Thursday 10 May 2012

Amoral Seorang Bapak

Amoral Seorang Bapak

Dari semua peristiwa tindak kejahatan, yang paling tidak bermoral adalah kejamnya seorang bapak menghamili anak kandungnya sendiri. Biadab.


Membaca berita ini, membuat makan tak berselera, ingin rasanya memecahkan kepala si bapak yang amoral itu. Meski anak itu bukan anak kandung saya, bukan saudara sedarah ataupun sanak familiy. Tapi kemarahan dalam ikatan satu bangsa.








Apa yang menimpa anak sekecil itu, terasa menusuk ulu hati. Dan Si bapak berhak melemparkan ayat - ayat setannya sebagai alasan pembelaannya, tapi itu tidak akan mengubah stempel amoralnya, biadabnya. Perbuatannya tak termaafkan.


Perbuatan seperti itu, tidak bisa disalahkan oleh karena pengaruh external oleh eforianya sex bebas, prilaku sex menyimpang dan problem penyaluran sex, tapi sekalipun demikian, tidak bisa dipungkiri itu juga ikut mewarnai yang melatarbelakangi birahinya.


Didalamnya sudah bertumpuk antara minimnya bekal pendidikan, status sosial, perlakuan sosial dan pengaruh sosial. Dan itu tidak bisa diurai lagi untuk dibedah, mencari yang menjadi penyebab utama prilaku menyimpang yang amoral.Itu sudah satu kesatuan yang melebur seperti makanan baru yang bantat, keras dan kesat rasanya.


Walaupun hukuman berat sudah dijatuhkan sebagai ganjaran, namun itu tidak akan mampu mengembalikan suasana kejiwaan anaknya hingga ia tumbuh dewasa.


Walaupun semua pihak telah menyaksikan imbalan hukum, mereka semestinya sadar ini adalah masalah besar yang tersembunyi yang bagaikan gunung es.


Tindakan yang diperlu kedepannya, yang terdekat adalah menyelamatkan anak sebagai korban. Memulihkan traumanya, membangkitkan semangat hidupnya, meyakinkan kembali harga diri dan keceriaannya yang telah hancur meledak berkeping - keping oleh kebiadaban seorang teroris terhadap kedaulatan keluarga, yang seharusnya melindungi, mengayomi dan menafkahinya jika memang tidak bisa mendidik dan membina.


Langkah kedua, si anak juga harus dioperasi, mengangkat janin jika ada yang jadi, sama seperti mengangkat tumor, bukan membiarkan anak yang didalam kandungannya dibiarkan tumbuh. Sebab itu malah akan merusak perkembangan kejiwaan si anak yang mau dipulihkan kepercayaan dirinya.


Ketiga, andil besar Pemerintah dalam kasus seperti ini adalah segera membuat program konkrit pemerataan kebutuhan pendidikan dan penghidupan ke segala pelosok di wilayah NKRI, melibatkan semua struktur aparat dan komponen masyarajat. Jangan ada satu warga negara pun yang luput dari perhatian.


Perhatian dalam kebijaksanaan bukan diatas keprihatinan ataupun kecurigaan atau atas nama kemanusiaan a, c ,d pada pelaku. Sebab ini adalah masalah bangsa yang konkrit, masalah generasi.




No comments: