Thursday, 11 June 2009

Klip Klg AHA - duapemata

Klip Klg AHA - duapemata

Wednesday, 3 June 2009

Rakyat bermimpi tentang Seorang Presiden Ideal

Rakyat bermimpi tentang Seorang Presiden Ideal

Rakyat bermimpi tentang Seorang Presiden Ideal





Bermimpi tentang seorang Presiden sama saja bermimpi tentang sebuah negara makmur yang aman, penuh sandang, papan. Impinan sebuah negara makmur, dimana rakyat hidup bahagia, yang seepenjuru kampung dan kota hidup damai gemah ripah loh jinawi, bagai mimpi disiang bolong, ya imagine, kata om John Lenon. Itu hanyalah impian disetiap kepala - kepala manusia di sepenjuru dunia.. entah kapan akan menjadi nyata.







Berhadapan dengan realita kehidupan, slalu kita jumpai pasang surut hidup, aneka cerita suka dan duka kehidupan yang kita hadapi, kehidupan disekitar kita, kehidupan diluar sana, yang kita lihat, rasakan, baik di media masa, elektronik, juga yang kita dengar dari kanan kiri cerita dari teman, saudara dan sanak famili.


Realitanya antara Kenyataan dan harapan kita, harapan semua orang, slalu tidak kongruen, artinya ada jarak antara harapan dan kenyataan. Adakah korelasinya ini dengan kesungguhan kita dalam menyenandungkan doa dengan berjuta keinginan yang tiada henti dikumandangkan lagi slalu berubah - ubah, tergantung kecenderungan selera yang kebanyakan itu datangnya adalah dominasi pengaruh luar, sehingga tak kunjung - kunjung apa yang di minta?


Lalu adakah juga kebahagiaan / kesejahteraan hidup sesorang ada keterikatan dirinya dengan persentuhan pihak lain, baik dalam keluarga, lingkungan masyarakat maupun negara.?


Ciri khas negara yang mapan madani, rakyatnya hidup dinamis penuh bergairah penuh darah segar, itu bermuara pada seberapa cakap seorang pemimpin, yaitu Presiden / Raja, memimpin Negara / Kerajaannnya. Ketegasan dari seorang Presiden, kearifan dari seorang Presiden, yang bijak dan adil, keteladan yang baik yang berantai dan terinfluence, karena keteladan yang tidak baik pun sama demikian., contoh kongkrit lihat bagaimana figur - figur yang mewarnai kehidupan politik di Republik ini, Indonesia ku tercinta ini.


Banyak intrik - intriknya, terkadang ada yang membikin ketawa geli, lumayanlah lebih lucu dari negara tetangga, republik mimpi.. Ini Bukanlah sikap pesimis, juga bukan memandang sinis, semakin hari semakin nanar dengan semua harapan ke arah lndonesia Jaya yang adil dan makmur, hanyalah tinggal sepenggal mimpi seperti yang dikatakan oleh bang lwan fals, bagai mimpi yg tak pernah terbeli mimpi indah kosong.


Sekalipun demikian bukan juga berarti tidak lagi berharap, sepenggal optimis masih ada.. sejenak menengok ke belakang.. ketika bangsa lndonesia dibawah kepemimpinan Presiden pertama, lr. Soekarno dan kedua, yakni Jendral. H.M .Soeharto,keduanya layak kalau di bilang telah berhasil mengangkat harkat dan martabat kehidupan bangsa lndonesia ke level kejayaan sebagai negara berkembang, bangsa ini begitu disegani bukan hanya di Asia Tenggara saja tapi juga di benua Asia, Amerika, Afrika dan Eropah, bukan karena kekuatan senjata dan ekonomi, tetapi karena kepemimpinan mereka.


Keduanya memiliki satu kesamaan, yakni menjadi figure sentral, yang sempat mendapatkan julukan sebagai 'bapak Bangsa' dan yang satu lagi dijuluki 'bapak Pembangunan' (terlepas kecondongan dalam keberpihakan politik luar negerinya masing - masing), sebutan itu sekalipun ada beberapa tanggapan menganggap bahwa itu pengakuan dari mereka sendiri, yang jelas apapun itu dari atau bukan bersumber dari mereka, kedua sebutan itu diterima dan cukup melekat di hati rakyat, artinya rakyat mengakui terhadap sebutan itu.


Seorang pemimpin yang berjiwa patriotik, adil, bijaksana adalah pemimpin memiliki semangat cinta tanah air, ciri sederhananya memiliki sikap nasionalisme yang tinggi, yaitu mengutamakan kepentingan negara dan bangsa dari pada diri dan keluarganya adalah Pemimpin yang ber- Pancasila. Cukup miris melihat ada beberapa komponen bangsa, mengatas namakan rakyat, bangsa dan negara, permintaan segilintir bangsa untuk mengadili Presiden RI ke-2, bapak Soeharto, apa bukan hal ini mencerminkan betapa kita tidak menghargai nilai-nilai kebangsaan, dan aroma muatan dari luar negeri khususnya Amerika sangatlah kental dan kentara.


Betapa kedua Pemimpin ini, baik lr.Soekarno dan H.M. Soeharto, telah menghabiskan masa hidupnya demi kepentingan nusa dan bangsa.. setiap tetesan darahnya di tumpahkan demi kejayaan lndonesia Raya.


Tentunya dalam hal ini bukan mau mengecilkan peranan para Pemimpin yang terpilih di zaman reformasi..Beliau2 ini juga telah terpilih secara syah berdasarkan UU PEMILU yang berlaku pada saat itu.


Kalaulah semenjak tahun 1998 hingga kini pembangunan seolah berjalan di tempat, bukan kesalahan para pimpinan, mungkin letak kesalahannya adalah pada kita sebagai rakyat, rakyat para pemilih memilih presiden, memilih para dewan.


Sedikit banyak pengalaman telah membuktikan, bahwa rasa - rasanya telinga ini sudah pekak mendengar pidato para pemimpin, ocehan para politikus, dan teriakan anggota dewan. Tapi kita tidak ada pilihan, tetap sebagai warga negara yang baik harus menyalurkan haknya, baik memilih maupun memilih untuk tidak memilih.


Mata ini sudah memerah melihat saudara-saudaraku, mereka harus tertatih - tatih untuk menjalankan hidup, lebih parah lagi, dan menusuk dada, ketika dikatakan bahwa perekonomian kita lebih baik, angka kemiskinan menurun..


Ya, benar sekali rakyat miskin sudah mulai turun kejalanan. Lihatlah pertumbuhan angka pengamen dan pengemis, disetiap sudut jalan mereka mengais rejeki. Tidak salahbukan laporan BPS ?


Semuanya bekerja tidak ada yang menganggur.. Semua turun kejalan, ada yang tidak tahu apakah dia berpakaian atau tidak, rakyat menjadi apapun bersedia demi persoalan perut meskipun harus menjadi golongan pengangguran terselubung atau bahkan harus memakan tanaman di pagar orang lain (mencuri, merampok dlsb).


Sekarang ini sepertinya rakyat sudah tidak peduli lagi ada atau tidak adanya pemerintahan. Hembusan Reformasi, ternyata telah membawa kita menjauhi cita cita para leluhur bangsa, hampir - hampir menghapus semua jejak perjuangan mereka yang mereka rintis dengan segenap pengorbanan jiwa dan raga..


Kita semua faham, didalam kehidupan bernegara memang harus bersayap, jika tidak dengan blok barat maka blok timur, meski mat - matian membela diri bukan neoliberal, neolim dsb. Lantas apakah sikap bersayap ini harus mengorbankan baju hingga dalam yang terus di jamah hingga tak sadarkan diri terbius rasa? Sekarang ini arah kiblat mulai condong ke Amerika serikat, negara yang paling lantang meneriakan tentang HAM , DEMOKRASI (mereka sendiri tidak sepenuhnya pelanggaran). Bahkan hampir - hampir dalam segala hal Amerika Serikat juga menjadi rujukan didalam tatanan kehidupan berdemokrasi, kebebasan berdemokrasi yang luar biasa.


Jangan lupa, wahai para pemimpin! Negara Amerika Serikat atau USA, mereka adalah kumpulan orang yang terdiri dari berbagai kumpulan etnis dari beraneka ragam negara di dunia, kebanyakan penghuninya adalah warga negara kelahiran dari negara - negara di benua Eropah, parlemen dan pemerintahannya pun lebih banyak dikuasai oleh orang - orang yang berasal dari belahan eropah, sehingga wajar dan selaras sekali menganut faham kebebasan, karena satu dengan yang lain merasa mendominasi dalam gen dan ras, maka dibuat aturan jadi tidak ada yang mendominasi, supaya aman, one vote = one man.


Dan ini sangat kontras dengan Republik lndonesia, yang didalamnya adalah kumpulan berbagai suku asli dari bumi pertiwi, mereka lahir dan dibesarkan selama beribu - ribu tahun di Indonesia tidak berpindah - pindah, membentuk suku dan ras. Kalau pun ada perkawinan campuran dengan bangsa lain, itu juga tidak dominan membentuk karakter bangsa.


Jika Amerika Serikat terus menjadi kiblat, apakah kita memiliki kekuatan di belahan dunia lain sepertihalnya USA,2 artinya keturunannya berpuak - puak di luar negara sendiri sebagai induk dari dari etnisnya?


Setuju sekali, bahwa negeri ini harus berdemokrasi di kehidupan berbagsa dan bernegara, juga harus bersayap untuk menjaga perimbangan, akan tetapi apakah harus mengorbankan falsafah dan pandangan hidup bangsa, mengorbankan jati diri bangsa, sehingga melunturkan semangat nasionalis ? semangat nasionalislah yang menggagas Bung Karno mendirikan negara non Blok..


Rindu sekali hati ini, menanti seorang pemimpin seperti penggembala, yang menggembalakan gembalaannya ketempat dimana rumput tumbuh subur dan berlimpah.. matanya tidak henti - henti mengawasi setiap sudut wilayah gembalaannya. Mengusir setiap pengganggu, sehingga gembalaannya merasa nyaman menikmat i makanannya. Negeri ini merindukan seorang pemimpin yg tegas, arief dan bijaksana, berani mati demi membela kehormatan negara dan bangsa..


Seorang pemimpin yang setiap ucapannya adalah kebijakan.. dan ini hanya lahir dari seorang pemimpin yang pernah pegang senjata dan terlatih di medan tempur.. karena seorang pemimpin yang pernah bertempur, mereka ini sangat terlatih didalam mengambil keputusan dikala genting..the decision maker master.. bukan pemimpin yang pandai berteriak dengan berapi - api meneriakan visi dan misinya


Namun dikala kampanye, mereka lupa VISI dan MISI sebenarnya tertuang dalam pembukaan UUD 1945


Hai, saudaraku! jangan terbuai oleh berbagai program dan janji manisnya.. karena kita slalu tertipu.. Negeri yang makmur, aman sentosa, tinggal sebuah senandung dari John Lenon, imagine all the people, living for life in peace..it is not hard to do...


Namun bukan berarti juga kita harus kehilangan energi dan semangat. Kita masih memiliki harapan, harapan munculnya seorang pemimpin ideal, di pundaknya, terlepas dari golongan muda ataupun tua.. kita akan menyandarkan seluruh kehidupan kita.. walaupun kita kenal ungkapan J.F.Kenedy bukan apa yang akan negara berikan kepada kita, apa yang kan kau berikan kepada negara, penulis melihatnya kau/kita disitu bukan rakyat tapi kau/kita di situ adalah presiden.


Sampai ketemu tahun bulan depan di pesta kita nanti..jangan salah pilih lagi sahabat..


Senandungkan doa yang indah, bukan minta duit sama mereka, sebelum menodai dengan tinta sehelai kertas berharga bergambar dua penganten pemimpin bangsa... karena nilai dan harga kertas itu, akan menentukan nasib kita kedepan.

Tuesday, 26 May 2009

Celoteh: ManusiaTerkikir di Dunia


Alkisah ada tiga orang pengemis sedang menikmati liburannya, duduk di dipan gubuk reot rumah salah satu temennya, sebut saja BOTAK, dengan rokok daun kaung dan kopi masing2 setengah gelas. Mereka tampak asyik mesra ngobrol sambil melinting rokok sesekali mata2nya menatap ke rmh mewah yg pemiliknya boleh dibilang Mati Rasa, di panggilngya JURAGAN...BOTAK muncul ide gilanya..

"Brik, lu bisa ga naklukin juragan yg rmhnya itu? kalo bisa semua hasil mengemis kita selama 1 tahun jd milik lu? tanya BOTAK
"Akur! sahut BURIK
"Keciiil ! benar ya...jgn sebut si JABRIK Pengemis bersetifikat DALE CARNEGIE, kalo tdk bisa naklukin!!! " jawab JABRIK belagu..

Jabrikpun beraksi..



Tepat di pekarangan rumah mewah JABRIK pun duduk, lalu dia rabutin rumput milik si JURAGAN dimasukan kedalam mulutnya, dimakaninlah rumput2 itu..nyam..nyaaam.nyaam... Pas kebetulan itu JURAGAN lagi di beranda rumah lagi asyik baca koran, melihat ada orang asing di pekarangan depan rumahnya yang lagi makanin rumput japan miliknya, si JURAGAN pun terkaget2: "Subhanallah!!!!HEY! KENAPA RUMPUT ANE KAMU MAKANIN, HAH??!!
"Maaf gan, saya Lapar, udah sebulan saya ga makan "jawab si JABRIK dgn suara parau dibuat2, muka di stel sediiih bangeut.
"HAAH ! MASYAALLAH !!! AYO SINI MASUK_MASUUK!" ajak Juragan yang tampak iba melihat kejadian itu.

Sementara itu, di seberang sana, ke-2 temennya melongo terheran2 melihat sJabrik di ajak masuk. Bukan apa2 ke-2 org pengemis ini tau persis, kalo Juragan ini sdh terkenal pelitnya minta ampun. Mereka saja sdh 5 thn, yg saban hari ke situ tdk pernah dikasih apa2..Makanya mereka berani ngajak taruhan ama si Jabrik, yang kalo bicara slalu sok tau bak seorang negarawan..


Si BURIK, orang yang paling kurus diantara temen2nya.. langsung pucat dan menghardik si Botak: "CILAKAAA! BISA BANGKRUT GW AMA SI JABRIK !!! ELU SI TAK !! PAKE TARUH2AN SEGALA..."

" Tenaaang Fren...Tenaaang..pertandingan belum selesai, kita liat aja kelanjutannya" ungkap Botak nenangin si BURIK yang udah blingsatan...maklum 3 bulan lagi si Burik mau merit...


Kembali ke rumah mewah tadi... JURAGAN yang iba, menuntun pengemis ke tempat makan, JABRIK riang bukan kepalang, matanya berbinar2 melihat beraneka macam buah-buahan dan makanan di meja makan...dalam hatinya dia berkata:" ini namanya rejeki nomplok sudah dapat duit, makan enak pula..hihihi". Spontan jabrik langsung duduk di kursi meja makan,

"Terima kasih banyak, Gan..jajakumu..." dgn terbata2, belum sempat selesai ngomong, tangan siJABRIK sudah di tarik oleh si JURAGAN..
"Bukan yg itu! ayoo ikut ane" sela JURAGAN sambil membawa si Jabrik ke ruang dapur..Kemudian si JURAGAN membukakan pintu belakang..Lalu dgn ramahnya si Juragan berkata sambil mengusap punggung si Jabrik:

"Nah! ane bener kasian bangeut ama ente...kebetulan sudah satu bulan ini ane juga ga sempet potong rumputnya, coba liat tinggi2 kan?!!......rumput itu boleh ente makan sepuasnya,silahkan juga kalo ente mau bawa pulang.."...


Jabrik tanpa pikir panjang lari terbirit2:" BOTAAAAK GW NYERAAAAAAAAH !"

Monday, 18 May 2009

Menatakan tatanan Sosial kemasyarakatan dalam Kemasyarakatan bukan dalam Keorganisasian

Menatakan tatanan Sosial kemasyarakatan dalam Kemasyarakatan bukan dalam Keorganisasian
Manusia adalah mahluk sosial, makhluk sosial tertinggi dilihat dari sudut jiwa kebersamaan atau dalam kontak interaksi sosial dibanding mahluk lainnya yang juga hidup berkelompok , oleh karena itu didalam berkehidupannya, manusia tidak dapat mengingkari hakekat dirinya untuk berinter aksi sosial atau bersosialisasi satu dengan yang lainnya. Pemisahan diri dari keterikatan hidup dengan lingkungan sekitarnya atau kehidupan bermasyarakat hanya dalam waktu - waktu tertentu, dengan masa yang cukup lama, bukanlah satu pelanggaran terhadap sisi tertentu, secara kejiwaan, manusia membutuhkan keadaan dimana dia dapat menikmati kesendiriannya, untuk bertanya, mencari jawaban dan kemudian kembali menjalankan hidupnya, yakni kembali berstatus sosial dengan lingkungannya. Akan tetapi, sebagai mahluk sosial keberadaannya, dalam keadaan bagaimanapun, tidak akan lepas dari soroton orang-orang disekitarnya. Mereka dengan sadar, orang disekitarnya akan menilai bahkan memberikan komentar, dari satu mulut ke mulut yang lainnya. Jika dalam kesendiriannya ditengah lingkungannya, yang dengan sadar pula dia sedang menutup diri, untuk memperkenalkan siapa dirinya, tentu ini akan berakibat menjauhkan rasa kepedulian masyarakat terhadap dirinya, sebaliknya masyarakat didalam ketidakpeduliannya, sebagai mahluk sosial, tetap akan menyoroti setiap derap langkah kehidupannya.


Kembali kepada judul, kehidupan Sosial kemasyarakatan adalah keniscayaan yang tidak dapat di tolak sejak penciptaannya, yang difungsikan olehNYA. Bermunculannya berbagai kegiatan organisasi, baik hanya sekedar mewadahi keinginan dari sebuah komunitas kecil hingga dalam bentuk besar / partai, adalah manifestasi dari manusia sebagai mahluk sosial. Keberadaaannya mengukuhkan rasa kebersamaan, kepedulian dan tenggang rasa yang tinggi. Mereka merasa kenyamanan dalam menjalani pertarungan hidupnya dengan sebuah komunitas. Sayang, sekarang ini hampir di sepenjuru pelosok dan negeri, wadah itu lebih cenderung memanfaaatkan dan mengendalikan emosi komunitasnya untuk kepentingan/ hasrat dari para tokoh pendirinya atau yang dianggap dituakan atau yang dituanagungkan. Tentu sangatlah berbeda, menurut pengamatan penulis secara empiris, antara pendirian suata wadah organisasi sosial kemasyarakatan dengan organisasi badan usaha, keduanya sama pada sisi, harus ada nourma pengaturannya ( hukum / undang-undang pengaturan hidup), agar kehidupan berjalan teratur, tetapi memiliki perbedaan pada sisi esensi makna teori kepemimpinannya. Apa tidak seharusnya wadah dalam setiap organisasi sosial kemasyarakatan, didalam pelaksanaan kegiatannya, semua merujuk pada kepentingan emosi yang sama untuk mencapai misi dan visi yang mau di capainya???


Terbentuk dari mulai lingkungan yang paling terkecil hingga dalam satu ikatan bangsa menjadi satu negara. Pada tingkatan terkecil adalah keluarga, didalamnya tidak ada undang2 secara tertulis tentang pengaturan menjalankan kehidupannya, berjalan mengalir menurut nourma-nourma kebiasaan di tambah watak dan karakter masing2 yang di bawa dari rumah orangtua dulu, ikatannya pun hanya diikat oleh sebuah ikatan nourma yang di sebut nikah / kawin / talak / cerai, sekalipun tidak ada undang - undang tertulisnya, jika saja ditemukan satu pelanggaran terhadap salah satu anggota keluarganya, mereka bisa marah, sedih atau berduka. Akan tetapi tetap saja lambat laun persoalan itu juga menguap. Kemudian mereka kembali membaur menjalani aktivitasnya seperti biasa seakan tidak ada masalah apa - apa sebelumnya. Dalam penanganan persoalan hidup atau perselisihan , ada yang mau memaafkan atas pelanggarannya ada juga memberi sanksi terlebih dahulu. Sebagai contoh kecil, jika terjadi pertengkaran hebat antara suami istri dan sulit untuk disatusamakan lagi, sama - sama merasa benar, dalam arti keduanya sama-sama keras, sedangkan proses kearah perceraiannya juga tidak serta merta, bisa langsung cerai dalam arti cukup panjang proses persidangannya, maka mereka akan terus berseteru oleh sedikit saja percikan api.

Begitu pula tatanan kehidupan di tingkat berikutnya, yaitu diatasnya, terdiri dari beberapa keluarga dalam satu lingkungan, yang disebut Rukun Tetangga atau disingkat RT, lalu tingkat berikutnya Rukun Warga atau RW /RK. . Kita sangat mengenal istilah RT dan RW ini tanpa harus menterjemahkan secara ilmiah kepada masyarakat, mereka sangat paham dan akrab di telinga, karena mereka terbiasa bersentuhan dengan yang namanya ketua RT dan RW dalam berbagai urusan admin kependudukan. Betapa Kita dapat melihat, didalam persentuhannya, sangatlah kental esensi dari fungsi yang sebenar - benarnya sebuah kehidupan sosial kemasyarakatan dan berjalan secara alamiah.

Berbeda nanti pada tingkat berikutnya, yakni tingkat, kelurahan, kecamatan hingga tatanan kenegaraan / pemerintah, kepengurusan di pemerintahan daerah di masing - masing wilayah, di setiap tingkatan. Dan mungkin saja ditemukan tersisa hanya sedikit terasa berbeda di beberapa tempat atau titik, yakni daerahnya masih terlihat satu pemandangan asri dan asli pada tingkatan desa atau dusun.


Inti dari substansi yang mau disampaikan dari judul diatas adalah jika ingin mencapai kehidupan yang haromis berlandaskan kebersamaan dan kesamaan VISI dan MISI, hanya dengan mengembalikan manusia kembali kepada fitrah penciptaannya sebagai mahkluk sosial,yakni satu sikap hidup saling ketergantungan satu dengan yang lain tanpa ada rasa, yang satu merasa lebih dari yang lain, dan tanpa pula embel-embel nama sebagai pengukuhan kumpulan komunitas terbatas.


Pesan renungan bagi diri penulis. Tidak ada satupun dari sebuah komunitas baik yang diresmikan berbendera atau tanpa bentuk yang menstimulir emosi anggotanya ( untuk mencapai hasrat orang tertentu di dalamnya ) dapat menggapai tujuan hidup bahagia bagi anggotanya..selama- lamanya...tidak akan pernah...