Ratusan buruh pabrik di Majalengka diduga mengalami kesurupan massal. Kejadian itu terjadi di wilayah Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat pada Kamis, 6 Juli 2023. Dalam sebuah video yang beredar di lini masa, tampak sejumlah karyawan perempuan histeris hingga terkapar di halaman pabrik.
Kapolres Majalengka AKBP Indra Novianto mengatakan, kejadian bermula dari salah seorang karyawan yang diduga mengalami kesurupan. Hingga kemudian menyebar ke karyawan lainnya. Diperkirakan, jumlah karyawan yang kesurupan mencapai ratusan. Dengan penanganan seadanya, setelah empat jam kemudian keadaan baru kembali kondusif.
“Untuk penanganannya, yaitu dengan cara sesama rekan kerja saling membantu satu dengan lainnya untuk menenangkan karyawan yang sedang kesurupan,” kata dia.
Indra membeberkan dugaan penyebab ratusan buruh pabrik itu yang mengalami kesurupan massal. Menurutnya hal itu disebabkan akibat faktor fisik. Ratusan karyawan tersebut diduga belum sempat sarapan sebelum melakukan perkerjaannya. “Kejadian tersebut diduga akibat karyawan belum sempat sarapan sebelum melaksanakan pekerjaan pada pagi hari,” kata Indra.
Apa Itu Kesurupan Massal?
Membahas soal kesurupan massal, istilah ini acap dikaitkan dengan hal-hal mistis. Namun bisakah kesurupan massal ini dijelaskan secara ilmiah dan apa penyebabnya?
Di Indonesia, kesurupan lazimnya dikaitkan dengan hal-hal gaib. Hal ini lantaran orang yang mengalaminya seolah dirasuki makhluk astral. Tubuh mereka seperti dikendalikan entitas tak kasat mata. Apalagi tak jarang korban biasanya mengaku telah melihat makhluk dari alam lain ketika ‘tersadar’ dari kesurupan.
Faktanya, kesurupan bukanlah fenomena klenik. Secara ilmiah, kesurupan disebut dengan histeria. Istilah ini mengacu kepada gangguan psikologis di mana tekanan dan konflik batin dikonversi menjadi sakit, nyeri, atau mengalami histeria secara tiba-tiba. Gangguan ini biasa dialami beberapa orang dalam waktu bersamaan. Sehingga, bila kesurupan melanda banyak orang maka disebut histeria massal.
Psikiater dari University of California, Los Angeles (UCLA), Gary Small M.D. menjelaskan mengenai terjadinya histeria massal. Menurutnya, ketika merasa senang atau takut, seseorang bernapas lebih cepat dan mengembuskan banyak karbon dioksida. Rendahnya karbon dioksida pada tubuh menyebabkan kesemutan, kedutan, mati rasa, bahkan kejang-kejang. Gejala inilah yang acap terjadi pada korban histeria.
Anehnya, kondisi ini ternyata menular. Garry menyebutkan ketika seseorang mendadak mengalami histeria di keramaian, orang yang berada di sekitarnya juga ikut panik, berhalusinasi, serta merasakan gejala fisik seperti orang terkena histeria massal. Inilah yang menerangkan kenapa bisa ada banyak orang terkena histeria massal atau kesurupan.
Menurut penelitian, wanita cenderung menjadi korban histeria massal. Stigma tersebut dipaparkan oleh sosiolog asal Amerika Serikat, Robert Bartholomew Ph.D. Ia menyatakan wanita kerap menjadi korban kesurupan karena dua hal, yaitu faktor biologis dan lingkungan. Berdasarkan penelitian oleh Psikiater Francois Sirois asal Kanada terhadap 45 kasus histeria massal dari seluruh dunia, dia menemukan bahwa anak-anak perempuan yang memasuki usia pubertas merupakan korban terbanyak histeria massal.
“Perempuan yang memasuki usia pubertas mengalami transisi baik secara fisik maupun mental. Pada fase transisi tersebut, mereka sering terkena nyeri psikogenik. Ini adalah rasa nyeri atau sakit yang timbul akibat dari konflik atau tekanan psikologis. Nyeri psikogenik inilah yang menyebabkan kesurupan kerap menyerang perempuan di usia pubertas,” kata Francois.
Sementara itu, menurut Robert, kesurupan kerap terjadi pada wanita akibat faktor lingkungan yang membuat frustrasi dan stres yang disimpan dalam pikiran. Contohnya, sering bekerja di lingkungan kerja yang sama dan cenderung membosankan. Hal tersebut dapat meningkatkan stres dan menyebabkan frustrasi. Robert menerangkan bahwa kesurupan bukanlah gangguan mental parah. Kesurupan merupakan respons tubuh dan pikiran terhadap tekanan yang dialami oleh seseorang.
“Orang tak perlu terlalu khawatir karena kesurupan biasanya berdampak sementara. Namun masih berlanjut dalam beberapa jam, sebaiknya segera ditangani psikiater,” ujarnya.
Namun, menurut Aha Dua Permata, apa yang dijelaskan oleh Robert Bartholomew Ph.D dan Gary Small M.D bukanlah penjelasan ilmiah tentang kesurupan tadi, itu hanya opini ilmiah dan tidak memnberikan jawaban secara definitif.
Kesurupan adalah istilah dari budaya bangsa Indonesia yaitu kesarukan roh atau jin yang membuat orang yang kesurupan terlihat seperti lazim biasanya, dari gerak mata, gerak bibir bicara dan gerak tubuhnya tidak normal.
Sedangkan kesurupan massal pada waktu bersamaan, ini bisa dilakukan pendekatan pada korban setelah pulih kembali kesadarannya, dengan meminta kejujuran kronologis hingga terjadinya hilang kesadarannya.
Dan hal yang perlu diketahui kehidupan di dimensi lain itu ada ini bisa dibuktikan secara ilmiah dengan mengukur frekwensi dan panjang gelombang.
No comments:
Post a Comment