Sunday, 3 March 2024

Kuwait Butuh 2.500 Tenaga Kesehatan hingga 2024

Kuwait Butuh 2.500 Tenaga Kesehatan hingga 2024

Kuwait Butuh 2.500 Tenaga Kesehatan hingga 2024





Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah (kanan), menerima kunjungan Duta Besar Indonesia untuk Kuwait, Lena Maryana Mukti, di Gedung Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta/Ist






Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, menerima kunjungan Duta Besar Indonesia untuk Kuwait, Lena Maryana Mukti, di Gedung Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta, di antaranya membahas rencana kerja dua negara terkait penempatan tenaga kerja sektor kesehatan.







Menurut Menaker, pada sektor kesehatan, peluang kerja untuk tenaga kesehatan di Kuwait cukup terbuka. Saat ini negara itu membutuhkan tenaga perawat sebanyak 2.500 hingga 2024.


Kementerian Kesehatan Kuwait, kata menteri, pernah mengusulkan merekrut Pekerja Migran Indonesia (PMI) sektor kesehatan melalui skema G to G dan berdasarkan hasil kesepakatan. BP2MI menjadi lembaga sentral kerja sama di bidang penempatan PMI sektor kesehatan.


Lebih lanjut dijelaskan, sejak November 2021, Pemerintah RI dan Kuwait telah membahas pengaturan teknis MoU kerjasama penempatan tenaga kesehatan, yang tertuang dalam Technical Arrangement (TA) between the Indonesian Migrant Workers Protection Board of the Republic of Indonesia and the Ministry of Health of the State of Kuwait on the Placement and Protection of Indonesian Health Professionals in the State of Kuwait.


Menurutnya, pembahasan mengenai pengaturan teknis itu masih terus dilakukan institusi terkait, baik di Indonesia maupun Kuwait. Walaupun pernah ditargetkan untuk diselesaikan pada September 2022, namun hingga kini pembahasan masih berlanjut.


"Pemerintah Kuwait berencana merekrut 500 tenaga kesehatan asal Indonesia untuk bekerja sebagai pegawai negeri di rumah sakit di bawah Kementerian Kesehatan Kuwait," kata Ida Fauziyah.


Sebab itu dia berharap Dubes Indonesia untuk Kuwait dapat memediasi pengembangan kerja sama itu agar dapat berjalan baik, sehingga penempatan pekerja migran ke Kuwait dapat terus dilakukan dengan lancar.



Hubungan Bilateral Indonesia-Kuwait Momen Penting Sikapi Isu Global




Menteri Ketenagakerjaan RI, Ida Fauziyah, menghadiri peringatan ke-63 Hari Nasional dan peringatan ke-33 Hari Pembebasan Negara Kuwait/Ist


Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengungkapkan, hubungan bilateral yang terjalin antara Indonesia dan Kuwait menjadi momentum penting untuk membahas isu-isu global di forum regional maupun multilateral.


Isu-isu global itu, kata Menaker Ida, di antaranya kemerdekaan Palestina, perdamaian dan keamanan, serta pembangunan sosial ekonomi.


“Untuk menyikapi isu global, dua mekanisme bilateral telah dibentuk di kedua negara, yaitu Komisi Gabungan Menteri dan Komisi Perdagangan Gabungan di tingkat pejabat senior," kata Ida Fauziyah, saat mewakili Pemerintah Indonesia menghadiri peringatan ke-63 Hari Nasional dan peringatan ke-33 Hari Pembebasan Negara Kuwait, di Jakarta, pekan lalu.


Khusus di bidang ketenagakerjaan, dikatakan Menaker Ida, Indonesia dan Kuwait telah merealisasikan Memorandum of Understanding (MoU) mengenai penempatan pekerja migran Indonesia yang telah ditandatangani sejak 1996.


Dia juga mengatakan, saat ini Kuwait sudah menjadi rumah bagi lebih dari 6.100 Warga Negara Indonesia (WNI). Di mana ada sekitar 2.850 pekerja migran Indonesia pada sektor perminyakan, kesehatan, dan perhotelan.


“Saya berharap ke depan akan semakin banyak pekerja migran Indonesia yang profesional dan terampil bekerja di Kuwait,” jelasnya.


Ida juga menambahkan, pengembangan kerja sama antara Indonesia dan Kuwait, khususnya bidang ketenagakerjaan, harus terus dilakukan dengan baik.


”Sehingga penempatan pekerja migran ke Kuwait dapat berjalan lancar,” tutupnya.





















No comments: