, di Barcelona. tumpah ruah ribuan siswa berbaris memprotes keputusan Mahkamah Agung Spanyol yang mengadili beberapa pemimpin kemerdekaan Catalan dengan hukuman penjara mulai dari sembilan hingga 13 tahun. Berawal dari imbas atas putusan kontroversial pada hari Senin, oleh pemerintah Catalonia semi-otonom Spanyol, serta kota-kota lain di seluruh negeri. Pada hari Rabu, diperkirakan 100 orang terluka dalam protes tersebut.


Aksi pelajar ini, menunjukkan pada dunia, bahwa keberadaan mereka tidak bisa lagi dipandang sebelah mata. Dimana selama ini, di era milenial ini, golongan mereka / pelajar sering dianggap bukan apa - apa dan siapa - siapa, yang waktunya banyak dihabiskan dengan bermain games. Sehingga dianggap anak milenial mobile legend. Dan tahun ini membuktikan, anggapan itu salah dan tidak benar. Di dalam jiwa mereka masih ada semangat patriotik seperti pemuda belasan di era kemerdekaan, 1945.




Hendaknya, golongan tua mulai membuka mata atas keberadaan mereka.


Salam pelajar.

No comments: