Thursday 10 June 2010

The POWER OF CINTA

The POWER OF CINTA


THE LOVE, CINTA, mungkin sejak manusia ini ada hingga sekarang CINTA slalu ada, manusia boleh silih berganti lahir dan mati, CINTA tak pernah mati, berawal dari CINTA kehidupan dimulai, lalu berbiak terus menerus memenuhi ruang di sepenjuru alam raya ini.

The POWER of LOVE, THE POWER of CINTA, Kekuatan Cinta, tak seorang pun mampu membuat bendungan besar untuk merintangi arusnya, ketika cinta mulai tumbuh pada sepasang manusia. Prahara akan datang menampar muka siapa saja pihak - pihak yang turut ikut campur tangan merintanginya, cepat atau lambat. Nampaknya sekarang ini, masanya sudah berubah, masa globalisasi & transparansi, mendorong dampak dari praharanya menjadi begitu cepat dan sangat significan

Kisah cinta Alter - Jane yang mengharu biru adalah bukti, satu dari jutaan contoh bagaimana ketika cinta mulai bekerja, ketika cinta sudah menunjukan ujudnya sebagai bentuk perlawanan.

Sikap orang tua, satu sisi, bisa dimengerti, toh setiap orang tua slalu menginginkan yang terbaik buat buah hatinya, maka mereka dengan segala upaya, akan memberikan semuanya yg terbaik, apalagi urusannya ini jodoh, urusan masa depannya, jadi harus dilihat dulu bibit bebet bobotnya, sebagai satu warisan feodal.*
Disisi lain sikap orang tua yang over possessive, over protective & possed by a spirit centrist / inherited centris, sadar atau tidak telah membutakannya akan kekuatan cinta. Dan dikala kedua sisi ini berpadu menjadi prinsip keukeuh orang tua, maka PRAHARA sedang melaju menghantam prinsip keukeuhnya.

Keukeuh ( keras kepala) istilah basa sunda gaul, prens (friends). Kalo kata basa jawa gaulnya, ngeyel, in EYD kokoh pendiriannya.

Satu sikap untuk melegalkan kekeukeuhanya adalah pengalaman hidupnya, jelas karena lahir duluan, tahu duluan. Yang kadang tidak sadar belum tentu pinter duluan, Hehe, maaf ya buat para orang tua.

Soal pengalaman hidup, walau bagaimana, harus diakui orang tua punya segudang pengalaman yang bisa dijadikan bekal buat anaknya, agar kelak masa depannya tidak seperti mereka, harus lebih baik, kalaupun gagal minimal sama atau satu tingkat diatasnya keadaanya nanti dengan keadaan orang tuanya sekarang.

Manusia boleh berencana tapi alam dan dirinya atas mauNYA tidak slalu berkehendak sama sesuai dgn rencana. Dan ketika Sikap keukeuh ini bertabrakan dengan cinta anaknya pada kekasihnya, yang sudah menyelubungi aliran darahnya. Siapa yang harus dipersalahkan?

Haruskah orang tua yang mengalah atau anaknya?

Agar kelak tidak di stempel sebagai anak yang durhaka.

Lihat bagaimana kisah cinta Jane-Alter menjadi satu kasus, mungkin banyak jane dan Alter lainnya?

Tidakkah bisa dilihat dan dimengerti, bagaimana cerita roman kisah cintanya Romeo dan juliet yang menjadi simbol cinta itu?

Jika, orang tua melihat ini sebagai kesalahan anak, lho kalo anaknya yang salah, bukankah sejak lahir hingga siap diserahkan atau menyerahkan kepada pasangan hidupnya, adalah kewajiban orang tua untuk mendidik anak2nya?

Jadi ini salah siapa?

Saya tidak akan pernah lupa dengan kutipan pilosofi dalam pilem (film) gladiator, couse sangat berkesan sekali,

KATA KAISAR ROMAWI:

"PUTRAKU MAAFKAN AYAH, INI KESALAHAN KAMU SEBAGAI ANAK DAN KEGAGALAN KU SEBAGAI ORANG TUA"




Lengkapnya nonton saja sendiri. Artinya, seorang kaisar dengan ksatria mau mengakui bahwa dia gagal dalam mendidik anaknya.

So, dibuntut ada penyesalan, sesal kemudian tiada guna, tapi tetap saja akhirnya berujung pada penyeselan, menyesal menyesakkan dada.

Kenapa harus dimunculkan kepermukaan dulu, yang pada ujungnya isi permukaan itu meratap menangis menapar orang tua dan keluarganya, seakan membalikkan situasi?

Bisa dibayangkan tidak, bila cinta ini lahir dan tumbuh menjadi besar terhadap kecintaannya pada tanah air, bukan kaya cintanya om2 omdo, tapi cintanya itu berujud kedalam tindakan menjadi satunya kata dan perbuatan?

Seperti kaya Soekarna, M. Hatta dan tokoh nasional kebangsaan yang lainya dibuang kemanapun, tetap saja kembali dalam keadaan sehat wal-afiat, malah semakin bertaji dan bertaring cintanya pada negeri ini.

Setiap periode masa berdasarkan catatan sejarah berita, selalu lahir segelintir manusia - manusia dengan kecintaaanya pada negeri ini begitu hebat, namun sayang, kebanyakan hidupnya hanya sebentar, tergerus oleh segerombolan srigala, ada yang berkalang tanah meninggal dengan tenang, ada juga yang dipaksa meninggal oleh - olehnya.

Jika kekuatan cinta pada negeri ini ditanamkan sejak usia dini pada semua putra putri Indonesia, kemudian dipupuk dan dirawat, hingga tumbuh dengan sendirinya benih-benih cinta yang kemudian menjalar menjadi darah dan jiwanya. Yakin, tak ada satu negara pun yang berani mengintervensi semua kebijakan yang berlaku di negeri ini, Tak perlu lagi ada lembaga KPK, Polisi pamong praja dan Bareskrim, kecuali Polisi lalulintas dab TNI.. MAU??

Well, saya ngantuk, mau bobo.

SEMOGA KECINTAAN KITA PADA NEGERI INI TAK LUNTUR OLEH ZAT PEMUTIH APA PUN

on my FAcebook:http://www.facebook.com/ahmad.hanafiah/note.php/notes.php

No comments: