Wednesday 9 May 2012

Peranan Orangtua Mendidik Dan Membina Anak

Peranan Orangtua Mendidik & Membina Anak

Judulnya sudah tidak aneh ya... Sudah sering didengar, sering dibaca, bahwa dalam mendidik anak tidak cuma cukup hanya sekedar memberinya kebutuhan hidup saja. Bahkan mungkin diantara kita juga pasti ada yang sudah menerapkannya dengan baik.






Tapi tidak apa - apa juga kan kalau menulis lagi tentang ini?


Mudah - mudahan ada manfaatnya, ada sesuatu yang baru yang bisa diambil dalam tulisan ini.


Dan tulisan ini juga menyambung dengan tulisan saya tentang "Insting Bringas", judul itu berangkat dari kegetiran membaca berita atas peristiwa pembunuhan kakak kandung sama adik. Pada tulisan disini lebih diperjelas ke sasarannya, tapi bukan tentang peristiwanya yang mau dikupas, tekanannya pada sebab akibatnya.


Nah dalam hal ini mau mengupas tentang bagaimana peranan orang tua mendidik dan membina anak menjadikan si anak kelak besar berlaku seperti doa orang tua ketika anak baru lahir.


Peranan orang tua didalam mendidik dan membina anak itu menjadi sangat menentukan didalam pembentukan mental dan kepribadiannya. Walaupun ada juga pengaruh besar dari lingkungan dimana si anak tumbuh besar ( baik yang buruk maupun yang baik ), serta sifat - sifat yang melekat bawaan lahir.


Pengaruh - pengaruh itu bisa dikelola dengan baik jika orang tua memberikan porsi besar mengambil peranannya dalam mendidik dan membina anak. Sebaliknya jika tidak begitu, maka si anak akan digulung dengan pengaruh - pengaruh luar yang tiada henti datang bertubi-tubi dari segala penjuru, lingkungan, media. Bersyukur kalau yang diserapnya pengaruh baik saja, tapi kalau pengaruh buruk ?


Bisa - bisa sesal kemudian tak mungkin dikembalikan. Disini yang harus diperhatikan dan dipahami adalah pengaruh - pengaruh dari luar ini tidak bisa dihindarkan. Dengan begitu, kita sebagai orang tua dapat menyadari, dalam mendidik anak itu tidak cepat memberikan batasan - batasan geraknya atau dicecar dengan larangan yang ujungnya jadi sering mengumbar kata - kata larangan. Ini selain tidak akan menghasilkan terbentuknya karakter anak yang kelak besar siap mamdiri pada saat memasuki usia sekolah, sebaliknya hanya akan membuat kita jadi uring - uringan dibuatnya.


Kenapa demikian?


Sebab semakin sering kita menanamkan pada anak larangan, itu akan mematikan kreativitasnya yang sedang tumbuh dan mesti diasah. Tumbuh berkembangnya kreativitas pada anak itu tidak akan berjalan dengan sendirinya, harus ada yang lain yang menuntunnya,  harus ada orang lain yang membantunya, hingga si anak terlatih dan terasah. Itu yang disebut diarahkan bakat dan


Dalam mengarahkan ini dibutuhkan kesabaran yang luar biasa. Dan kalau kita kurang sabar dan telaten, jangan kaget nantinya. Sebab tidak jarang malah akan membuat si anak tidak betah dengan apa yang sedang dikerjakannya, karena pada usia tersebut apa yang dilakukan anak itu sekedar coba - coba, sekedar ingin tahu saja. Jika pada fase ini jika terlewati jangat kaget lalu si anak menjadi lebih mengakrabi pengaruh dari luar.


Sederhananya, ada beberapa point yang harus diupayakan untuk dihindari sebagai langkah:


  1. Tidak membanggakannya atau mengeluhkannya pada orang lain, apalagi didepan si anak.

  2. Tidak memarahinya didepan saudaranya apalagi didepan umum

  3. Tidak ikut campur apalagi membelanya ketika si anak berkelahi dengan temannya.

  4. Membiasakan kepada si anak untuk segera minta maap pada temannya jika lagi berselisih.



  5. Perhatikan perkembangannya dari kejauhan, tidak lekas curiga dengan aksi perubahan sikap si anak dan menegurnya.

  6. Jangan terlalu sering memerintahkan anak untuk belajar.

  7. Berikan hukuman jika si anak melakukan kesalahan, tapi tidak memberatkannya disesuaikan tingkatan usianya, diikuti dengan memberikan peringatan.

  8. Jangan sekali - sekali keluar kata perintah kepada si anak ganti dengan kata permohonan "bisa tolong / bantu"


Demikian, semoga ini bisa diterapkan oleh orang tua dengan segala status sosial ekonominya. Tapi poin - poin diatas juga akan gugur bila tidak ada ketauladan dari kedua orang tua dan tidak ada kerjasama yang baik dari ayah dan ibunya dengan kadar sayangnya yang tidak seiring diantara keduanya.

No comments: