Idul Adha / عِيْدُالْاَضْحَى
Assalaamu'alaikum warrahmatullahi wabarakaatuhu
Bismillaahir rahmaanir rahiimi
Selamat Hari Raya Idul Adha bagi umat Islam sepenjuru bumi.
Disetiap hari raya idul adha, sering ini dihubung-hubungkan dengan cerita nabi Ibrahim As yang menyembelih anaknya, nabi Ismail kemudian berubah jadi kibas atau kambing. Dan hampir disemua media, baik media main stream pada sebuah artikel dan di media lainnya termasuk dalam kutbah mau pun dakwah yang disampaikan ini, bahkan dijadikan tauladan meneladani nabi Ibrahim. Mereka rujuk ini ke surat Shaffat 102, tentang mimpi nabi Ibrahim.
Betulkah demikian?
Ini seperti tidak sadar seperti sedang menghilangkan apa yang diperbuat nabi Muhammad dalam pelaksanaan haji dan qurban dalam memberi contoh.
Mari kita cerita yang berkembang ini berdasarkan pembuktian alQuran. Dan satu yang harus dipegang, tetapkan dulu beruswah kepada nabi Muhammad apa nabi Ibrahim?
Disini saya menulis beruswah pada nabi Muhammad, sehingga berbagai hal tentang Idul Adha tidak bersandarkan pada dongeng hikayat yang obornya terus dibawa - bawa yahudi hingga sekarang menjadi kesadaran masyarakat. Maka saya disini hanya merujuk pada satu - satunya rujukan adalah alQuran, alQuran ahsanu tafsiraan, ashdaqal hadits kitabullah, semua hadits sahih tidaknya harus dirujuk kepada alQuran bukan pada orang sebagai penentu shahih atau dha'ifnya sebuah hadits.
Disini saya bersandar pada alQuran untuk rujukan idul adha, yang dipegang adalah surat baqarah 189, 196 sd 197. Ini akan dijelaskan pada paragrap terakhir. Disini kita buka dulu mengenai cerita nabi Ibrahim mari kita lihat.
Surat shaffat 102, harus dilihat dimulai dari ayat satu surat shaffat, ini penting untuk melihat pokok pembahasan pada surat ini. Surat ini bicara satu korp yang tersusun rapi bergerak menurut satu komando, dengan dua arus yang saling bertolak belakang, haq dan bathil. Dari mulai pendataan wahyu menjadi satu kenyataan peradaban hingga situasi yaumil akhir menggambarkan sikap dari hasil perbuatan dan pilihan hidup.
Surat shaffat ayat 106 dan 107 sangat jelas dan gamblang, bahwa apa yang terjadi itu bukan sebuah kejadian sulap, ismail berubah jadi kibas, tapi Allah mengganti dengan seekor kibar. Ujian selesai ketika nabi Ibrahim meletakkan putranya diatas batu.
"انَّ هذا الفهو بلا ء المبين"
"وفديناه بجبح عظيم"
Disana dikatakan itulah ujian yang diberikan ALLAH, dan ALLAH meminta nabi Ibrahim, atau memastikan pada nabi Ibrahim menggantinya dengan seekor kibas
Beberapa ayat dikupas tentang para Rasul, ini ALLAH meluruskan dari dongeng yang terus waris mewarisi kepada nabi Muhammad, termasuk tentang mimpi nabi Ibrahim.
Dalam surat shaffat tidak ada ibrahim menghunuskan pedang lalu seperti sulap ismail berubah jadi kibas. Artinya ini adalah dongeng belaka. Yang benar berdasarkan surat shaffat 100 sd 110, ALLAH telah selesai menguji nabi Ibrahim, dan mengganti dengan seekor kibas. Dan tidak ada pula nabi Ibrahim melempar batu pada syetan, ini juga cuma dogeng yang berkembang.
Lalu, satu lagi, kenapa yang dikejar dalam idul adha itu, masalah qurban?
Apa bukan karena ada potong hewan makan daging.. perut jadi yahud.. jadi apa karena kesadaran ini yang menyelubungi isi otak.?
Mereka tahu apa itu idul adha, tapi mereka tidak melihat qurban itu satu paket dengan ibadah haji. Mereka bikin seolah terpisah antara ibadah haji dengan qurban. Haji mereka sandarkan kepada apa yang dilakukan nabi Muhammad, sedang kurban pada dongeng yahudi tentang mimpi nabi Ibrahim. Disini saya sebut saja dongeng yahudi, karena sebelum nabi Muhammad menerima Wahyu dan setelah meninggal ini yang terus berkembang lagi di kembangkan oleh yahudi yang menyelinap di bani umayah.
Kita sambung lagi nanti.. saya ingatkan juga aqiqah atau 'aqqu, tidak ada bentuk katanya dalam alQuran. Ini juga sekalian kita kupas termasuk, aladhaa, alhadii dan qurbaa berdasarkan alQuran. Tunggu beberapa jam lagi
Dalam alQuran prinsip Hajj sebagai satu pembinaan dijelaskan ALLAH dalam surat albaqarah 196;
واتموا الحجّ والعمراةاللّه فان احصرتمو فما اسْتيسر من الهَدىِ ولا تحلقوا رءاوسكم حتى يبلغ الهدىُ محلّة فمن كان منكم مريضا اوبه اذى منْ رّسوله ففدْية من صيام او صدقة او نسك فاذا امنتم فمن تمتع بالعمرة الى الحجّ فماستسير من الهدىِ فمن لم يجدْ فصيام ثلثة ايّام في الحجّ وسبعة اذا رجعتم تالك عشرة كاملة ذالك لمن لم يكون اهله حاضرى المسجد الحرام واتّقوا اللّه واعملوا انّ الاّه شديد العقاب
Pada ayat diatas menjadi inti prinsip dasar ibadah haji, bagi yang tidak mampu atau tidak bisa hadir, maka ia harus berkurban. Dan jika tidak mampu berkurban maka berpuasa. Disini tidak dibicarakan kenapa berkurban, juga tidak dikaitkan dengan kurban yang dilakukan nabi Ibrahim pada anaknya, yakni Nabi Ismail.
Masalah mimpi Nabi Ibrahim itu masalah ujian dari ALLAH, seberapa rasa cinta Nabi Ibrahim pada anaknya dibanding kerasulannya.
Kita lanjut, lebih dalam lagi. Dalam kaitam kurban dan idul adha. Adhaa, ini seperti istilah menjadi satu kebiasaan saja, disetiap usai pelaksaan haji, dilaksanakan kurban, yang sebelumnya melakukan kutbah dan shalat sunnah 'id. Adhaa atau adduhaa atau adhiyatul mudahiyat, menjadi satu kesatuan makna, bahwa pelaksanasn kurban disaat matahari terbit, naik searah 45˚, hubungkan dengan s. Adduha ayat 1,asysyamsu ayat 1, thaha ayat 59, annaziat ayat 29 dan 46 dan alimran ayat 98.
Itu penjelasan alQuran, dihulsaati, artinya berkurban kambing, tidak ada keterangan ini dalam kaitan nabi Ibrahim, jika mimpi nabi Ibrahim dan cerita nabi ismail berubah jadi kambing kenapa tidak pakai shuhuf ulla saja. Ada masih ada Shuhuf ulla?
Semua nabi sama, diuji coba dulu dan terus diujicoba kadar imannya oleh ALLAH. Mimpi nabi Ibrahim dan pelaksaannya itu bisa dijadikan ukuran sejauh mana diri mampu membunuh keakuan. Kesombongan, kepemilikan. Jadi kaitan peletakan kurban dan mimpi nabi ibrahim, harus di hubungkan dengan ini, setiap muslim yang tidak bisa hajj wajib berkurban, ini ujian sejauhmana kecintaannya terhadap pilihan hidupnya, gugur wajib jika tidak mampu, tapi wajib shaum, ini juga ujiannya. Jadi inti pada idul adha pada prosesnya, bukan pada makan kurbannya. Makan hewan kurban hanya sebagai baraa-atan, busyraa, bentuk kegembiraan setelah melaksanakan proses. Tapi lihat yang di agung - agungkan beli hewan kurbannya. Bahkan sampe seolah berlomba beli hewan yang paling exlusive. Yang berkurban wajib memakan yang dikurbankan, sebagiannya disedekahkan.
Kita lanjut ke pendalaman hajj sebagai satu pembinaan
Walhamdulillahi rabbil'aalamiin
Wassalaamu'alaikum warrahmatullahi wabarakaatuhu