Mengulas kembali insident yang terjadi di Rio Hondo, Argentina 2018, bukan mau membangkitkan suasana panas yang sudah mau menguap. Di sini ingin melihat aturan yang dibuat Race Direction sebagai mitra Dorna untuk membuat rules motoGP. Kita ketahui bersama, saat itu Marc Marquez terkena pinalti harus kembali ke pit setelah memasuki lap 18. Sanksi yang diberikan akibat Marc Marquez tidak mematuhi official untuk ke pit, saat sebelum melakukan start.
Hukuman itu terjadi saat Marc Marquez sedang leading di depan. Tentunya hukuman ini merugikan bagi Marc Marquez, official Honda dan fans 93, karena dirasakan keputusan hukuman itu sedikit terlambat dimana balapan sudah melalui beberapa lap. Tapi coba kita lihat dari sisi Race Direction dalam membuat keputusan itu, ada fase jeda, tentunya dalam range jeda itu, pasti ada diskusi diantara anggota Race Direction. Keputusan yang dibuat pasti hati - hati.
Jika Anda melihat video di atas, insident yang terjadi di Donington Park. Maka kita baru bisa meyakini, bahwa, keputusan yang akan dibuat itu, selalu mempertimbangkan keselamatan para ridersnya, baik rider yang bersangkutan maupun rider lainnya. Walaupun dalam peristiwa mogoknya motor Marc Marquez saat menjelang akan dilakukan start tidak terjadi insiden apa pun. Namun jika ini dibiarkan, maka akan dianggap hal itu bukanlah kesalahan fatal. Tentunya ini akan berisiko tinggi diajang balapan berikutnya.
Balapan apapun memiliki resiko tinggi, maka untuk meminimalisir resiko dibuatlah rules. Apalagi balapan dengan kecepatan 200 sampai dengan 350km/jam dengan penahan pijakan kedua belah kaki, sangat fatal resikonya jika tidak dibuatkan rules yang mengacu kepada keselamatan para ridersnya.
Hukuman yang diberikan Race Direction pada Marc Marquez yang muncul sedikit terlambat dari kejadian berlangsung, yang terkesan ini seperti ada sisi sentimen pada Marc Marquez. Namun jika ini ditinjau dari sisi keselamatan, penilaian - penilaian seperti itu akan menguap. Sebab dalam diskusi dengan waktu yang terbatas dan harus segera dibuatkan keputusan cepat, bukanlah yang mudah, dibutuhkan argumentasi yang kuat dengan dukungan data akurat.
Pada sisi lain, Marc Marquez sendiri cukup luar biasa, dia sangat mematuhi aturan sekalipun mungkin dirasakan sangat merugikannya. Namun itu tidak mempengaruhi motivasinya dalam melaksanakan hukuman dan ia tetap meneruskan balapan. Dan juga, dari 3 sanksi yang diterima Marc Marquez, ia pun menerimanya, ini hal yang positif dalam kepatuhan terhadap sebuah rules.
Jika melihat insident besar di Donington Park, masalahnya sederhana, motor mogok saat start namun lihat akibatnya sangat fatal. Tentunya hal seperti ini tidak diharapkan di ajang balapan manapun. Dan memang ada sebagian orang berkarakter liar, orang semodel ini suka jika melihat hal yang radikal, extrem, diluar nalar, namun ia sendiri tidak mau jadi pelakunya. Itu adalah karakter suka dengan "adu domba". Dan semua rules laga resmi tidak mungkin mengadopsi mereka yang berkarakter liar.
Itulah yang terjadi di Argentina, semua keputusan Race Direction pun diatas pertimbangan keselamatan para riders, bukan diatas sentimen terhadap para riders-nya. Contoh lainnya insiden yang terjadi dengan Rossi dan Marquez di Argentina, sampai hari ini Race Direction belum mengeluarkan keputusan, yang mana pada sebelumnya pihak Race Direction sudah berjanji dalam lima hari ke depan keputusan terhadap itu sudah keluar.
Ini artinya bukan mudah membuat keputusan. Apalagi insiden Rossi dengan Marquez. Di luar terus mencuat penilaian terhadap insiden itu dari berbagai kalangan termasuk mantan riders ternama. Tentunya bagi Race Direction, tidak akan menjadikan bahan referensi semua pendapat yang bermunculan terhadap insident tersebut, karena tidak akan memberikan keputusan yang objektif.
Sebentar lagi balapan motoGP Austin akan segera di mulai. Disini pun tidak kalah menariknya. Karena Marc Marquez adalah penakluknya dan Valentino Rossi podium kedua tahun lalu, sedangkan riders ducati semuanya menempati 10 besar. Jadi lupakan suasana panas di Argentina, mari kita soroti gemerlap menjelang balapan Austin.
Sampai bertemu di Austin.