Sumpah Pemuda, ikrar bersama antar kelompok pemuda harapan diatas satu semangat, yakni menyatukan semangat, tekad, keinginan dan tujuan hidup bersama melebur dalam ikatan kebangsaan. Dipelopori oleh Soegondo dan tercetus ikrar Soempah Pemoeda, yang teks Soempah pemoeda dibuat oleh Muh. Yamin.
Sejarah Soempah Pemoeda sudah banyak yang kita ketahui, dengan berbagai riwayatnya. Disini akan meninjau pada sisi lain, yakni semangat anak muda dan perkataan "Indonesia". Dua hal ini yang menarik untuk digali, karena saat itu sejak tahun 1915, sebutan Indonesia mulai diperkenalkan pemoeda - pemoeda pelajar Indonesia. Yang nantinya melatarbelakangi api kebangkitan Pemoeda Indonesia untuk hidup merdeka, lepas dari kolonialism.
Kebangkitan semangat pemuda pelajar ini tidak lepas dari peran kolonial Belanda, ini seperti senjata makan tuan. Dimana sistim perekonomian sejak peralihan ke abad 19 mulai berubah. Belanda membutuhkan tenaga kerja murah untuk menekan biaya. Untuk mendapatkan tenaga kerja murah yang menempati pos - pos managerial, maka, Belanda membangun sekolah bagi kaum pribumi, agar bisa diberdayakan dalam industri dan jawatan perkantoran, dari mulai juru ketik, pencatat lalulintas barang dan jasa hingga pengatur kegiatan industri dan jawatan.
Sejak itu sebagian pemuda bangsa Indonesia mulai mengenal hurup, tanda baca, meskipun baru terbatas dikalangan tertentu saja. Dari sinilah kemudian pemuda pelajar mulai tersadar akan nasibnya dan nasib bangsanya kedepan. Dari melek baca, membuat semangat membaca mereka kian tinggi, banyak buku - buku bacaan di perpustakaan Belanda pada saat itu yang tadinya hanya orang Belanda, banyak dikunjungi oleh para pemuda. Koran pun menjadi bacaan yang paling diburu oleh para pemuda.
Dari sinilah cakrawala terbentang dalam selaput otak pemuda bangsa Indonesia, yang kemudian membangkitkan semangat perubahan, semangat yang dikobarkan dalam wadah - wadah komunitas.
Dari sini pula istilah Indonesia menjadi bahasa pergaulan saat itu untuk menyebut hindia - belanda. Kata Indonesia itu sendiri diperkenalkan oleh Muh Yamin, setelah belaiu membaca buku - buku history geografis Hindia muka oleh Logan. Dimana sebelumnya usulan Muh. Hatta ditolak oleh Kolonial Belanda tentang penggantian nama terhadap Hindia - Belanda.
Pemuda selalu menjadi pembaru selama cahaya terang benderang melintasi mereka. Mereka akan selalu berbuat bersama dalam kehidupannya tidak pernah bergerak secara individual. Dan akan selalu bangkit membawa obor cahaya baru untuk masa depan yang lebih beradab.
Jadi, jangan coba - coba bersiasat / memperalat pemuda, karena sejarah membuktikan mereka memukul balik tuannya, yang memperalatnya untuk keuntungan tuannya.