Wednesday 24 May 2023

Wahyu Sang Macan Tutul Telah Kembali Dilepas ke Gunung Halimun Salak

Wahyu Sang Macan Tutul Telah Kembali Dilepas ke Gunung Halimun Salak

Wahyu Sang Macan Tutul Telah Kembali Dilepas ke Gunung Halimun Salak










Seekor Macan Tutul Jawa (Pantera Pardus Melas) bernama Wahyu yang berumur 7 tahun, kini sudah dilepas ke habitat alam di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Sukabumi, Jawa Barat, hari Selasa, 23/05/2023. Selama 6 tahun wahyu direhabilitasi, karena pada 2017 lalu sempat masuk ke permukiman warga di Kabupaten Cianjur.







Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat Irawan Asaad menyampaikan, area Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi milik Star Energy Geothermal Salak dinilai cocok untuk habitat baru Wahyu, macan tutul berusia sekitar enam tahun yang dievakuasi dari perkampungan warga pada 2017.


"Di tempat ini pakannya lengkap, sumber air terjaga. Terima kasih kepada Star Energy. Ini bagian dari konservasi keanekaragaman hayati," kata Irawan dikutip ANTARA, Selasa 23 Mei.


Ia mengatakan bahwa pelepasliaran macan tutul jawa merupakan bagian dari rangkaian kegiatan untuk menyongsong Hari Konservasi Alam Nasional 2023.


"Semoga kegiatan ini membuat ekosistem semakin berimbang," katanya.


Manajer Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga (PPSC) Cahyono Hidayat Subekti mengatakan, Wahyu dievakuasi dari Kabupaten Cianjur ketika berusia 10 bulan.


Ia menuturkan bahwa saat itu Wahyu ditangkap oleh warga karena masuk ke lingkungan perkampungan.


Saat diserahkan ke PPSC, menurut dia, Wahyu dalam kondisi lemas dan dehidrasi.


"Semua diikat, satwa sudah lemah dehidrasi. Kemudian kami melakukan perawatan untuk memulihkan kondisi Wahyu," katanya.







Cahyono mengungkapkan bahwa sebelum dilepasliarkan, Wahyu dilatih supaya bisa bertahan hidup di alam bebas.


"Kita buat kandang cukup besar untuk persiapan pelepasliaran. Kita persiapkan dia supaya bisa bertahan hidup... Interaksi dengan manusia dibatasi sekali," katanya.


Ia berharap Wahyu dapat bertahan hidup bersama satwa liar yang lain di Gunung Halimun Salak.


Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indra Exploitasia Semiawan menyampaikan bahwa populasi macan tutul jawa diperkirakan meliputi 200 sampai 400 individu.


Wahyu adalah macan tutul yang dievakuasi oleh tim Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Cikananga pada 2017di Kepolisian Sektor (Polsek) Tanggeung Kabupaten Cianjur. Wahyu dievakuasi setelah sebelumnya berkonflik dengan manusia dan akhirnya ditangkap oleh warga dengan cara memasang jaring dan menjerat macan tersebut menggunakan tambang.


Saat itu, hasil pemeriksaan awal di lokasi menunjukkan, Wahyu masih berusia sangat muda dan diperkirakan berusia dibawah satu tahun. Wahyu juga berada dalam kondisi tubuh yang sangat kurus, lemah, dan terjadi penurunan massa otot yang parah serta dehidrasi parah.


Petugas kemudian menempatkan Wahyu di klinik selama satu minggu pertama untuk memantau kesehatan, asupan pakan, dan perilakunya. Selama proses pemantauan hingga enam tahun, Wahyu kemudian tumbuh dengan baik dan tidak ada komplikasi medis.


"Kita buat kandang cukup besar untuk persiapan pelepasliaran. Kita persiapkan dia supaya bisa bertahan hidup... Interaksi dengan manusia dibatasi sekali," katanya.








Ia berharap Wahyu dapat bertahan hidup bersama satwa liar yang lain di Gunung Halimun Salak.


Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indra Exploitasia Semiawan menyampaikan bahwa populasi macan tutul jawa diperkirakan meliputi 200 sampai 400 individu.


"Kita sedang memperbaharui data dari populasi macan jawa yang sekarang ini. Jadi, kita menghitungnya bukan dari sisi sensusnya, bukan satu per satu macan jawa dihitung, tapi dilihat dari kerapatan populasi," kata Indra.


Sejak awal, Wahyu tercatat sebagai individu yang tidak aktif di siang hari dan langsung bersembunyi ketika mendengar atau melihat orang. Semua pemantauan dan penilaian perilaku dilakukan dengan menggunakan kamera jebak. Wahyu menjadi aktif di pengujung hari sekitar pukul 17.00 dan kembali lagi ke kotak tidur sekitar pukul 06.00.


DOKUMENTASI BALAI TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAIPotret macan tutul betina bernama Rasi yang dilepasliarkan di Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, awal Maret 2022



Kepala PPS Cikananga Cahyono Hidayat Subekti meyakini Wahyu dapat bertahan hidup di habitat aslinya. Kegiatan pemantauan merupakan salah satu aspek terpenting yang harus terus dilakukan setelah pelepasliaran Wahyu agar perilakunya bisa terus dipantau dan diamati, termasuk untuk melihat potensi perkembangbiakannya.


”Satwa liar yang sudah dirawat di kandang potensinya memang sangat sulit untuk dilepasliarkan. Namun, kami sudah berusaha untuk melatih Wahyu agar bisa liar kembali. Semoga Wahyu bisa bertahan hidup dan berkembang biak serta menjadi penyeimbang ekosistem di TNGHS,”















No comments: