Entah dari mana muncul istilah " ORANG BAIK SERING TERSAKITI", kemudian ini menjadi stempel bagi orang - orang yang merasa sudah berbaik lalu dikecewakan dan menjadi arena manis bagi sebagian besar pendakwah yang membawa kebenaran.
Mereka pendakwah sering menyebut dengan apa yang dibawanya adalah sebuah nilai kebenaran. Dan jika mau melihat dari sudut bahasa, kata kebenaran ini bernilai abstrak, kenapa abstrak ?
Tidak jelas kepastiannya. Sehingga tidak jarang pendakwah sering memberi contoh - contoh yang abstrak , itu sekedar menenangkan hati - hati yang sedang galau, marah dsb.
Jadi boleh dong apa yang disampaikannya hanyalah pemanis dari sebuah arena manis pendakwah. Dikatakan demikian karena dari sudut mereka alQuran itu nilai sebuah kebenaran.
Sungguh ini sangat kontradiktif dengan surat 1 ayat 2 alQuran, disitu jelas sekali menggambarkan, bahwa alQuran itu adalah Nilai benar dan salah, benarnya pasti dan salahnya juga pasti.
Jadi alQuran bukanlah nilai kebenaran.
"ALQURAN itu NILAI HIDUP BENAR DAN SALAH dariNYA"
Akibat nilai alQuran yang dirusak menjadi sebuah nilai kebenaran, ujungnya melahirkan umat sentimentil, rapuh tidak tangguh menghadapi gelombang hidup.
Disaat diberi kesenangan gembiranya bisa meluap-luap.
Disaat diberi kesusahan sedihnya meratap - ratap neski ratapannya didalam hati.
Seperti yang contoh pada pada orang yang merasa dirinya adalah " ORANG BAIK SERING TERSAKITI".
Orang baik sering tersakiti ini bahkan dicontohkan dalam drama / sinetron yang mempermainkan sentimentil qalbu para peminatnya, kemudian pikirannya menghubung- hubungkan apa yang dilihatnya dalam drama / sinetron dengan apa yang pernah dialaminya atau yang dialami oleh orang - orang yang ada dalam kehidupannya , maka kloplah sentimentil sinetron dengan pikirannya.
Tambah lagi dilegalisir oleh wejangan dari para pendakwah yang sedang membangun identitas diri dan yang sudah exist dakwah jadi mata pencahariannya.
Dan seumumnya orang - orang seperti inilah yang dicari para pendakwah. Mereka yang merasa tersakiti itu kemudian dielus - elus oleh pendakwah dengan kata sabar, kata semangat, kata pemanis yang mempermainkan qalbu orang tersakiti dengan dibuatkan contoh-contoh ceritanya.
Sungguh luar biasa pembiasan alQuran ini.
Maka dalam hal ini;
Saya ingin sampaikan pada orang baik , jika orang baik merasa dirinya sering tersakiti, sesungguhnya yang demikian itu bukan benar - benar orang baik.
Karena orang baik itu yang mau hidup dengan alQuran itu tangguh menghadapi semua terpaan hidup, lawannya adalah lemah.
Saya ingin sampaikan juga bahwa orang baik yang sering merasa tertipu itu bukanlah orang baik, yang demikian itu orang yang selalu berhitung dengan segala perbuatannya.
Karena orang baik yang mau hidup dengan alQuran itu tulus dengan apa yang sudah dilakukannya.
No comments:
Post a Comment